Cerpen: "Petang di Pasar Setan-8"

<img src=https://fazryan87.blogspot.com".jpg" alt="Cerpen: "Petang di Pasar Setan-8">

Cerpen: "Petang di Pasar Setan-8"

Seri 8: “Tubuh Ketiga dan Takhta Kegelapan”

"Jika kau ingin mengakhiri semuanya, kau harus turun kembali ke dasar pasar... dan kali ini -- bukan untuk menyelamatkan—tapi untuk menggantikan."

  • Dara menatap ke dalam cermin besar yang tergantung di belakang lapak. Cermin itu kini bukan sekadar benda --tetapi pintu. Di baliknya --Senjana mengulurkan tangan-- namun tubuhnya setengah terurai.

  • Dara melangkah mendekat -- lalu berhenti. Ia sadar --tidak ada lagi pilihan antara hidup dan mati.   Kerana dalam dunia pasar setan—yang kembali memanggil—cinta dan kutukan adalah satu. Dan pintu itu… kini terbuka. 

    Cerpen ini lanjutan dari siri -1/2/3/4/5/6/7: 

FORTUNA MEDIA -- Seri 8: “Tubuh Ketiga dan Takhta Kegelapan”

  Sang Dara melangkah melewati cermin. Tapi bukan kakinya yang melangkah—melainkan sesuatu dalam dirinya yang menarik tubuhnya masuk. Aura udara di dalam dunia cermin itu kental seperti d4rah, dan waktu terasa berjalan mundur.

  Dara mendapati dirinya di sebuah ruang besar berbentuk oval. Di tengah ruangan-- terdapat tiga takhta batu. Di takhta pertama -- duduk sosok tua berjubah arang dengan wajah tanpa mata. Di takhta kedua—Senjana, tubuhnya setengah membusuk. Tetapi mata itu masih sama: lembut dan menusuk.

 Takhta ketiga… kosong.

 Dara menggigil. Suara dari langit-langit gua menggema:

"Tiga tubuh untuk menyeimbangkan kutukan. Satu cinta. Satu penjaga. Satu pengorbanan. Kau… adalah tubuh ketiga."

  Nenek tua penjaga lapak-gerai tiba-tiba muncul dari balik bayangan. Kini dengan bentuk tubuh raksasa seperti akar dan daging yang menjulur.

"Kau harus duduk di sana, Dara. Bila takhta ketiga tetap kosong -- pasar ini akan runtuh. Dan kau bersama Senjana akan binasa. Tapi jika kau duduk—kau menjadi penjaga abadi."

  Dara mencoba mundur, tapi tubuhnya berat. Kalung yang ia kubur di rumah… kini muncul kembali di lehernya. Berdetak. Berdarah.

  Senjana berbicara dengan suara nyaris lenyap:

"Aku pernah jadi tubuh pertama. Aku yang memulai kutukan -- demi cinta. Tetapi cinta sejatimu bukan aku, Dara. Cinta sejatimu… adalah kekosongan. Kesendirian yang kau peluk demi menyelamatkan dunia."

Dara berteriak. Ia menolak. Tapi saat ia lari ke arah cermin keluar -- pintunya mulai menutup. Di belakangnya-- suara takhta ketiga memanggil—merayu.

"Duduklah. Dan abadi. Bersama kami. Dalam cinta yang tak mati, tak hidup, tak hilang."

   Dan Dara…perlahan berbalik.

  Air matanya jatuh. Bukan kerana takut. Tetapi kerana ia tahu—sejak awal. Tidak ada jalan pulang bagi yang jatuh cinta di pasar setan.

   Dengan langkah perlahan… ia duduk.

  Takhta ketiga menyatu dengan tubuhnya. Rambutnya memanjang -- matanya menjadi hitam kelam. Dan dari dada Dara tumbuh akar bercahaya merah.

  Senjana tersenyum. Dan seluruh pasar kembali hidup—dengan Dara sebagai penguasa baru.  [HSZ]

 To be Continued.....

Disclaimer,

Cerpen ini karya penulis [romy mantovani] Jika ada penulis/blogger mahu menulis ulang atau mencetak/membukukan--Mohon izin sang penulis dahulu! Dan tidak akan merobah bait - kalimat cerpen dan menyertakan nama penulis dan website ini fortuna media

Follow me at;
twitter.com/romymantovani
facebook.com/helmyzainuddin
pinterest.com/hsyamz

   Untuk Anda yang belum baca siri ini yang sebelumnya.

Anda boleh baca disini : Misteri Nusantara


   VIDEO: 




No comments