ANNE MARIE SCHIMMEL “MUNGKIN Kerana SAYA BELUM MENDAPAT HIDAYAH DARI ALLAH SWT”

<img src="Fazryan87.blogspot.com.jpg" alt="ANNE MARIE SCHIMMEL “MUNGKIN Kerana SAYA BELUM MENDAPAT HIDAYAH DARI ALLAH SWT">

ANNE MARIE SCHIMMEL “MUNGKIN Kerana SAYA BELUM MENDAPAT HIDAYAH DARI ALLAH SWT”

'HAFAL Al-QUR'AN 30 JUZ DAN HADlTS TAK MENJAMIN MANUSIA MENDAPAT HIDAYAH MEMELUK ISLAM'
Kisah nyata ini di tuturkan oleh Habib Quraisy bin Qosim Baharun, Cirebon,Jawa Barat, Indonesia. Dari kisah perjalanannya pada tahun 1996. Saat itu pesawat melintasi daratan Afrika. Diantara penumpangnya Habib Quraisy dan ibu Tua sekitar usia 65-70 tahun berpenutup jilbab di sebelahnya.

“Dimana asal Anda?” Tanyanya. Tahu Habib Quraisy orang Indonesia, dia mengajaknya berbahasa Indonesia dan amat fasih pula. Ibu Tua itu tersenyum bijak sambil berkata “Saya ‘Alhamdulillah’ menguasai sebelas bahasa dan 20 bahasa daerah”. Ibu Tua mulai mengupas pembahasan Al-Qur’an dengan indah dan mahir.

Habib pun penasaran atas kehebatannya menjelaskan Al-Qur’an, “Apakah Ibunda HAFAL AL-QUR’AN ?”  Beliau jawab “Ya, Saya telah menghafal Al-Qur’an dan Saya rasa tidak cukup hanya menghafal Al-Quran sehingga Saya berusaha menghapal Tafsir Jalalain dan Saya pun hafal”

Tidak sampai disitu saja, Ibu Tua itu melanjutkan bicaranya “Namun Al-Qur’an harus bergandingan dengan Hadist. Sehingga Saya kemudian berupaya lagi menghafal Hadist tentang hukum sehingga Saya hafal Kitab Hadist Bulughul Maram diluar kepala"

“Lantas Saya masih belum merasa cukup, kerana di dalam Islam bukan hanya ada halal dan haram tapi harus ada 'fadhailul amal', Maka Saya pilih kitab Riyadhus Sholihin untuk Saya hafal dan Saya hafal”.
Kata Ibu itu menuturkan pendalamannya tentang Islam kepada Habib Quraisy.

Ibu itu kembali bertutur “Di sisi agama ada namanya Tasawuf, maka Saya cenderung pada tasawuf sehingga Saya pilih kitab Ihya Ulumuddin dan sampai saat ini Saya sudah 50 kali mengkhatamkan membacanya".

Ketika Habib mengangkat permasalahan 'Ihya Mawat' yang ada dalam kitab Bulughul Maram, Ibu Tua itu pun menjabarkannya cukup jelas. Ketika Habib membahas tentang 'Hadist Riyadhus Sholihin' maka Ibu Tua itu menyebutkan sesuai apa yang disebutkan dalam 'Kitab Dalailul Falihin' sebagai Syarah Kitab Hadist tsb. Dan lagi Ia menjelaskan masalah psikologi hati berbasis kitab Ihya Ulumuddin pada pasal 'Ajaibul Qulub'. Kembali Habib dibuat hairan akan kehebatan Ibu Tua itu dan menggeleng-gelengkan kepalanya.

    READ MORE
Allah Maha Membalas Setiap 'Amal Baik Yang Anda Lakukan
KISAH KYAI DAN SEORANG WANITA MUDA
Indahnya Cinta Sesama Manusia Kerana Allah SWT

Pesawat akan mendarat di Airport. Ibu itu mengambil beg/tasnya yang ada di kabin. Kerana sudah merasa kenal, Habib membantu menurunkan 3 begnya ke lantai pesawat. SubhaanAllah… Saat Ibu itu menunduk untuk mengambil begnya ternyata keluar dari balik jilbabnya seutas kalung salib.

Seperti petir menyambar di siang bolong, Habib Quraisy menunduk lemah. Ibu itu tersenyum, “Akan kujelaskan padamu nanti di hotel.”

Habib akan transit selama sehari semalam, dan Ibu Tua itu juga. Maka di ruang tunggu dia tunjukkan nombor kamarnya kepada Habib dan berjanji bertemu di ruang lobby restaurant.

Keduanya akhirnya bertemu. Kepada Habib Qurasy ia mengatakan, “Saya bukan orang Kristian, mengapa Saya keluar dari Kristian ?… kerana Saya menganggap Kristian itu hanya dongeng belaka. Dan kalung ini bukan berarti Saya Kristian, tapi kalung ini pemberian Almarhumah Ibu Saya”.

Ia mengatakan bahwa Ia telah mempelajari Agama Kristian, Hindu juga Islam. Ia mengungkap ketertarikannya mengenai keagungan yang ada di balik wahyu Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan Hadits Nabi Muhammad Sallallahu 'Alaihi Wasallam.

“Ibu apa agamanya sekarang ?” Habib bertanya.
Dia katakan “Saya tidak beragama”
“Andai Ibu masuk Islam, begitu baca syahadat, Ibu akan langsung dapat titel Ulama”. Kerana demikian luas ilmu yang dimiliki kata Habib.
Ia menjawab, “MUNGKIN Kerana SAYA BELUM MENDAPAT HIDAYAH DARI Allah”

HAFAL Al-QUR'AN 30 JUZ DAN HADlTS TAK MENJAMIN MANUSIA MENDAPAT HIDAYAH MEMELUK ISLAM
Habib Quraisy meneteskan airmata bersyukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, bagaimana orang seperti dia (Ibu tersebut) yang sudah hafal Al-Qur’an dan lain sebagainya belum Allah Subhanahu WaTa'ala izinkan untuk beriman kepada-NYA. Sementara kita tanpa usaha apapun, telah dipilih oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala untuk jadi seorang Muslim.

Demikianlah kisah ajaib ini. Semoga dapat diambil iktibar betapa bersyukur kita dianugrahi IMAN & ISLAM... dan semakin bertambah kuat sampai ajal menjemput, sehingga kita termasuk orang yang husnul khatimah. Aamiin Ya, Rabbal'Alamin…

 Ibu tua itu namanya ANNE MARIE SCHIMMEL, ahli/pakar terkemuka dalam literature Islam & Mysticism (tasawuf), berkebangsaan Jerman, sebagai professor mengajar di 3 University terkenal di 3 Negara berbeda, dikenal memiliki ingatan 'fotografis'.
Wafat tahun 2003 di usia 80 tahun, entah bagaimana tentang keimanannya di akhir hidupnya. “BETAPA MAHALNYA HIDAYAH. SETINGGI-TINGGINYA ILMU, SELUAS-LUASNYA PENGETAHUAN, SEDALAM-DALAMNYA PEMIKIRAN, DAN SEKUAT-KUATNYA HAFALAN AL-QUR’AN 30 JUZ DAN HADlTS TIDAKLAH MAMPU MENGGAPAI HIDAYAH Kerana HIDAYAH DATANGNYA DARI RAHMAT Allah Subhanahu Wa Ta'ala, SEBAGAIMANA SEORANG HAMBA MASUK SYURGA Kerana RAHMAT-NYA. Tidaklah cukup hafal Al-Qur'an dan Hadist. MasyaAllah. Sujud syukurku pada-Mu Ya, Rabb, atas nikmat hidayah ini.
Adaptasi artikel by Media Ummi/fb
Editor ; HSZ/FortunaNetworks.Com
Kredit Ilustrasi Image; Doc; 
FortunaNetworks.Com

Follow me at;
 

No comments