Serial Kebangkitan Ekonomi Kaum Muslimin [Part 2]

'MEMBACA PEMBEBASAN'

Pusat pemerintahan Islam di Bandar Madinah di kelilingi oleh teritori imperium (imperial territory/wilayah kerajaan) besar seperti Romawi (Rom) dan Persia (Parsi). Keduanya merupakan kekuatan super-power saat itu.

Dalam kurun waktu hampir bersamaan, yakni sekitaran tahun 13-14 Hijriyah, keduanya berhasil dipukul mundur oleh Ummat Islam. Perang Yarmuk di Syams, dan perang Qodhisiyyah di Parsi. Keduanya berhasil membebaskan kedua wilayah tersebut dari kezaliman sistem.

Puncaknya sekitaran tahun 40H, atau awal dari Dinasti Bani Umayyah,
Wilayah kekuasaan Islam berada diatas kurang lebih 20 juta KM persegi cakupan/jajahan, dengan setara 54 Negara Timur-Tengah hari ini.

   READ MORE

Serial Kebangkitan Ekonomi Kaum Muslimin [Part 1]
RUANG PERSAINGAN BISNIS SUDAH BERUBAH
Mengosongkan Tangki Harapan Dunia
BANGUNLAH BISNIS SUKSES DAN KELUARGA BAHAGIA
Perlu ada pembacaan yang mendalam dari masifnya misi militer ini.
Hal yang terlupakan dalam pembacaan gelombang pembebasan ini adalah betapa SEJAHTERA nya kehidupan Kaum Muslimin saat itu.

Jumlah Pasukan Kaum Muslimin yang diutus dalam misi pembebasan tersebut berkisar 30ribu sampai-dengan 40ribu pasukan per-misi. Maka jika pasukan yang menyerang Parsi dan Syams dikumpulkan, jumlah nya bisa lebih dari 100ribu Pasukan. Termasuk misi-misi kecil di beberapa wilayah.

Memobilisasi pasukan sebegitu banyak, dalam perjalanan tempoh berbulan-bulan, tentu memerlukan pasokan/suplay materi yang teramat besar.

Pertama pendanaan misi pembebasan itu sendiri.

Logistik pasukan, senjata, bahan makanan, hingga kendaraan perang untuk mobilisasi sangatlah diperlukan. Maka dapat dibaca bahwa Baitul Maal Kaum Muslimin saat itu berdaya dalam pembiayaan. Hal itu berarti Kaum Muslimin berdaya dalam zakat dan infaq.

Kedua adalah keluarga yang ditinggalkan berjihad.

Ini menjadi tanggung jawab Daulah Islam saat itu. Kita bisa membayangkan bagaimana ratusan ribu keluarga Mujahid ditopang ekonominya oleh Negara.
Ini bukti bahwa di masa-masa itu Ummat sangat sejahtera.

Ketiga adalah solidity masyarakat.

Ketika masyarakat merasa terlayani dengan baik. Negara hadir dalam memberikan jalan-jalan penghidupan yang berkah. Maka rakyat akan loyal/setia pada Negara. Dan Umat Muslimin tidak mudah disusupi atau dibeli oleh musuh.
Sebuah Bangsa akan rapuh saat Warganya banyak yang miskin, begitupun sebaliknya.
Silahkan copypaste dan forward tulisan ini ke jejaring sahabat Anda.
Semoga bermanfaat.
=====
Courtesy artikel to Rendy Saputra (Sulaiman Institute)
Editor ; HSZ/FortunaNetworks.Com
Kredit Ilustrasi Image; Doc; 
FortunaNetworks.Com
Follow me at;
 

No comments