PEMETAAN MASALAH DAN SOLUSI UNTUK BAITUL MAQDIS-5
PEMETAAN MASALAH DAN SOLUSI UNTUK BAITUL MAQDIS-5
FORTUNA MEDIA -- Perang Ini Perlukan Strategi, Bukan Sekadar Simpati.
Kita perlu mulai mendidik umat untuk berfikir strategik dan visioner/berwawasan..
Perjuangan membebaskan Baitul Maqdis bukan misi darurat. Ini bukan projek sosial semusim.
Ini perjuangan seumur hidup. Kalau bantuannya hanya logistik, apa bezanya kita dengan negara-negara Barat? Mereka bahkan lebih disiplin dan konsisten dalam suplai/bekalan bantuan mereka.
Yang tidak mereka lakukan — dan tidak ingin kita lakukan — adalah menguatkan kesadaran umat.
Perjuangan ini memerlukan nafas yang panjang.
Ia memerlukan perancangan.
Ia memerlukan pendidikan.
Ia memerlukan naratif. Ia memerlukan tindakan.
Arahkan Dukungan ke Medan yang Lebih Kuat
Dan itulah yang Z10N1S Isr@hell takutkan!.
Bayangkan:
Jika ada 10 billion rupiah. Kalau semuanya dipakai hanya untuk sembako/makanan asas--dalam waktu satu jam bisa habis. Dan itu hanya meng-cover sebagian kecil dari jutaan warga Gāzā.
Tetapi kalau dana sebesar itu dialokasikan/diperuntukkan juga untuk perjuangan media -- pendidikan -- aktivasi/pengaktifan massa, dan aksi sosial strategik. Maka efeknya akan jauh lebih luas, lebih dalam, dan lebih tahan lama.
Dan itulah yang Z10N1S Isr@hell takutkan!.
Logistik bisa mereka tahan. Kontainer bisa mereka blokir/block.. Tetapi mereka tidak bisa menghentikan kesadaran. Tidak bisa menghentikan konten. Tidak bisa membendung gerakan.
PERJUANGAN INI MEMERLUKAN KESABARAN DAN NAFAS PANJANG
Umat harus bersabar dalam menginvestasikan energi, harta, dan semangatnya untuk perjuangan ini.
Jangan emosional. Jangan buru-buru ingin melihat hasil instan/segera. Dan jangan mudah puas hanya kaerana sudah berdonasi.
Sekali lagi — ini bukan perjuangan logistik. Ini perjuangan peradaban. Dan peradaban hanya bisa dibangun dengan kesabaran -- strategi --dan ketahanan jangka panjang.
AKSI MASSA DAN EFEKTIVITI/KEBERKESANAN PERGERAKAN
Suatu hari -- saya (penusli-red) ditanya oleh seorang mahasiswi dengan pertanyaan sejuta umat:
“Ustaz, apa langkah terpenting umat hari ini untuk Pālësṭīne?”
Biasanya, saya menjawab pertanyaan seperti ini dengan ringan/mudah:
“Tetap suarakan, doakan, donasi/derma, dan boikot.”
Namun hari itu, saya terdiam lebih lama. Saya berfikir lebih dalam.
Saya mulai merasa bahwa jawaban klasik itu tidak lagi cukup.
Demo, doa, boikot, dan seruan dimedia sosial memang penting. Itu semua menjaga semangat dan kesadaran umat.
Tetapi itu bukan langkah strategik. Masih bersifat defensif. Bukan ofensif/menyinggung perasaan..
Padahal dalam strategi perang, kita semua tahu: “Bertahan terbaik adalah menyerang.”
PERLU SERANGAN BALIK, BUKAN HANYA BERTAHAN
Jika kita berbicara langkah strategik. Maka kita harus berbicara lebih spesifik dan lebih terukur. Kita tidak bisa menyamaratakan semua orang.
Harus kita akui: umat ini terdiri dari berbagai segmen — dan masing-masing memiliki medan tempur serta kekuatan unik.
- Langkah strategi Ulama tentu berbeza dengan,
- Langkah strategi pengusaha,
- Berbeza lagi dengan langkah strategi politisi,
- Atau langkah strategi akademik.
Sudah saatnya kita duduk bersama dan menyusun blue print perjuangan yang mencakupi semua kalangan — lintas profesi, usia, dan latar belakang.
DARI PENDIDIKAN STRATEGIK KE MOBILISASI BERSEPADU
DARI PENDIDIKAN STRATEGIK KE MOBILISASI BERSEPADU
Inilah yang melatarbelakangi munculnya ide acara ini:
Mengumpulkan tokoh agama, pengusaha, politisi, dan aktivis dalam satu forum.
Tujuannya satu:
Merumuskan langkah strategi yang nyata, praktikal, dan segera bisa diterapkan. Untuk bisa menggerakkan mereka, dan menyatukan semangat mereka dalam satu derap langkah yang solid, kita memerlukan yang namanya pendidikan strategik.
Pendidikan yang tidak hanya membangkitkan semangat. Tetapi juga mengajarkan cara mengubah spesialisasi kita menjadi kontribusi/sumbangan nyata di medan perang ini. [HSZ]

To be Continued.....
Author: Muhammad Hussein Gāzā
Editor: Helmy El-Syamza
Follow me at;⭐
twitter.com/romymantovani
facebook.com/helmyzainuddin
pinterest.com/hsyamz

No comments
Post a Comment