Kisah Tukang Becak, Yang Membuat Nazir Masjid Jogokaryan Menangis Haru

<img src="Ufazryan87.blogspot.com.jpg" alt="Kisah Tukang Becak, Yang Membuat Nazir Masjid Jogokaryan Menangis Haru">

Kisah Tukang Becak, Yang Membuat Nazir Masjid Jogokaryan Menangis Haru 

Masjid fenomenal Jogokaryan, Daerah Istimewa,Yogyakarta, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia.

Masjid yang kas saldonya (cash balance/baki tunai) selalu Rp. 0,(zero)- saat diumumkan.
Jika Masjid lain dengan bangga mengumumkan bahwa saldo infaknya puluhan bahkan ratusan juta rupiah, maka Masjid Jogokariyan selalu berupaya keras agar di tiap pengumuman saldo-infak harus NOL (zero) Rupiah !!

Menurut LKM(Nazir/Pengurus)Masjid, Infak itu ditunggu pahalanya untuk jadi amal sholih, bukan untuk disimpan di akaun Bank.
Pengumuman infak jutaan juga dikhawatirkan akan menyakitkan jika tetangga/kariah Masjid ada yang tak bisa ke Hospital kerana tak punya biaya atau ada anak yang tak bisa sekolah.
Masjid yang menyakiti Jamaah adalah satu tragedi da'wah, sehingga dengan pengumuman saldo infak NOL Rupiah, maka jamaah lebih bersemangat mengamanahkan hartanya.
Masya Allah.
Bahkan Masjid ini malah mensejahterakan warganya dengan fasilitas wifi gratis, ruang olah raga/sukan untuk anak-anak dan dewasa, buka puasa 5000 piring nasi setiap hari selama bulan Ramadhan.
Masjid juga sanggup mencover warganya yang sakit dengan membawa Kartu Sehat Masjid ke Hospital dan Klinik manapun di Jogja.Termasuk memberi hibah Umrah bagi jamaah yang istiqomah Shalat Subuh di Masjid.
إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ فَعَسَى أُولَئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ
“Hanyalah yang memakmurkan Masjid-Masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut kepada siapapun selain kepada Allah. Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk” -
(Al-Qur'an Surah. At-Taubah 18)

   READ MORE

14 MUTIARA NASEHAT DARI IMAM SYAFI'I
Mengapa Istilah 'Islam Moderat' Itu Membingungkan Kita
Tahukah Anda Apa Bedanya Plurality vs Pluralisme Agama?

Satu kisah menarik di Masjid Jogokaryan, Daerah Istimewa,Yogyakarta

“Ustaz, saya mahu infaq untuk Masjid,” kata tukang becak itu sambil menyerahkan enam lembar wang kertas warna biru bergambar I Gusti Ngurah Rai.


“Kok banyak, Pak?” Sang Ustaz tahu, wang Rp 300.000 cukup banyak untuk seorang tukang becak.

“Ini uang BLT(semacam BPN/BR1M) yang baru saya terima Ustadz,” jawab tukang becak, membuat mata Sang Ustadz berkaca-kaca.


“Sudah lama saya ingin menyumbang Masjid ini Pak. Saya tiap hari mengayuh becak di Daerah sini. Cukup jauh dari rumah. Saya sangat memerlukan Masjid untuk ganti baju, mandi dan sebagainya. Awalnya saya pernah ke Masjid lain untuk mandi, tapi kemudian saya dimarahi. ‘Masjid ini bukan tempat mandi!’”


“Lalu saya datang ke Masjid ini kerana dengar dari teman, Masjid Jogokariyan sangat ramah untuk siapa saja. Dan saya membuktikannya. Saya mandi pagi dan siang hari tidak ada yang memarahi. Bahkan dipersilakan jika perlu sesuatu. Saya jadi suka dengan Masjid dan suka Shalat jamaah, Ustaz. Sejak saat itu saya sangat ingin berinfak untuk Masjid ini jika punya wang. Dan Alhamdulillah sekarang saya dapat BLT.”


Sang Ustadz tak kuasa menahan tangis kerana haru.


Ibrah dari Kisah  Infaq Tukang Becak


Dari kisah infaq tukang becak ini, DKM atau Nazir Masjid perlu mengambil ibrah. Bahwa semestinya Masjid itu melayani umat dan menjadi solusi. Dan ketika pelayanan Masjid dirasakan oleh umat, mereka merasa memiliki, dan dengan ikhlas berinfaq kepada sesuatu yang mereka cintai.


Ustaz Muhammad Jazir, Ketua DKM Masjid Jogokariyan yang menjadi saksi ketulusan tukang becak itu mengungkapkan, pada tahun 1999, infaq di Masjid Jogokariyan hanya mencapai Rp 8.640.000 setahun. 


Setelah pelayanannya diperbaiki, infaq meningkat menjadi Rp 43 juta setahun pada tahun 2000-an. 


Meningkat terus pada kurun 2006-2008 menjadi Rp 225 juta per tahun. Lalu Rp 354 juta pada 2010.(1 juta= RM350-400)


Dan kini, untuk infaq buka puasa saja mencapai milyaran rupiah.

(1 milyar= 100 juta rupiah) Kedua, kita semua juga bisa mengambil ibrah dari tukang becak. Yang sangat ingin berinfak. Ia menunggu-nunggu bila punya wang untuk berinfak. 

Dan saat menerima BLT, ia menginfakkan semuanya.


Bisa jadi, tukang becak itu telah melampaui kebajikan kita kerana ia menginfakkan wang yang sebenarnya sangat ia perlukan.


Wang yang sebenarnya sangat ia sukai ketika mendapatkannya.


Kisah infaq seperti ini hendaknya menguatkan kembali semangat kita untuk berinfaq. 


Yang dengannya kita bisa mencapai kebajikan yang sempurna. 


Yang dengannya kita mendapatkan cinta dan pertolongan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. 


Yang dengannya musibah tercegah dan bahagia hadir dalam jiwa. 


Dan dengannya semoga kita mendapatkan ridha-Nya dan dijadikan ahli syurga. 


Inilah Pelajaran yang sangat berharga untuk dipetik dan diterapkan di masjid lain bahwa masjid harus melayani jamaahnya dengan baik dan ramah, dan menjadi solusi masalah yang dihadapi jamaah.

Semoga bermanfaat 😇👍

Courtesy to resource

No comments