PUISI, Di antara Sampah-sampah

<img src=https://fazryan87.blogspot.com".jpg" alt="PUISI, Di antara Sampah-sampah">

PUISI, Di antara Sampah-sampah 

i

mereka saling tuding

seakan perang ukraine vs rusia

berdebat sesuatu

tak jelas

hujung pangkal 

ii 

kayak monyetmonyet

berebut hidangan malam

untuk para prajurit 

iii

sang prajurit berkata,

hidangan ini milik kami

dari keringat 

pedang pedang kami

iv

sang komandan 

berkata lantang

aku lebih berhak

atas hidangan ini

dari rampasan

teriakan kami

lalu sang jenderal,

melerai perdebatan 

riuh rendah jeritan

saling tonjok

dan lempar kutukan

vi

tahukah kalian

apa yang mereka perdebatkan

sudah pasti tentang rampasan perang

yang menumpuk ini

siapa yang layak memilikinya

vii

mereka berdebat,

sebab kekecewaan berganti dendam 

lebih beku dari ais yang ditabrak volcanic

dan semua orang dari keturunan Adam dan Hawa

adalah pelakon untuk peran-peran kejahatan

viii 

perdebatan panjang itu

masih berlanjut seketika 

ix

saat seorang lelaki tua

botak dan kumuh 

entah dari mana datang

tiba tiba wujud 

dan berkata,

x

sudah berapa lama

kalian berdebat katanya,

   opini, argumen kalian

satupun tidak bisa

   ku terima. 

xi

lalu menempik,

para prajurit, komandan

dan sang jenderal

xii

apakah kamu

wahai iblis tua

  punya solusi

xiii

sang lelaki iblis berkata,

kalian tetap lah kekal 

di tapak lama..dan

aku yang akan mencari tapak baru 

xiv

di fikir fikir,

yang selalu membuat

kalian bahagia

saat dibahas dan didebatkan

bukanlah tentang kesuksesan

Melainkan hanya

tentang kebodohan

masa lalu

Sebab kita mungkin tidak punya arti apa-apa 

Tapi bukan sampah di antara sampah-sampah.


#alkahfivalley, 22 may 2023

puisi by romymantovani

ilustrasi image by rossem

Disclaimer: Puisi ini karya asli penulis (romymantovani) Jika ada penulis/blogger mahu menulis ulang atau mencetak/membukukan dipersilahkan ! Asalkan tidak merobah bait - kalimat puisi dan menyertakan nama penulis dan website ini fortuna media     RELATED POST

PUISI : Aku Pulang Ke Masa Silam
PUISI, Memory Bersama Buya Hamka
PUISI, Portrait Rohingya Dibalik Tangisan, Tertindas dan Terasing
PUISI | Portrait Rohingya, Terhanyut Jelajah Samudera Benua Impian


No comments