MENGAPA ADA PERASAAN BERDOSA SAAT BERJUALAN?

Salah satu yang menghambat pencapaian nilai cash seseorang adalah enggannya seseorang dalam berjualan. Keengganan seseorang dalam berjualan tentu sangat beragam dan itu normal dan sah-sah saja.

Sebenarnya, semua orang itu jualan, tapi mungkin ada yang vulgar atau ada yang lembut bermodus tak terasa. Atau bisa jadi, kegiatan transaksi itu tidak pernah mereka sadari.

Misalnya seorang staf-karyawan yang merasa tidak pernah berjualan, padahal, seorang karyawan itu menjual kompetensi (competence, ability, authority) dirinya, menjual produktivitinya, yang kemudian ditukar dengan gaji dan insentif.

Seorang Trainer yang merasa tidak berjualan, sebenarnya sedang menjual penampilannya saat tampil. Jika "dibeli", maka peserta dan klien akan puas dan memperhitungkan sang Trainer untuk kemudian diundang kembali ke corporate. Walaupun merasa tidak ada aktiviti menjual yang dilakukannya. Kerana ini adalah undangan langsung dari corporate, tetap saja hal ini adalah berjualan.

Kesimpulannya, setiap orang dewasa yang sedang berjuang hidup mencari penghasilan sebenarnya dapat dipastikan terlibat dalam aktiviti berjualan.

  READ MORE

ENTHUSIASME BISNIS
Intrinsic Motivation "Stick And Carrot Often Dont Works"
Belajar Bisnis Dari Kisah Siti Hajar 'Alaihissalam

Ketika kita sudah memahami bahwa berjualan itu penting dan menjadi pondasi penghasilan, ada sebagian dari sahabat yang kemudian merasa berat untuk berjualan. Obrolan demi obrolan terjadi, hingga akhirnya Saya menemukan sebuah alasan bahwa mereka merasa berdosa saat berjualan.

"Rasanya berat bro, teman sendiri sampai mengeluarkan wang untuk produk yang kita jual, rasa tak tega."
Itulah kalimat yang sering terucap dari mereka yang merasa bahwa berjualan itu berdosa.

Mari kita bahas, apakah sebenarnya berjualan ini berdosa?

Setidaknya, ada tiga pondasi-asas berfikir besar, mengapa berjualan itu tidak berdosa dan malah berpahala :

1. Berjualan sebenarnya hanya tukar menukar nilai yang setara

Jual beli sebenarnya adalah aktiviti tukar menukar sesuatu yang setara. Sebuah pulsa-kredit 10-ringgit ditukar dengan wang senilai 10-ringgit pula. Setara. Dan itu sah-sah saja.

Walau beberapa nilai produk memiliki pelbagai persepsi ghaib yang berbeda satu dengan yang lain, namun ketika seseorang meyakini nilai itu, dan membayarnya, semua jadi setara.

Segelas Teh Ice di kedai kopi dibandrol-dihargai dengan 2- ringgit sementara Ice Tea di sebuah cafe bisa dijual hingga 15-ringgit. Keduanya sama-sama berupa teh manis yang diberi ice-batu. Namun persepsi ghaib keduanya membuat seseorang mahu membayarnya.

Sehingga, berjualan sebenarnya hanya menawarkan sebuah produk yang bernilai. Ada produk yang membawa manfaat, dan kita tawarkan kepada seseorang yang memerlukan. Sederhana saja. Tidak rumit.!

Ada produk yang menurut kita membawa solusi, lalu kita melihat sahabat kita memiliki masalah yang dapat disolusikan dengan produk kita. Maka jual saja produknya. Anda sedang membantu dan menolong orang.

Pertanyaan lanjutan setelah ini adalah :
"Kalau memang niat mahu bantu bro? Kenapa tak digratiskan saja?"
Oke, Saya akan sabar menjawabnya.

Sebuah kebermanfaatan produk harus berbentuk industri agar kebermanfaatannya terus berjalan. Sebuah layanan pendidikan itu membawa manfaat, agar anak-anak kita dapat mengenyam/mendapat pendidikan yang baik. Lalu apa yang terjadi jika sekolah tidak mendapatkan pemasukan-income? Apa yang terjadi jika guru-guru dibayar dibawah taraf gaji dan tidak dapat bertahan hidup dengan gaji yang ada?

Maka guru-guru akan mencari mata pencaharian yang lain, lalu apa yang terjadi pada peserta didik yang diajar oleh seorang guru yang mengajar dengan baki waktu  luangnya?

Begitu juga dengan 'industri training' atau bahkan 'business coaching'.
Sah-sah saja ketika seorang 
counselor bisnis menetapkan tarif atas khidmat counseling dan konsultasi dalam membangun bisnisnya. Kerana seorang owner bisnis memerlukan itu, dan beberapa coach memang benar-benar memfokuskan dirinya untuk mendidik pebisnis. Hidupnya sudah fokus disana. Jadi tak ada yang salah dalam hal-hal berbayar. Bahkan ada yang membayarnya dengan 'sharing profit'.

Dalam beberapa kesempatan, sesuatu yang gratis-percuma menyebabkan beberapa layanan tidak sempurna dikerjakan. Sebuah layanan yang terlalu murah menyebabkan banyak cost operasi dipangkas, sehingga klien tidak terlayani dengan baik.

Oke ya... begitulah makna berbayar dalam sebuah bisnis. Sah-sah saja. Dan kita harus membayar agar senantiasa lestari-sustainable/berkelanjutan.

Bayangkan jika keperluan seseorang akan transportasi digratiskan, dan layanan transportasi tersebut tidak mendapatkan subsidi dari mana-mana. Ya jelas bangkrut.!
Mengosongkan Tangki Harapan Dunia

2. Berjualan sebenarnya membantu orang untuk berbelanja

Hal yang kedua yang ingin Saya sadarkan kepada para pebisnis adalah tentang ketetapan belanja setiap orang. Setiap orang dalam masyarakat pasti meniatkan diri untuk berbelanja. Dan beberapa rumah tangga/household bahkan menetapkan angka-nilai belanjanya setiap bulan.

Kami mahu belanja RM 500 bulan ini.
Kami mahu belanja buku RM 200 bulan ini.
Kami mahu rekreasi/entertainment RM 500 bulan ini.

Maka, berjualan hanya aktiviti untuk membantu seseorang dalam berbelanja. Kerana, walaupun Anda berbelanja atau tidak, mereka tetap membelanjakan wangnya. Dan wangnya akan habis juga.

Lalu, yang harus kita maknai adalah, Apa yang terjadi jika mereka salah membeli buku, salah memilih tempat rekreasi, salah membeli produk?
Maka, jika Anda memiliki produk yang memang berkualiti, bahkan Anda telah memakainya, atau bahkan Anda telah mendapatkan manfaat atasnya, lalu apalagi alasan Anda untuk tidak menjualnya.!

Berhasil closing penjualan ataupun tidak sebenarnya hanya efek samping. Dan itu bukan masalah yang besar. Ketika ada seseorang yang menolak produk kita, berarti mereka bukanlah market kita. Ketika ada yang masih pikir-pikir, berarti mereka memerlukan penguatan. Ketika ada yang menerima, berarti produk kita cocok untuk mereka.

Sederhana saja, tidak perlu merasa berdosa, kita sedang membantu seseorang untuk berbelanja.
BANGUNLAH BISNIS SUKSES DAN KELUARGA BAHAGIA

3. Berjualan adalah kerja menggerakkan ekonomi

Yang ketiga adalah bergeraknya ekonomi. Sebuah kesejahteraan terjadi jika ada arus pergerakan-aliran wang. Bukan banyaknya wang. Sebuah Negara dengan wang yang berlimpah akan menjadi sengsara jika wang masyarakatnya tersimpan dan tidak bergerak terbelanjakan di sektor riil (real sector)

Ketika Anda berjualan buku, maka Anda mendapatkan untung, lalu modal beli buku dibayarkan ke Agen Buku. Setelah itu Agen Buku membayar kembali ke Penerbit. Lalu penerbit membayar pabrik kertas, tinta/dakwat hingga ansuran mesin. Setelah itu pabrik/kilang bergerak, pembuat mesin cetak bergerak dan semua SDM(Sumber daya manusia) yang terkait rantai panjang penjualan buku menjadi hidup kerana mendapatkan penghasilan/income.

Maka, 1(satu) kali closing dalam sebuah penjualan akan mengakibatkan rentetan kesejahteraan pada jutaan orang lainnya. Transaksinya sederhana, hanya Anda dan Customer, tetapi dibalik itu, akan ada jutaan orang yang kemudian teraliri kehidupannya, akibat aksi penjualan Anda.

Masihkah Anda enggan untuk berjualan?
Masihkah Anda ragu untuk menjual sesuatu?
Masihkah Anda merasa berdosa?

Wajar sekali jika kemudian janji langit menganugerahkan keberkahan kepada para pedagang. Kerana para pedagang inilah yang terus menggerakkan kebaikan di masyarakat. Apa kebaikannya : mensejahterakan banyak orang.
SERVANT OF THE PEOPLE:  "BERPURA-PURALAH MENJADI, HINGGA BENAR-BENAR TERJADI"
*****
Akhirul kalam, semoga tulisan ini mengalir keseluruh penjuru tempat. Menyapa hati para penjual yang sedang jatuh mentalnya. Membangkitkan para pedagang yang sedang gelap jiwanya. Menghidupkan semangat para seller yang rindu closing.

Mulailah penjualan dengan semangat berpahala. Tidak akan ada energi positif apabila sebuah proses penjualan diliputi perasaan berdosa.
Lepaskan perasaan buruk itu. Kembalilah mencatat list target market Anda. Bangun rencana penjualan. Dan tawarkan.. jualkan... edukasi... semoga closing yang banyak ya.. Aamiin Ya, Rabbal 'Alamin.
Silahkan forward tulisan ini ketime-line Anda, atau sahabat terkasih Anda.

No comments