MEGALOMANIA INI MUSUH INOVASI

<img src=https://fazryan87.blogspot.com".jpg" alt="MEGALOMANIA INI MUSUH INOVASI">
Mengapa Hitler hancur di pertempuran Stalingrad?
Dan apa hikmahnya untuk perjalanan bisnis Anda?
 --- simak tulisan dibawah

MEGALOMANIA INI MUSUH INOVASI

FORTUNA MEDIA - Terhenyak ketika membaca penjabaran tentang Netflix, yang dibawakan oleh bro Rendy Saputra yang kini sudah bertitel Ustaz,😍 yang beliau share dari penjabaran Mas Indrawan Nugroho, di channel beliau. Tentang perjalanan Netflix yang menurut saya seperti drama. Indah disimak, seru, dan bisa ambil berjuta hikmah.

Netflix yang mengawali bisnisnya dengan bisnis model penyewaan DVD, harus menyadari bahwa entiti bisnisnya jauh berada dibawah BlockBuster di tahun 2000. BlockBuster yang memiliki 60ribu pegawai dan 8ribu cabang merupakan bisnis penyewaan DVD terbesar saat itu.

Netflix menyadari posisi ini di tahun 2000, dan di tahun ini menawarkan kepada BlockBuster untuk di-akuisi (acquisition). Penawarannya 50 juta USD, namun akhirnya ditolak mentah-mentah oleh BlockBuster. Akhirnya Netflix harus berinovasi melawan raksasa BlockBuster.

Menari-nari merancang bisnis model, hingga akhirnya persilangan revenue terjadi sebelum 2012. Ujungnya BlockBuster bangkrap, dan Netflix berjaya hingga market size 4ribu triliun (rupiah).Lengkap.

  RELATED POST

DUNIA INI KOMPETISI DAN OTAK TIRU-MENIRU
Inilah 4 Cara Melepas Bolts Fikiran


Yang hebat di hari ini, belum tentu hebat terus. Yang besar di hari ini, belum tentu besar terus.

Itulah makna dari AllahuAkbar, Maha Besar Allah, kerana yang berhak besar dan sombong itu hanya Allah saja. Sombong itu pakaiannya Allah. Bukan pakaian kita.

Melihat kisah Netflix ini, saya jadi ingat bahasan geopolitik kekinian, bahwa ternyata Putin dengan Rusianya pernah niat banget masuk NATO di tahun 2000. Sama persis ketika Netflix minta masuk ke BlockBuster. Tapi19px ditolak. Saat ini US dipimpin Clinton. Clinton welcome, tapi majoriti senat dan elite US, enggan menerima Putin.

Putin sadar Soviet sudah hancur berkeping-keping. Rusia baru mulai, Putin ajukan diri untuk gabung saja ke kekuatan dunia, berharap bisa tumbuh sama-sama. Toh, perang dingin sudah berakhir. Tapi ya, namanya entiti besar, Amerika Syarikat tetap saja menaruh curiga, siapa tahu Putin ini cuma akal-akalan saja, akhirnya Putin sendirian dengan Rusianya.

Namanya orang mahu gabung, terus ditolak, akhirnya Putin sadar, harus berjuang sendiri. Hasilnya ya hari ini, NATO kebingungan sebenarnya menghadapi sikap Putin atas Ukraine. Serba salah. Kerana Putin terkenal nekad, punya nuklir.

Yang dulunya kecil dan sendirian tiba-tiba jadi jagoan, Jadi akhirnya seperti hari ini, tidak ada anggota NATO yang berani berbuat pada Rusia. Itu seperti Netflix melesat keatas BlockBuster.

***

Dalam keseharian kita, baik didalam ekosistem bisnis, bahkan dakwah sekalipun, merasa besar dan megalomania ini memang penyakit yang mengerikan.

Saya lebih baik dari kamu.

Saya lebih hebat dari kamu.

Saya lebih besar dari kamu.

Akhirnya hidupnya berada pada posisi halu, walaupun revenue bisnis sudah turun menurun seiring waktu, tetapi tetap saja data fakta lapangan itu dikesampingkan, dan selalu ditepis, dengan meyakini bahwa dirinya besar, hebat, kuat, tak terkalahkan.

Sifat megalomania ini akhirnya berdampak pada ketidak-mampuan untuk berkolaborasi, kemampuan membangun kemitraan. Lebih hobi menciptakan front peperangan ketimbang bersanding beriringan.

Seperti BlockBuster yang akhirnya tidak memperbaiki model bisnisnya, percaya diri betul sama penyewaan DVD fisik, sementara Netflix sudah inovasi ke model lain.

Maka guru kami selalu mengingatkan, guru mulia sering mengatakan :
We Are Nothing, kita bukan siapa-siapa, kita bukan apa-apa, dan kita baru mulai. Itu semua adalah vaksin dari megalomania ini.

Andai BlockBuster tidak Megalomania, maka InsyaAllah BlockBuster punya Netflix hari ini. Kerana jika BlockBuster mengakuisisi Netflix di tahun 2000, itu berarti membeli segenap kompetensi yang ada di Netflix, termasuk kelincahannya. Hari ini bisa selamat dengan melesatnya Netflix.

   READ MORE

Dunia Bisnis Hari Ini Perlukan Pemimpin CEO Revolusioner
APAKAH ANDA MAHU JADI PENONTON ATAU JADI PEMENANG?


Saya pernah punya Mentor, waktu masih aktif mengajar di UMKM ( Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) binaan PT Telkom, direktur Kopentel nya (pengurus Koperasi Pensiunan Telkom -Kopentel) Pak Garuda. Salah satu sosok Pendiri Telkomsel yang menurut saya berani memutuskan mendirikan divisi komunikasi GSM pada masa telepon fixline lagi jaya-jayanya.

Tepatnya tahun 1990an, disaat Telkom berjaya dengan pemasukan dari tagihan telpon rumah, ada sosok yang secara futuristik membangun perasaan anti megalomania, itulah Pak Garuda.

Bersama kawan-kawannya, beliau membangun Telkomsel dengan investasi yang cukup besar, dan dengan cibiran-cemoohan oleh banyak kawan seangkatan : "Untuk apa bangun canggih-canggih begitu?"

Hari ini jika kita lihat perform PT Telkom, size market besar yang menjadi arus utama income PT Telkom adalah Telkomsel. Silakan cek sendiri.

Alih-alih merasa besar, merasa hebat, Pak Garuda dan kawan-kawan memilih berinovasi. Rendahkan hati, kolaborasi, belajar, dan membangun fundamentalnya perlahan demi perlahan.

***

Megalomania ini musuh inovasi, kerana ketika merasa besar, organisasi berhenti berinovasi.

Orang yang merasa besar dan hebat, pasti akan menutup telinga dari masukan info, akan menutup mata dari penurunan, akan mengenyahkan semua data fakta atas kemunduran. Terus saja membangun paradigma kehebatan.

Ini juga penyakit Hitler saat menyerang Stalingard, menginvasi Soviet. Disaat tentara SS sudah kehabisan perbekalan, diterpa musim dingin panjang yang menusuk tulang, pertempuran di Stalingard sangat dipaksakan, dan Stalin saat itu cerdik, cukup menahan pasukan Nazi di Stalingard, mati-matian bertahan. Dan hasilnya turn arround, Perang Dunia kedua berubah wajah, Nazi kelelahan disana sini.

Semua ini tidak terjadi jika Hitler mahu rendah hati mendengarkan kemunduran pasukannya dimana-mana. Sayangnya Hitler memimpin perang ini diatas bukit, di Vila nyaman, ditemani oleh jenderal-jenderal yang selalu beri khabar gembira yang manipulatif. Tidak ada Jenderal di sekitaran Hitler yang berani sampaikan fakta brutal, bahwa tentara mereka kelelahan.

Lagi-lagi, megalomania membuat langkah inovasi pasukan terhenti.

Belajar dari semua kisah ini, merasa kecil, merasa bukan siapa-siapa, merasa tidak hebat, rasanya adalah perasaan yang paling maslahat di dunia yang sangat VUCA hari ini.

Lanjut tentang Netflix, dalam dua hari pun saham Netflix turun 40% akibat hilangnya ratusan ribu pelanggan, akibat selesainya pandemic, berhentinya pelanggan berlangganan. Sebegitu cepat dunia bergerak.

Maka yang besar, Tidak selamanya besar.

Dan yang hari ini kecil, InsyaAllah suatu hari bisa besar, asal istiqomah, sadar diri, mahu belajar, mahu inovasi, tidak kena megalomania.[HSZ]

Adaptasi dari artikel asal Oleh : Ustaz Rendy Saputra (URS-BizNotes)


#
Netflix, #Paramount+, #HBO_GO, #DisneyStar+, #AppleTV, # Hulu, #Copycats, #Hitler, #Stalingard, #Rusia, #Ukraine,

VIDEO :

Buya Dr.Arrazy Hasyim.MA ; Nikmat Paling Berharga Dan Tak Ternilai Harganya Adalah...?

No comments