Sidang Kemuncak-KTT Qatar: "Antara Retorik VS Real Action Khalifah Harun Ar-Rasyid"
Sidang Kemuncak-KTT Qatar: "Antara Retorik VS Real Action Khalifah Harun Ar-Rasyid"
- "Aku sempat berfikir untuk menulis komen panjang tentang hasil Sidang Kemuncak--KTT Arab (The Emergency Arab-Islamic Summit, held in Doha, Qatar), pada 14–15 September 2025 lepas. Tetapi ternyata komen dibawah ini sudah cukup:
- Hebrew newspaper Haaretz:
- Big Zero--Nol besar-- nilai para pemimpin negara-negara Arab adalah zero/nol, artinya mereka tidak punya nilai. Mereka berada di kotak minus pada peta sistem dunia. Tidak memiliki pengaruh -- tidak punya suara -- tidak punya wajah. Mereka adalah pemimpin yang ditindas oleh kekuatan besar Z10N1S Amerika, dan pada gilirannya mereka menindas rakyat mereka."
- Ke-718 hari, Thufan Al Aqsha...Dan terbukti benar -- para pemimpin umat Islam di zaman ini nol-besar (Big Zero)
CAKRAWALA NEWS - Disebabkan begitu kuatnya kesesuaian (dengan keadaan situasi sekarang) -- Anda merasa seakan-akan Al-Al-Qur’an sedang turun saat ini:
....“Maka orang-orang yang berhijrah -- diusir dari kampung halamannya-- disakiti kerana (membela) jalan-Ku. Mereka berperang dan terbunuh-- pasti akan Aku hapus kesalahan-kesalahan mereka. Dan pasti akan Aku masukkan mereka ke dalam syurga-syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, sebagai balasan dari sisi Allah. Dan di sisi Allah ada pahala yang terbaik.” (Al-Qur'an-Surah. Ali ‘Imran: 195)
Orang-orang Gāzā--Pālësṭīne, mereka berpfikir tidak seperti kita orang-orang kebanyakan (orang awam).
Timbangan mereka bukan soal banyak atau sedikit. Tetapi tentang siapa yang beriman dan siapa yang bukan, kerana Allah Ta'ala berfirman:
.... “Betapa banyak golongan kecil yang mampu mengalahkan golongan besar dengan izin Allah.” (Al-Qur'an-Surah, Al Baqarah 249)
Cara mereka membaca keadaan bukan tentang siapa yang majoriti dan siapa yang miniriti, tapi tentang siapa yang berdiri membela kebenaran. Dan siapa yang terseok-seok (stumbling) membela kezaliman, kerana Allah berfirman:
... “Allah meneguhkan orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat.” (Al-Qur'an-Surah, Ibrahim 27)
Konteks ucapan Khalifah Amirul Mukminin Harun ar-Rasyid kepada Maharaja/Kaisar Rom, Nikephoros (the Roman Emperor Nikephoros)
Konteks ucapan Khalifah Harun ar-Rasyid kepada Kaisar Rom,i Nikephoros bermula dari kebijakan pajak/cukai tahunan (jizyah) yang sebelumnya telah disepakati dengan Empress/Maharani Irene.
Selama masa pemerintahan Empress Irene-- Byzantium, memilih berdamai dengan pemerintahan Khilafah Abbasiyah dengan membayar upeti besar setiap tahun demi menghindari konflik.
Namun, ketika Nikephoros naik takhta, ia menolak perjanjian tersebut. Ia mengirim surat kepada Khalifah Harun ar-Rasyid dengan nada menantang-- menyebut bahwa wang yang diberikan sebelumnya (Empress Irene) hanyalah “pemberian seorang wanita” Dan bahwa ia tidak akan lagi tunduk pada perjanjian memalukan itu.
Mendapat surat itu, Khalifah Harun ar-Rasyid sangat murka. Beliau segera menulis balasan singkat yang terkenal:
“Dari Harun ar-Rasyid, Amirul Mukminin, kepada anjing Rom, Nikephoros. Jawabanku bukanlah apa yang akan kau dengar; Tetapi apa yang kau lihat sendiri!”
Surat itu bukan sekadar ungkapan emosi-- melainkan pernyataan politik bahwa kekuatan Khilafah Abbasiyah tidak bisa diremehkan begitu sahaja.
Khalifah Harun ar-Rasyid tidak ingin Umat Islam dianggap lemah atau mudah dipermainkan.
Apalagi oleh kekuatan RomTimur yang saat itu masih menjadi rival utama di perbatasan Anatolia.
Setelah itu, Khalifah Harun ar-Rasyid sendiri memimpin ekspedisi militer ke Asia Kecil.
Pasukan Abbasiyah berhasil menaklukkan benteng-benteng Rom dan memaksa Nikephoros untuk kembali ke meja perundingan.
Akhirnya, Nikephoros terpaksa menerima kembali perjanjian lama dan membayar upeti seperti sebelumnya.
Peristiwa ini menunjukkan dua hal: keangkuhan Kerajaan Byzantium di bawah Nikephoros, dan ketegasan Harun ar-Rasyid yang tidak hanya memimpin dari balik Istana, Tetapi langsung turun membawa pasukannya untuk menjaga wibawa Kaum Muslimin.
مِنَ المُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللهَ عَلَيْهِ فَمِنْهُمْ مَنْ قَضَى نَحْبَهُ وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْتَظِرُ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلاً
"Di antara orang-orang beriman itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak merubah (janjinya)." (Al-Qur'an-Surah, al-Aḥzāb: 23) صدق الله العظيم
________
Dr. Bilal Matawa‘ — Gāzā--Pālësṭīne
Dalam ayat-Nya, Allah berfirman:
أَفَأَنْتَ تُسْمِعُ الصُّمَّ أَوْ تَهْدِي الْعُمْيَ وَمَنْ كانَ فِي ضَلالٍ مُبِينٍ
"Maka apakah kamu dapat menjadikan orang yang tuli bisa mendengar atau (dapatkah) kamu memberi petunjuk kepada orang yang buta (hatinya) dan kepada orang yang tetap dalam kesesatan yang nyata?" (Al-Qur'an-Surah. az-Zukhruf: 40)
Ayat Al-Qur'an ini menegaskan bahwa harapan Nabi Muhammad ﷺ untuk hidayah di kalangan sebagian besar musuh zamannya telah terputus. Oleh kerana itu, setelah ayat ini datang penegasan janji Ilahi tentang pembalasan terhadap mereka:
Sungguh, jika Kami mewafatkan kamu (sebelum kamu mencapai kemenangan) Maka sesungguhnya Kami akan menyiksa mereka (di akhirat). (Al-Qur'an-Surah. az-Zukhruf: 41)
Atau
"Atau Kami memperlihatkan kepadamu (azab) yang telah Kami ancamkan kepada mereka. Maka sesungguhnya Kami berkuasa atas mereka." (Al-Qur'an-Surah. az-Zukhruf: 42)
Kedua ayat ini memuat janji akan menampakkan agama — baik semasa hidup Nabi Muhammad ﷺ mahupun setelah kewafatan beliau — dan ancaman hukuman atas mereka di dunia sebelum azab akhirat.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala tidak mewafatkan Nabi Muhammad ﷺ sebelum mata baginda terpuaskan dari pembalasan terhadap musuh-musuhnya:
"Dia menundukkan mereka di bawah kekuasaan-Nya, mewariskan kepada beliau negeri-negeri mereka, kampung-kampung dan harta benda mereka".
Dalam terkini, urusan Pālësṭīne yang diberkahi: sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta'ala pemilik segala urusan. Dan kita hanyalah yang diberi amanah di dalamnya.
Maka bisa jadi Allah Azza Wa Jalla menjemput kita sebagai syuhada—pada saat itu Dia akan membalas musuh bagi kami—atau Dia akan memperlihatkan kepada kita apa yang telah dijanjikan-Nya; sesungguhnya Dia Mahakuasa atas mereka.
📌 Catatan Editor: Artikel ini di adaptasi dan dengan izin di publish untuk website ini--dari gensaberilmu.com• Media Berteraskan Islam untuk Dakwah Sejarah Islamiyah dan Ke-Pālësṭīnean• "Learn History, Repeat Victory"• [HSZ] ✨🌵
👉 CTA (Call To Action):
💬 Bagaimana menurut Anda, apakah artikel ini bagus dan bermanfaat? Sampaikan pandangan Anda di kolom komentar dan jangan lupa bagikan/share artikel ini agar semakin banyak orang peduli dengan Sejarah Islamiyah dan kisah-kisah para Nabi-Nabi عَلَيْهِ السَلاَمُ Radhiallahu 'Anhum 🤲🤲 InsyaAllah 😘 Aamiin Ya Rabbal 'Alamin🤲🤲🤲
Editor: Helmy El-Syamza
Follow me at;⭐
facebook.com/helmyzainuddin
CAKRAWALA NEWS:
https://t.me/cakranews
www.tiktok.com/@romymantovani
twitter.com/romymantovani
TAGS : Kisah Rasulullah Jazirah Arab Makkah Al-Mukarramah Featured, Islamic History
No comments
Post a Comment