Nader Saleh Mamdouh Sadaqa: "Sosok Etnik Samaritan yang Menerobos Tembok menuju Kebebasan"
“Kami, kaum Samaria, adalah bagian dari Pālësṭīne. Gunung-gunung ini mengenal kami semua — dengan nama lama maupun nama baru kami.”
1. Siapakah Nader Saleh Mamdouh Sadaqa?
- Nader Saleh Mamdouh Sadaqa dilahirkan pada tahun 1977. palestinechronicle.com+3alquds.com+3The Palestinian Information Center+3
- Beliau berasal dari komuniti Samaritans (“Samaria”) — satu komuniti agama etnik kecil (minoriti) yang tinggal di sekitar kawasan Mount Gerizim (Gunung Gerizim) dan kawasan Nablus, Tebing Barat.(West bank). ynetglobal+2alquds.com+2
- Beliau didakwa dan dipenjarakan oleh pihak penjajah Z10N1$T Isrāhell Laknatullah "Alaihim selepas melakukan aktiviti yang disifatkan serangan terhadap sasaran penjajah Z10N1$T Isrāhell. ynetglobal+1
- Setelah menjalani lebih 20 tahun dalam tahanan, beliau dibebaskan pada 13 Oktober 2025 sebagai sebahagian daripada pertukaran tahanan antara penjajah Z10N1$T Isrāhell dan pihak Pālësṭīne. The Palestinian Information Center+1
- Walau bagaimanapun, menurut sumber, setelah pembebasan beliau dideportasi ke Mesir dan tidak dibenarkan pulang ke Tebing Barat. ynetglobal+1
-
Istilah Samaria (atau “Samarian Highlands” / bukit-bukit Samaria) merujuk kepada wilayah tengah Tebing Barat (West Bank), Utara Pālësṭīne, antara kawasan bukit tengah di wilayah Pālësṭīne.. Bible Mapper+1
-
Kawasan ini termasuk bandar seperti Nablus (dulu dikenal sebagai Shechem) dan gunung-gunung di sekitarnya seperti Mt Gerizim dan Mt Ebal. Bible Atlas+1
-
Dalam bahasa Arab dan konteks semasa, kawasan ini sering disebut sebagai “Shomron” (בצפון השומרון) atau “Samaria” oleh segelintir penganalisis politik/wilayah Isrāhell -Pālësṭīne.
-
Jadi jika Anda mendengar “daerah Samaria”, ia merujuk kepada kawasan yang secara geografi ialah bukit-bukit tengah di Tebing Barat Utara, di sekeliling Nablus.
Ringkasan peta & titik penting
-
Kawasan Samaria (Shomron) — merujuk kepada bukit-bukit tengah di bahagian Utara Tebing Barat, sekitar bandar Nablus (Shechem) dan lembah sekitarnya. Kawasan ini mengandungi banyak kampung Pālësṭīne, beberapa penempatan Isrāhell, serta tapak sejarah seperti Mt. Gerizim dan Mt. Ebal. Wikipedia+1
-
Mount Gerizim (Gunung Gerizim) — gunung suci bagi komuniti Samaritan, terletak selatan bandar Nablus, ketinggian ≈ 881 m. Koordinat anggaran: 32.2008°N, 35.2731°E. Di lereng dan puncaknya terletak kampung Samaritan moden dan tapak arkeologi.
-
Kiryat Luza (Luza) — kampung Samaritan utama di lereng Mount Gerizim; kini menempatkan hampir separuh populasi Samaritan dunia. Ia adalah pusat komuniti Samaritan di Tebing Barat (Area B). Pada peta ini ia muncul tepat di punggung Gerizim, menghadap bandar Nablus. Wikipedia+1
-
Komuniti Samaritan lain — separuh lagi komuniti Samaritan tinggal di Holon (kota dalam Isrāhell berhampiran Tel Aviv). Jadi komuniti Samaritan kini berselerak: satu komuniti di Kiryat Luza / Mount Gerizim (Tebing Barat) dan satu di Holon (Isrāhell). Wikipedia
CAKRAWALA NEWS -- Nader Saleh Mamdouh Sadaqa (Nader Sadaqa): Orang Asli Samaria yang Menembus Tembok Menuju Kebebasan
Pada pagi hari tanggal 13 Oktober 2025, Nader Saleh Sadaqa melangkah keluar dari gerbang penjara, setelah 21 tahun berada di balik jeruji besi penjajah Z10N1$T Isrāhell Laknatullah "Alaihim.
Wajahnya menyimpan kelelahan dari tahun-tahun panjang penantian, tetapi sorot matanya tetap memancarkan tekad yang tak pudar.
Momen kebebasan itu bukan sekadar akhir dari masa hukuman, tetapi penutup satu bab dari kisah Pālësṭīne yang unik — kisah seorang lelaki dari kelompok minoriti yang percaya bahwa cinta tanah air jauh lebih luas dari sekat-sekat identiti sempit.
Putra Gunung Gerizim
Nader Sadaqa lahir pada tahun 1977 di lereng Gunung Gerizim, di kota Nablus, di tengah komuniti kecil kaum Samaria/Samaritan yang masih berpegang teguh pada tradisi kuno mereka.
Ia tumbuh dalam lingkungan minoriti yang berbicara bahasa Ibrani kuno dan Arab, hidup di antara dua dunia — tetapi tidak pernah terpisah dari penderitaan dan perjuangan rakyat -Pālësṭīne di sekitarnya.
Nader sering berkata kepada teman-temannya:
“Kami, kaum Samaria, adalah bagian dari Pālësṭīne. Gunung-gunung ini mengenal kami semua — dengan nama lama maupun nama baru kami.”
Di sekolah-sekolah Nablus, ia dikenal sebagai anak yang pendiam, gemar membaca dan mencintai sejarah. Namun kota yang hidup di bawah penjajahan tidak memberi ruang panjang bagi masa kanak-kanaknya.
Pada masa Intifadah pertama, Nader Sadaqa termasuk di antara para remaja yang melempar batu ke arah tentara bersenjata Z10N1$T Isrāhell Laknatullah "Alaihim.
Dan pada Intifadah kedua, namanya mulai dikenal luas di jajaran Jabhah Sya'biyah / Front Populer untuk Pembebasan Pālësṭīne (PFLP), tempat ia menonjol sebagai komandan lapangan dalam Brigade Abu Ali Mustafa.
Jalan Menuju Penjara
Pada tahun 2004, setelah dua tahun menjadi buronan pasukan penjajah Z10N1$T Isrāhell Laknatullah "Alaihim menangkapnya dalam operasi militer besar di Kemp Pengungsi Ain Beit al-Ma’.
Ia dituduh bergabung dengan organisasi terlarang, merencanakan operasi militer, dan terlibat dalam serangan terhadap tentara Z10N1$T Isrāhell Laknatullah "Alaihim.
Namun bagi Nader Sadaqa, semua tuduhan itu hanyalah pengakuan tidak langsung bahwa ia menolak diam terhadap kezaliman.
Mahkamah militer Z10N1$T Isrāhell Laknatullah "Alaihim menjatuhkan vonis berat:
Enam kali hukuman seumur hidup ditambah 45 tahun tambahan — menjadikannya salah satu tahanan dengan hukuman terpanjang, yang oleh Z10N1$T Isrāhell Laknatullah "Alaihim dianggap tidak akan pernah melihat kebebasan lagi.
Namun di dalam penjara, Nader Sadaqa bukan sekadar angka dalam daftar tahanan. Ia menjadi “Pemikir Penjara”, sebagaimana rakan-rakannya menyebutnya.
Ia mengajar, menulis tentang sejarah, dan selalu ikut dalam aksi mogok makan serta aksi protes massal para tahanan Pālësṭīne. Nader Sadaqa sering berkata kepada kawan-kawannya di sel:
“Penjara tidak membvnuh manusia — ia hanya menyingkap logam sejati dari jiwanya.”
Tahanan dari Kaum Samaria
Kisah Nader Sadaqa begitu unik bahkan di balik jeruji, sebab ia satu-satunya tahanan dari komuniti Samaria di seluruh penjara penjajah Z10N1$T Isrāhell Laknatullah "Alaihim.
Asal-usulnya yang berbeza menarik perhatian media dan pihak penjajah Z10N1$T Isrāhell Laknatullah "Alaihim, namun Nader menjadikannya bukan celah kompromi, melainkan simbol perlawanan.
Ia menolak memanfaatkan identiti asalnya untuk mendapatkan keringanan atau simpati, dan selalu menegaskan:
- “Aku Samaria dalam identiti, Pālësṭīne dalam hati. Penjajah Z10N1$T Isrāhell tidak membezakan darah satu dengan yang lain.”
Dari Kesepian Menuju Cahaya
Berkali-kali ia ditempatkan di sel isolasi dan dituduh berkomunikasi dengan Ahmad Sa’adat, Sekjen Front Populer Pembebasan Pālësṭīne (PFLP) yang juga dipenjara.
Dalam kesendirian panjang itu, Nader Sadaqa menulis banyak renungan tentang kebebasan dan martabat.
Ketika ditanya setelah pembebasannya tentang hari-hari di sel isolasi, ia menjawab tenang:
- “Kesepian tidak menakutkan bagi yang mengenal dirinya sendiri. Aku mendengar nafasku sendiri dan menghitungnya — agar tidak lupa bahwa aku masih hidup.”
Saat Kebebasan Datang
Dalam pertukaran tahanan yang disepakati setelah Perjanjian Gencatan S3njata di Sharm el-Sheikh. Mesir, pasca perang Gāzā, Pālësṭīne nama Nader Sadaqa muncul sebagai salah satu kejutan besar.
Penjajah Z10N1$T Isrāhell Laknatullah "Alaihim sebelumnya menolak membebaskannya dalam beberapa kesepakatan, tetapi kali ini terpaksa tunduk pada syarat-syarat perlawanan Pālësṭīne.
Namun kebahagiaannya tetap dibatasi — keluarganya tidak diizinkan menyambutnya di Nablus, Tebing barat, bahkan tidak boleh merayakan pembebasannya.
Ia dipindahkan secara paksa ke Semenanjung Gāzā, Pālësṭīne bersama sejumlah tahanan lain yang diasingkan.
Di sana, rakyat Gāzā, Pālësṭīne menyambutnya dengan air mata, bunga, dan takbir kemenangan.
Itu adalah momen yang menyerupai keajaiban kecil — seorang lelaki dari salah satu komuniti terkecil di dunia, keluar dari penjara terdalam penjajah Z10N1$T Isrāhell Laknatullah "Alaihim berkat perjuangan bangsanya sendiri.
Setelah Kebebasan
Kini, Nader Sadaqa tinggal di Negeri Mesir, bersama para mantan tahanan yang telah mendahuluinya merasakan kebebasan.
Ia berusaha memulihkan potongan-potongan hidup yang dicuri darinya selama dua dekade.
Dalam pernyataan pertamanya setelah bebas, ia berkata:
- “Aku tidak keluar dari penjara untuk beristirahat. Aku keluar untuk melanjutkan jalan perjuangan bersama mereka yang percaya bahwa kebebasan tidak diberikan, ia harus direbut.”
Di wajahnya tergambar seluruh kisah Pālësṭīne — keragaman, keteguhan, dan kemampuan luar biasa untuk bertahan hidup.
Nader Sadaqa bukan hanya seorang tahanan yang dibebaskan, ia adalah saksi bahwa identiti sejati dibentuk oleh sikap, bukan darah. Bahwa kebebasan, ketika datang, tidak memilih antara Samaria, Muslim, atau Kristian — ia mengetuk setiap pintu dengan nama yang sama:→ Pālësṭīne.
📌 Catatan Editor: Artikel ini di adaptasi dan dengan izin di publish untuk website ini--dari Ya Aqsha Media • Media Berteraskan Islam untuk Dakwah Sejarah Islamiyah dan Ke-Pālësṭīnean• "Learn History, Repeat Victory"• [HSZ] ✨🌵
👉 CTA (Call To Action):
💬 Bagaimana menurut Anda, apakah artikel ini bagus dan bermanfaat? Sampaikan pandangan Anda di kolom komentar dan jangan lupa bagikan/share artikel ini agar semakin banyak orang peduli dengan Negeri Pālësṭīne & Sejarah Islam dan kisah-kisah para Nabi-Nabi عَلَيْهِ السَلاَمُ Radhiallahu 'Anhum 🤲🤲 InsyaAllah 😘 Aamiin Ya Rabbal 'Alamin🤲🤲🤲
Editor: Helmy El-Syamza
Follow me at;⭐
facebook.com/helmyzainuddin
CAKRAWALA NEWS:
https://t.me/cakranews
www.tiktok.com/@romymantovani
twitter.com/romymantovani
TAGS : Kisah Rasulullah International, Islamic World,


.jpg)
.jpg)
.jpg)



No comments:
Post a Comment