Inilah 4 Cara Melepas Bolts Fikiran



<img src="fazryan87.blogspot.com.jpg" alt="Inilah 4 Cara Melepas Bolts Fikiran">

Inilah 4 Cara Melepas Bolts Fikiran

Melanjutkan tulisan sebelum ini tentang pemimpin CEO-Revolusioner, InsyaAllah topik tentang kepemimpinan di masa pandemic akan jadi pokok bahasan.

Di situasi pandemi seperti ini, bahkan paska pandemic, pola ekosistem bisnis berubah, kerana perilaku marketnya berubah. Maka mekanisme operasional yang "bekerja" di masa sebelum pandemic menjadi tidak relevan paska pandemic ini.

Kerana itulah, pemimpin bisnis yang punya ke-khasan "menjaga sistem operasional" tidak begitu pas memimpin bisnis yang lagi terhantam pandemic. Kerana yang diperlukan sekarang bukan menjalani SOP, tapi mencari jalan baru yang bisa bikin bisnis kita tetap survive.

Jika bisnis Anda tidak terpengaruh oleh pandemic ya, Alhamdulillah. Pertahankan pemimpin bisnis yang menjaga stabiliti operasional (kestabilan operasi).

Nah... Namun jika bisnis Anda terhantam pandemic, kita perlu menggeser kekuatan kepemimpinan bisnis pada kekuatan revolusioner.

   
READ MORE ; Dunia Bisnis Hari Ini Perlukan Pemimpin CEO Revolusioner



Pertanyaannya sekarang, bagaimana cara kita bisa bangun kekuatan berfikir yang revolusioner, jika selama ini kita berfikir runut-trace, mantab, steady, rapi dan prosedural(procedural).

Kuncinya ada pada melepaskan bolts-baut berfikir. Hehehe... 

Itu yang kita lihat dari beberapa pengusaha yang kita temui, fikirannya ada bautnya. Baut mati malah. Susah benar diputarnya.

(Maaf sebelumnya, saya menggunakan kalimat Inggeris untuk tajuk, "Bolts", jika diterjemahkan kebahasa baku Indonesia, bermakna "baut", kalau ke bahasa Melayu/Malaysia, adalah "mur atau nat". Untuk artikel ini saya memilih penggunaan kalimat "baut" sahaja)

Baut fikiran ini yang membuat para business leader tergagap/stuck menghadapi pandemic. Kerana fikiran hatinya terbiasa fokus tertuju pada pola baku operasional yang ada. Jarang inovasi, jarang berfikir menembus batas, kebanyakan pagar. Jadi kaku.

Kekakuan itu yang kita bisa lihat terjadi di Indonesia, antara syarikat taksi Blue Bird vs Gojek. Harusnya generasi Blue Bird lah yang selayaknya membangun platform transportasi online. Setelah merajai transportasi konvensional, maka wajar bagi Blue Bird untuk melanjutkkannya ke online.

Modal ada. Organisasi siap. Tinggal suntik gagasan dan maju. Namun kan tak kejadian..Ya, kerana memang polanya demikian. Status quo cara bisnis lama itu "membaut" fikiran. 

Fikiran sudah sangat fokus melihat ribuan armada. Hati sudah sangat nyaman melihat ribuan sopir/pemandu berseragam lengkap dengan atribut logo perusahaan. Kerana fikiran sudah terbaut, sulit untuk memikirkan hal lainnya.

   READ MOREINGAT, KINI RING TERBUKA, JANGAN MANJA & BERPELUK TUBUH

Ada beberapa langkah agar kita bisa merelaksasi fikiran kita. Tulisan ini mencoba memberikan tips sederhana agar kita bisa bergerak menjadi pemikir yang revolusioner.

1. Minta petunjuk kepada Allah 'Azza Wa Jalla, bertaubat dan merendah.

Ini yang pertama, air itu mengalir ke tempat yang rendah. Maka idea dan gagasan baik itu akan mengalir ke manusia yang merendah kepada Allah Ta'ala.

Taubat menyadari bahwa diri kita lemah. Pandemic memporak-porandakan mekanisme baku yang sudah berjalan puluhan tahun. Itulah lemahnya manusia, tidak bisa berasa sombong atas dunia ini.

Dengan perasaan taubat ini, hati akan turun egonya, ego yang turun itulah kunci lepasnya 'baut didalam fikiran'. Kerana baut fikiran itu jadi kencang banget salah satunya sebab dari ego.

"Ini udah paling benar, kemarin-kemarin juga begini, tak ada yang benar dari ini".
Baut fikiran begini yang berbahaya di masa pandemic.

2. Keluar dari lingkaran rutin baku.

Jika ingin mendapatkan gagasan baru, maka diri harus diprogram untuk melakukan hal baru. Bukan malah tenggelam pada operasional baku.

Rutin itu melenakan. Mengerjakan hal yang sama berulang kali memang membosankan, namun bagi sebagian orang itu zone nyaman.

Nyaman donk, cukup melakukan hal yang sama, tak usah ada resiko mencoba hal yang baru, tidak harus belajar lagi, tidak harus penyesuaian lagi, cukup mengulangi hal yang sama terus menerus. Nyaman, Selesa.

Maka perlu ada gerakan untuk melawan rutin-stereotype sehari-hari. Cobalah ke kantor/pejabatdengan route yang berbeda. Cobalah duduk di kantor di tempat yang berbeda. Cobalah jalan kaki di track joging yang berbeda.

Cobalah berjalan ke sebuah area baru, malihat area baru, menyimak area baru. Cobalah dengan seksama. Serap informasi yang terserak di alam ini..Secara alami biasanya nanti akan muncul sendiri gagasannya. Akan hadir idea segar. Kerana aktiviti ini.

3. Membaca dan menyerap informasi diluar border fokus konsentrasi.

Selain melakukan aktiviti yang melawan kebiasaan, berikutnya adalah banyak menyerap informasi diluar konsentrasi tema yang biasa kita baca.

Anda bisnis kuliner, biasanya bacaan Anda tidak jauh-jauh dari tema kuliner atau manajamen restoran.

Maka cobalah baca politik, atau buku-buku psikologi, cobalah baca topik-topik ekonomi makro, cobalah baca perubahan-perubahan besar yang terjadi di dunia. Nanti Anda akan menemukan celah gagasan baru, kaerana ada topik-topik baru yang Anda hadirkan di kepala Anda.


4. Membangun diskusi kreatif dengan sosok diluar organisasi Anda.

Diskusi intens dengan team didalam organisasi Anda itu penting. Diskusi tersebut akan menajamkan langkah bisnis di organisasi Anda.

Namun diskusi dengan sosok objektif diluar organisasi Anda juga penting. Kerana kita perlu mata orang lain untuk melihat dari luar. Banyak hal yang luput dari penglihatan kita jika kita hanya melihat dari dalam.

Fikiran kita mentok-stuck, gagasan kita buntu. Wajar, kerana bahan baku informasi kita ya, segitu-gitu aja. Mahu dikejar pakai baca buku atau artikel pun ya tak akan signifikan, kerana infomasi dari buku dan artikel itu sangat mentah. Mengekstraks nya jadi sebuah ilmu mendalam ya, harus pakai pengalaman.

Keperluhan kita pada cara berfikir baru bisa kita potong secara pintas. Cukup ngobrol/bersembang dengan mereka yang ada isinya. Cukup ngobrol dengan banyak orang yang memiliki kompetensi berbeda. Setiap orang pasti ada keunggulannya.

Kepemimpinan Revolusioner itu harus diusahakan. Ia bukan bakat given, ia bisa diusahakan, siapapun bisa, asalkan niat.
Semoga berhasil ya. Memimpin bisnis di masa pandemic.
Silahkan copaste dan forward tulisan ini ke jejaring Sahabat Anda. Semoga manfaat.
Adaptasi & Courtesy Article by Rendy Saputra 

Editor ; HSZ/FortunaNetworks.Com
Kredit Ilustrasi Image;
Rendy Saputra 

No comments