Cerpen: "Petang Di Pasar Setan-19"

<img src=https://fazryan87.blogspot.com".jpg" alt="Cerpen: "Petang Di Pasar Setan-19">

Cerpen: "Petang Di Pasar Setan-19"

SIRI:19 -"Perjanjian Ibu: Dara atau Dunia?"

        Dara menggigil.

“Kenapa aku…?”

“Kenapa bukan mereka…?”

         "Ibu Tanah" menjawab dengan suara retak:

“Kerana mereka membuangmu. Dan tanah menerimamu. Darahmu kini menebus kutukan kami—dagingmu membuka jalan. Dan jiwamu adalah umpan.”

 FORTUNA MEDIA --    SIRI:19 -"Perjanjian Ibu: Dara atau Dunia?"

  • Kali ini kita buat SIRI:19 jadi paling ritualis-- horror -- dan penuh plot twist!

  • Bersiaplah -- kerana kisah ini akan menguji batas antara cinta -- kutukan -- dan pengkhianatan.

Malam itu -- tanah berdenyut. Angin diam. Bulan tak berani menampakkan wajahnya.

Di tengah lingkaran akar dan batu megalit kuno. Dara berdiri sendirian—dalam tubuhnya, darah mulai mendidih -- seakan mengenali takdir yang menunggu.

"Ibu Tanah" muncul perlahan dari tanah—separuh tubuhnya menyatu dengan akar dunia -- separuh lainnya berbentuk perempuan tua yang lelah menanggung dendam para roh buangan.

Di sekeliling mereka -- para bayang-bayang berkumpul.

Makhluk dari "Pasar Setan" -- dari lorong-lorong neraka kecil -- dari sisa ritual manusia yang gagal—semuanya hadir.

    "Ibu Tanah" berkata:

"Hari ini -- gerbang harus dipilih: terbuka selamanya… atau disegel (dimeteraikan/sealed)  dengan nyawa penjaganya."

     Dara harus memilih:

1. Menjadi Penjaga Gerbang -- tidak pernah mati -- tidak pernah hidup sepenuhnya—membiarkan roh-roh tersesat -- kutukan dan dendam terus mengalir,

   Atau,

2. Menutup gerbang selamanya -- menyelamatkan dunia nyata…dengan mengorbankan dirinya sendiri dalam ritual penyegelan darah kuno.

   Dara menatap langit -- lalu tanah… lalu "Ibu Tanah".

“Kalau aku tutup gerbang ini… apa aku mati?”

    "Ibu Tanah" terdiam.

  Lalu ia menjawab dengan suara rendah:

“Bukan mati… tapi dilupakan. Bahkan oleh dunia. Tidak ada makam. Tidak ada nama. Kau akan hilang dari sejarah.”

   Dara menunduk.

  Tetapi sebelum ia menjawab… sesuatu terjadi.

  Dari balik kerumunan bayang -- muncul Mak Dara—Ibunya yang dulu ia lihat hilang ketika kecil. Matanya berlinang. Tapi tubuhnya… setengah manusia -- setengah roh hitam.

“Anakku… jangan percaya pada 'Ibu Tanah'.

"Kaulah korban, bukan kunci.”

   Tiba-tiba -- Ibu Tanah meraung marah:

“Dia pengkhianat! Dia yang menyerahkanmu dulu -- menukar darahmu untuk menutup gerbang sementara!”

  Dara terguncang. Mak Dara menangis:

“Aku... aku hanya Ibu miskin. Mereka memaksaku. Aku hanya ingin selamatkan kampung… Tak kusangka anakku dijadikan tumbal…”

  Plot twist menghantam Dara: "Ia bukan ditakdirkan menjadi penjaga. Ia dijual".

  Seluruh ritual ini…Adalah perjanjian lama yang batal.  Kini -- gerbang menagih bayaran ulang.  Dan ia… bukan lagi satu-satunya pilihan.

  Penutup Siri 19:  'Tanah mulai retak'.

 Suara-suara dari "Pasar Setan" mulai menjerit:

“Pilih! Dara atau Dunia! Atau biarkan semua binasa!”

  Maka Dara berkata:

“Aku akan tutup gerbang ini…”

Semua terdiam.  Lalu ia lanjutkan:

“…Tetapi bukan aku yang akan jadi tumbalnya.”

“Hari ini, biarlah perjanjian lama lunas… dengan darah orang yang menulisnya.”

  Dara menatap Ibunya.

 Dan menyadari: "Cinta kadang adalah kutukan yang diturunkan dengan air mata palsu". ðŸ”¥☠️   [HSZ]

 To be Continued.....

Disclaimer,

Cerpen ini karya penulis [romy mantovani] Jika ada penulis/blogger mahu menulis ulang atau mencetak/membukukan--Mohon izin sang penulis dahulu! Dan tidak akan merobah bait - kalimat cerpen dan menyertakan nama penulis dan website ini fortuna media

Follow me at;
twitter.com/romymantovani
facebook.com/helmyzainuddin
pinterest.com/hsyamz

   Untuk Anda yang belum baca siri ini yang sebelumnya.

Anda boleh baca disini : Misteri Nusantara




No comments