Semangat Mempertahankan Pālësṭīne
Bukan Emosi Kosong#3
FORTUNA MEDIA - Hā∆mā§ – FATAH DAN SOLUSI SATU NEGARA
- Gerakan Hā∆mā§: Gerakan Perlawanan Islam (Hā∆mā§) mengutuk dengan sekeras-kerasnya pernyataan yang dikeluarkan oleh United States Ambassador to Israel, Mike Huckabee, yang mengusulkan pendirian negara Pālësṭīne di sebagian wilayah Negara Perancis sebagai tanggapan atas sikap Presiden Perancis, Emanuel Macron yang menyerukan pengakuan kemerdekaan terhadap negara Pālësṭīne.
Image by google |
- Gerakan Perlawanan Islam (Hā∆mā§) ini menganggap pernyataan tersebut sebagai bentuk penghinaan terang-terangan terhadap Hak-Hak Kebangsaan sah rakyat kami, serta sebagai pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional dan resolusi-resolusi Pertubuhan Bangsa-Bangsa (UN). Hā∆mā§ juga menegaskan kembali keberpihakan penuh Amerika Syarikat terhadap penjajah Z10N1S Isrāhell Laknatullahi 'Alaihim dan pendekatan kolonial-ekspansionisnya (colonial-expansionist).
- Pernyataan memalukan ini mencerminkan adopsi terang-terangan terhadap naratif p3njajah F4sis Z10N1S yang mengingkari hak-hak rakyat kami atas tanah air dan tempat suci mereka, serta menjadi penutup politik atas kejahatan-kejahatan pemerintah regime t3ror1s Netanyahu dalam upayanya memaksakan realiti genocide brutal dan pengusiran paksa rakyat Pālësṭīne (Ahad 01 June 2025 M // 05 Zulhijjah 1446H)
Artikel ini lanjutan dari postingan sebelumnya:
Hā∆mā§ – FATAH DAN SOLUSI SATU NEGARA
Benarkah mereka rela membagi tanah air yang seharusnya milik penuh mereka? Penjelasan dari Hā∆mā§ sudah sering kudengar langsung. Tetapi aku ingin mendengar dari sisi gerakan Fatah—dari orang-orang yang berada di Tebing Barat (West Bank ).
Masalahnya: Aku tinggal di Gāzā. Ramallah ada di Tebing Barat hanya 70 km dari sini. Tetapi seperti dunia yang terputus kerana blokade. Aku tidak bisa menyeberang ke sana.
Namun Qadarullah, pada tahun 2014 aku pulang sebentar ke Indonesia. Saat itu bertepatan dengan kunjungan resmi Perdana Menteri Pālësṭīne, Rami Hamdallah.
Rami Hamdallah, ke Jakarta. Dalam sebuah konferensi pers, aku hadir bersama para wartawan lainnya
Kesempatan itu tak kusia-siakan. Aku langsung sampaikan pertanyaanku di depan umum:
“Tuan Rami, kenapa gerakan Fatah dan Palestinian Authority (PA) menyetujui solusi dua negara? Apa kalian tidak ingin merdeka sepenuhnya?”
Beliau menjawab, tenang namun jelas:
“Sebagai sebuah masyarakat, kami tentu ingin merdeka sepenuhnya. Tapi saat ini, yang kami miliki hanyalah dukungan internasional untuk solusi dua negara. Maka itu yang kami tempuh. Intinya, solusi dua negara bagi kami adalah temporary goal (matlamat sementara), bukan ultimate goal (bukan matlamat akhir).”
Jawaban itu menutup semua keraguan
Hā∆mā§ dan Fatah—meski jalan perjuangan mereka berbeza—tetapi, sama-sama ingin satu hal: Kemerdekaan penuh.
Tapi keduanya juga tahu: Dalam dunia yang dikendalikan oleh kekuatan luar -- idealisme saja tidak cukup. Harus ada strategi. Harus ada pijakan realiti.
Dan kerana itulah, perjuangan mereka patut kita fahami—bukan dihakimi.
- “Jangan dulu bahas kedutaan besar Isrāhell di Jakarta!”
Tetapi bahas bagaimana menghentikan genocide di Gāzā.
Bahas bagaimana memaksa Isrāhell menandatangani pengakuan terhadap Pālësṭīne sebagai negara merdeka — dengan segala konsekuensinya.
- Mereka tidak boleh lagi sewenang-wenangnya membina tembok sekatan/blokade di mana-mana kawasan/wilayah Pālësṭīne.
- Mereka mesti menerima bahawa Pālësṭīne mempunyai hak ke atas sempadannya sendiri - sama ada darat - laut -- atau udara.
- Mereka mesti membebaskan beribu-ribu tahanan Pālësṭīne yang dipenjarakan sewenang-wenangnya.
- Mereka mesti membenarkan Pālësṭīne mempunyai pasukan polis dan tentera yang bebas (militer yang independen)—berdaulat sepenuhnya untuk menjaga tanah airnya sendiri.
- Dan perkara yang paling sukar -- Inilah perkara yang paling mereka takuti:
“Isrāhell harus membongkar puluhan ribu unit rumah pemukim ilegal / haram yang mereka bangun di atas tanah Pālësṭīne sejak 1967.”
Kuala Lumpur, Isnin 02 June -2025 M //
06 - Zulhijjah 1446 H
Author: Muhammad Hussein Gāzā
Editor: Helmy El-Syamza
Follow me at;⭐
twitter.com/romymantovani
facebook.com/helmyzainuddin
pinterest.com/hsyamz

No comments:
Post a Comment