Cerpen "Petang Di Pasar Setan-15"
Siri 15 – Perut Tanah: Ibu Segala Kutukan
- Pasar Setan mulai runtuh. Kabut menjadi lautan darah. Makhluk-makhluk pasar melolong -- satu per satu menghilang dalam angin. Dara memutuskan:
"Ia takkan jadi korban. Ia takkan jadi pewaris. Ia akan jadi penghancur".
- Dengan kalung di tangan, Dara melompat ke dalam celah tanah—menuju dasar kutukan -- untuk membvnuh Suryadi sendiri.
- Cerpen ini lanjutan dari siri -1/2/3/4/5/6/7/8/9/10/11/12/13/14:
FORTUNA MEDIA -- Ini dia kelanjutan paling mendebarkan dari siri: Cerpen: "Petang Di Pasar Setan"
Siri 15 – “Perut Tanah: Ibu Segala Kutukan” — Saat Dara menemukan rahim pertama pasar. Dan Iblis tertua yang mengukir kalung itu.
Gelap. Sunyi. Basah. Sang Dara jatuh menghantam sesuatu yang kenyal—lantai daging. Bau amis (bad smell) -- menusuk sampai ke otak. Inilah Perut Tanah -- tempat akar dari "Pasar Setan" itu tumbuh dan menyedot jiwa-jiwa. Ia tidak sendirian.
Di tengah ruangan yang berbentuk rongga seperti rahim raksasa -- ada sesuatu yang bernafas. Ia bukan Suryadi. Ia lebih tua. Lebih lapar.
Sebuah sosok wanita raksasa -- tubuhnya ditumbuhi ribuan mata dan tangan. Perutnya terbuka menampakkan ratusan kepala bayi yang menangis tanpa suara. Itulah dia—"Ibu Segala Kutukan"-- pencipta kalung-liontin pertama -- pemakan jiwa-jiwa pertama dari pasar.
Sang Dara menggigil -- tapi kalung di tangannya kini menyala keemasan—melawan kutukan Iblis itu.
Suara Suryadi menggema dari dinding:
"Bunuh dia, Dara! Atau dia akan memakan semua yang kau cintai!"
"Tapi ingat… dia juga Ibumu."
Dara terkejut. Ingatannya terbuka perlahan. Ia melihat masa lalu: "Seorang wanita melahirkan di tengah ritual darah. Anak itu dibawa pergi-- sang Ibu ditelan ke dalam tanah".
Dara… anak kutukan -- darah terpilih.
"Ibu Segala Kutukan" membuka mulutnya—tapi yang keluar bukan suara -- melainkan jeritan semua jiwa yang pernah dibunuh pasar. Tanah bergetar. Lantai daging meronta.
Dara menancapkan kalung ke jantung iblis itu.
Tetapi Iblis itu tertawa.
"Kau fikir darahmu cukup? Pasar ini dibangun di atas pengkhianatan dan keinginan manusia. Selama masih ada orang mencari kekuatan… aku akan selalu hidup."
Tiba-tiba, Senjana muncul—terjatuh dari lubang yang sama. Luka-lukanya makin parah.
Tanpa ragu-- ia-Senjana meraih tangan Dara.
"Kalau darah Dara tak cukup… tambahkan darah sahabatnya!"
Dan bersama -- mereka menancapkan kalung ke pusat-pusar sang Iblis.
Ledakan cahaya. Teriakan tanpa suara. Dan pasar pun runtuh. [HSZ]
To be Continued.....
Disclaimer,
Cerpen ini karya penulis [romy mantovani] Jika ada penulis/blogger mahu menulis ulang atau mencetak/membukukan--Mohon izin sang penulis dahulu! Dan tidak akan merobah bait - kalimat cerpen dan menyertakan nama penulis dan website ini fortuna media
Follow me at;⭐
twitter.com/romymantovani
facebook.com/helmyzainuddin
pinterest.com/hsyamz
Untuk Anda yang belum baca siri ini yang sebelumnya.
Anda boleh baca disini : Misteri Nusantara
VIDEO:
No comments:
Post a Comment