KISAH SUFI, SANG KYAI [61]


<img src=https://fazryan87.blogspot.com".jpg" alt="KISAH SUFI, SANG KYAI [61]">

KISAH SUFI, SANG KYAI [61]

  • Pada siri KISAH SUFI, SANG KYAI [60]  Sang Kyai berkisah: Biasanya, kalau lagi urusannya santet (Malay:santau) dan Jin. Maka biasanya urusannya kembali yang datang juga seperti itu. Setelah masalah Aisyah selesai, datang lagi perempuan setengah baya, dia bercerita kalau mengalami sakit sudah lama. Tetapi begitu juga jika diperiksakan ke doktor maka tidak ditemukan sakit sama sekali. Dia bercerita kalau sudah kemana saja mencari obat, tapi tak juga ada kesembuhan didapat.
  •  Namanya Bu" Maslahah, menurut ceritanya, di tubuhnya sering ada dirasakan sesuatu yang berjalan, tak tahu apa itu. Dan sakitnya sampai ke sekujur tubuh, dari kepala, dan mata tak bisa melihat, sampai gigi juga rasanya copot semua, dan dadanya sesak katanya sulit bernafas, juga jika berdiri kemudian linglung/sempoyongan. Dan yang aneh di bagian bagian kulitnya ada bundaran selebar gelas menghitam, dan gatalnya minta ampun. Kucoba pegang pergelangan tangannya, dia langsung ingin muntah. Wah, kayaknya seperti penyakitnya Aisyah, fikirku. Tapi setelah ku coba deteksi, aneh tak ku rasakan getaran apa apa, juga dia tidak mahu muntah lagi. Cuma tubuhnya merasa kepanasan.
  • Dan yang aneh setengah jam kemudian di pergelangan tanganku ada warna hitam, sebesar kelereng/guli. Aku hairan, dan ku pegang rasanya nyeri. Bu"Maslahah hanya ku beri air. Dan Alhamdulillah besoknya dia antar mesej katanya penyakitnya sudah tak dirasakan lagi dan tubuhnya sudah baik.Tetapi dua hari kemudian dia datang lagi, katanya penyakitnya dirasakan lagi. Dan ku coba beri air lagi, belum tahu bagaimana perkembangannya selanjutnya. Dan semoga saja dia sembuh, dan tak kambuh/bangkit lagi penyakitnya.InsyaAllah.😘 Aamiin Allahumma Aamiin 💗

    FORTUNA MEDIA - Sebenarnya bulan Ramadhan kemaren, Aku banyak sekali memperoleh cerita dari Kyaiku, dan juga dari teman-temanku di Banten. Saat aku ke Banten, tapi kemudian cerita itu teramat banyaknya sampai aku sendiri bingung harus memulai dan menyusunnya bagaimana, sebab cerita itu berbentuk suatu potongan-potongan kisah. Sehingga membuatku menjadi bingung untuk mulai mengawali tulsannya dari mana. Semoga lain kali aku bisa merangkai cerita yang ada di fikiranku ini.

     Agar tak lama berhenti tulisan ini akan ku tulis cerita dari sisi pengalamanku sendiri lagi. Jika setiap manusia hidup itu ditanya, pernahkah bermimpi dalam tidur? Tentu semua akan menjawab pernah. Jika ini mahu jujur, tak lepas juga diriku pernah bermimpi, dan setiap mimpi itu adakalanya dari syaitan, dan adakalanya dari isyarat Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Memberitahukan akan apa yang akan terjadi.

 Mungkin sebagian teman yang membaca akan mengatakan. Wah, mimpi saja kok dibicarakan. Ya itu wajar, dan aku sendiri sebenarnya juga bukan orang yang suka mempercayai mimpi. Tetapi bagi sebagian orang mungkin mimpi itu amat ditunggu-tunggu, contohnya orang yang mengejar nombor joedi yang akan keluar, selalu sukanya mengutak-atik mimpi.

 Terlepas dari itu semua, memang dunia bawah sadar kita banyak sekali isyarat-isyarat, tak perduli orang lain akan berpendapat apa. Kisah ini akan ku tulis dengan seadanya, seperti isyarat yang sering ku alami, dari mimpi yang kulewati dalam tidur, contoh ketika aku menolong orang Jakarta yang kesurupan, 
mendapat kiriman Jin yang dimasukkan ke dalam tubuhnya, sebelumnya aku telah bermimpi, bahwa akan datang ke rumahku seorang perempuan yang diantar beberapa orang, dan dalam mimpi itu perempuan itu dipegangi. Dan anehnya kemudian mimpi itu berlanjut ke suatu persawahan dan kulihat seorang lelaki tua yang berlari di parit sawah, yang dikejar orang kampung dan diteriaki pemboenuh.

Dan orang itu berjalan timpang/pincang. waktu mengalami mimpi itu, akupun tidak berprasangka apa-apa. Tetapi setelah kemudian datang perempuan yang di mimpiku itu, dan dari cerita dia, setelah jin yang dalam tubuhnya ku tanya, ternyata jawabannya sama dengan mimpiku itu, yaitu tentang lelaki yang berjalan timpang itu--sebagai orang yang mengirimkan jin dan teluh/sihir ke dalam tubuh perempuan yang ku tolong itu.

  Maka aku makin yakin, tentang isyarat mimpi yang diberikan oleh Allah Azza Wa Jalla, entah itu apa namanya. Setidaknya aku kemudian tahu apa yang akan terjadi, bahkan aku tahu maksud larinya orang itu di pematang sawah. Adalah orang itu bekerja di sawah, dan jalan timpang itu memang asli jalannya orang itu kerana cacat tubuhnya, dan dikejar penduduk itu 
memang sama persis dengan cerita masa lalu orang itu yang pernah dikejar massa(orang ramai) mahu dibunuh, kerana dituduh sebagai tukang santet/santau.

   Sebenarnya sebelumnya sering sekali aku mengalami mimpi yang kemudian ada jawabannya setelah mimpi itu berlalu. Rasanya akan terlalu panjang dikisahkan, mengisahkan mimpi-mimipi tiap malam. Maka akan ku ceritakan kisah mimpi di waktu dekat ini saja yang kemudian mimpi itu menjadi suatu cerita nyata.

 Sebenarnya aku sendiri juga tidak berusaha menterjemahkan mimpi-mimpiku, kerana aku sendiri tak tahu soal tafsir mimpi. Dan yang jelas aku sendiri tak pernah punya sanad ilmu ijazah dari seorang guru tentang mimpi dan tafsirannya. Jadi aku tak pernah berusaha menterjemahkan mimpi yang ku alami, ku biarkan diriku tahu setelah mengalami jawaban kenyataan kejadian di dunia nyata.

Bulan Ramadhan kemaren aku mimpi, dalam mimpiku itu aku mendapati, ada kera di rumahku, dia tidak masuk rumah tapi di atas genteng rumah, lalu ada anak kecil seumuran kelas 1 SMP dia diikuti kera itu dan ada ular berwarna hijau kecil yang menggeliat di aliran air rumahku. Sementara 
kera hitam berbulu lebat, sebangsa kutug(?) itu, yang ada di atas genteng, berloncatan, lantas di mimpi itu, kera itu ku panggil dengan lambaian tangan. Dan kera itu turun di pundakku, dan ku suruh tidur di ranjang, dia menurut saja, mimpi itu sampai di situ saja, tidak ada kelanjutannya.

 Dan aku tak berusaha untuk mengartikan apa maksud mimpiku itu sampai pada malam setelah mengimami sholat tarawih, datang beberapa orang yang membawa seorang anak kecil seumuran kelas 1 SMP, dalam keadaan kerasukan, yang membawa ada beberapa orang, kerana anaknya dibawa ke rumahku dalam keadaan digotong, yang ku tanya lelaki yang agak tua, “Kenapa anak ini pak Sarip..?” tanyaku, sambil melihat anak kecl itu yang bengong, dan diam seribu bahasa, hanya matanya jelalatan seperti takut.

 “Ini tak tahu Mas Kyai, kerasukan atau apa, yang jelas dia tidak makan, juga tidak minum selama 5 hari,” jawab lelaki yang bernama Sarip itu.

 “Lalu awalnya bagaimana kok bisa sampai seperti itu?” tanyaku. 


“Awalnya, dia ini kan anak yatim… Kyai, jadi Ayahnya sudah meninggal. Dan Ayahnya punya Istri dua, satu Ibu kandungnya dia, dan satu lagi Ibu tirinya. Sekarang ini dia dirawat oleh Ibu tirinya, dan di sekolahkan di daerahnya sana. Nah, ini dia baru sekolah di sekolah SMP baru. Dan waktu mengalami ini, dia duduk di belakang sekolah, di belakang sekolah kan ada WC/toilet nya, Ya, semacam penampungan gitu, dia duduk di situ. Menurut cerita guru sekolahnya, dia tidak masuk ke kelas, dan dicari-cari, sudah dalam keadaan bengong duduk di penampungan toilet, sepiteng WC itu. Dan disuruh masuk kelas tetap bingong, bahkan ketika digelandang tubuhnya kaku, lantas digotong ramai-ramai, dan berusaha disadarkan. Tetapi tetap saja ya seperti ini, waktu itu dipulangkan ke rumah Ibu tirinya oleh gurunya juga dalam keadaan seperti ini.” jelas pak Sarip.

 “Apa tidak berusaha diobatkan?” tanyaku.

 “Ya sudah Kyai, sama Ibu tirinya sudah dibawa ke doktor, tapi doktor juga tak bisa apa-apa, bahkan itu kan giginya merapat terus, doktor juga tidak sanggup membukanya, giginya 
merapat terus seperti lengket dan dilem dengan lem super.”

 “Apa tidak berusaha dibawa ke orang pintar, misal dukun?”

 “Sudah Kyai, tapi dukunnya juga tak bisa apa apa. Malah oleh ibunya sudah dibawa ke rumah beberapa dukun, tapi tetap saja tidak bisa apa apa, bahkan memasukkan makanan dan air saja tidak bisa. Makanya ini sudah 5 hari tidak makan, kami minta Mas Kyai tolong dia, kasihan dia, dia anak yatim,”

 “Iya Pak, saya cuma berusaha, soal bisa enggaknya saya sendiri juga tidak tahu, semoga Allah Ta'ala memberi kekuatan pada saya untuk bisa menolong dia, coba bawa ke sini.” kataku.

 Beberapa orang segera memegangi anak itu, ada sekitar 5 orang, tapi semuanya kuwalahan, anak itu tak mahu didekatkan denganku, dan 5 orang itu ditolak semua terpental. Dan tak kuat menahan anak itu, kalau dinilai secara teori, 5 orang dewasa dikalahkan oleh tenaga anak kecil yang sudah 5 hari tak makan, memang sangat tidak wajar, tapi itulah kenyataannya. Dan 
berusaha memegangi selalu dipentalkan. Maka aku mendekat sendiri, dan ketika tanganku memegang tangannya dan kedua tangannya di genggamanku. Maka anak kecil itu lantas tak bertenaga, bahkan dia mahu berontak seperti ada kekuatan maha dasyat menindihnya, ketika aku dalam hati berdoa, supaya dia jangan berontak. Maka seketika tubuhnya tak bergerak, seperti ada puluhan orang yang memeganginya.

   Maka aku hanya menyentuhnya dengan satu jari, ku tekan, maka anak kecil itu tubuhnya langsung terkapar, tanpa daya sama sekali, bahkan tak mampu untuk bangkit, terus terang secara logikaku. Aku sendiri tak bisa berfikir, kenapa kok seperti itu, sebenarnya aku hanya ketika jariku ku arahkan ke tubuh anak itu lantas anak itu seperti ditekan suatu beban yang menindihnya. Maka aku pun yakin di jariku ini ada kekuatannnya. Jadi aku sendiri terus terang tak tahu menahu soal kekuatan itu. Aku hanya mengambil pelajaran dari efek kejadian yang ada di depan mata, kok ku tempeli jari, lantas anak itu tak berdaya. maka lantas ku yakin kalau jariku itu ada kekuatannya.

   Tak perlu aku melihat bentuk kekuatan itu bagaimana, yang jelas kekuatan itu 
dirasakan oleh anak yang ada di depanku. Dan anehnya setiap jari ku tempelkan di manapun tubuh anak itu, anak itu seperti merasa kesakitan. Setelah anak itu ku buat tak berdaya, lantas aku minta air di gelas, lantas ku isi dengan do’a. Sementara tanganku masih menahan anak itu, sehingga anak itu sama sekali tak bisa bergerak dalam keadaan terlentang tiada daya dia juga sudah tidak berontak. Mungkin Jin yang ada dalam tubuhnya merasa jika berontak dia sudah memastikan tak mampu.

  Maka dia memilih diam, dan pasrah, lantas seseorang ku mintakan meminumkan air dengan sendok, tapi memang giginya merapat. Walau bagaimanapun dibuka maka tak bisa membuka, lalu ku salurkan energi do’a lewat tanganku, yang isinya meminta pada Allah Azza Wa Jalla agar mulut anak itu dibuka. Dan aneh, seperti ada kekuatan yang maha dasyat, dan tak bisa dilawan oleh anak itu dan Jin yang ada di dalamnya, yang membuat mulutnya terbuka. Maka mulut anak itupun terbuka, dan satu dua sendok air pun lantas dimasukkan ke mulut anak itu, dan satu gelas pun akhirnya habis, ku lepaskan tanganku dari badannya, dan lantas 
anak itu mulai tenang. Dan ku minta dibawa pulang, Alhamdulillah setelah 3 kali ke rumahku, anak itu sudah beraktifiti seperti biasa, malah makin gemuk.
 ____________
    Masih di bulan ramadhan. Aku mimpi aku merasa berjalan di suatu daerah. Dan aku sampai di suatu pemakaman awam, lantas aku berjalan di jalan yang ada di tengah pemakaman, menyusuri jalan setapak di tengah pemakaman, lantas aku sampai di sebuah tempat wudhu yang ada di tengah pemakaman. Aku merasa aneh juga, kenapa kok tempat wudhu ada di tengah pemakaman. Selesai wudhu lantas aku berjalan lagi, sampai di pinggir pemakaman ada sebuah warung-- di mana belakang warung itu pas pemakaman. Aku bertemu dengan pemilik warung, dan anehnya pemilik warung itu seperti menunjukkan makam di belakang warung. Salah satu makam itu milik orang yang jalannya ngesot, seorang lelaki, lalu aku berkata (namanya juga mimpi, jadi jangan dinilai dengan logika)

“Suruh ke sini orang yang lumpuh itu, suruh dia bangun dari kuburnya.” kataku.

  Lalu pemilik warung itu pergi ke belakang warungnya, dan membangunkan orang yang ada di dalam kubur, kubur pun terbuka. Maka keluarlah seorang lelaki tua, yang ubanan. Dan kemudian dia berjalan dengan ngesot ke arahku, sesampainya di depanku lantas ku tanya. “Kamu itu siapa?” tanyaku dalam mimpiku itu.

   “Aku ini hanya pembuat ketupat dari daun kelapa, dan juga sempritan daun kelapa,” jawab orang yang berjalan ngesot yang baru bangkit dari kuburnya.

  “Aku ini cuma diperintah orang untuk mengganggu keluarga ini.”


 Aku sama sekali tak tahu maksud pembicaraannya. Tetapi aku juga bukan orang yang selalu ingin mengerti urusan orang, kerana tanda seseorang yang tak disukai oleh Allah Ta'ala, ialah orang itu dibiarkan melakukan hal-hal yang sangat tidak ada manfaatnya. Jadi sekalipun dalam mimpi, aku tak banyak bicara untuk tahu permasalahan yang tidak ada manfaatnya bagiku.


  “Aku ini dikirim orang, dan aku tak bisa apa-apa. Jadi mohon jangan saya dimusuhi, dan ini dia yang mengirimku.” katanya lantas ada 4 orang yang datang ke tempat itu, tapi aku tak tahu maksudnya.

 “Ya sudah kalau begitu, sana kembali ke dalam kuburmu,” kataku, lantas dia berjalan ngesot kembali ke dalam kuburnya, dan kuburnya menutup kembali.

   Beberapa hari kemudian, datang Suami Istri ke rumahku. Dan keduanya sakit kakinya, ku tanya. “Apa bapak ini yang tinggal di rumah, yang belakangnya ada pemakaman umumnya?” tanyaku, sekenanya aja.

 “Iya benar, kami tinggal di rumah yang belakangnya ada pemakaman umum, kok Mas Kyai tahu, pasti diberitahu menantu saya ya…” jawab lelakinya.

 “Iya, tahu sedikit…” jawabku .

“Lalu keperluannya apa ke sini?”

 “Ini Mas Kyai, saya sama Istri itu kok sakit di kaki, sudah bertahun-tahun, mungkin ada lima 
tahunan, sudah diobatkan ke dokter mana saja kok tetap saja kaki ini sakit. Malah kaki saya ini tidak bisa lagi dipakai duduk, jadi kalau sholat ya serba susah, dipakai berdiri bisa, tapi ditekuk dipakai duduk tidak bisa,” jawab lelakinya yang bernama Pak Amat.

 “Apa di rumah sering ada penampakan seorang lelaki yang berjalan ngesot?” tanyaku.

 “Iya Mas Kyai, di rumah memang sering terjadi penampakan, dan memang salah satunya yang berjalan ngesot.” jawab Pak Amat.

  “Ya itu hanya perlu rumahnya perlu dibersihkan, dipagar gaib, InsyaAllah penyakitnya akan dengan sendirinya sembuh,” jelasku.

 “Kalau begitu tolong dipagar rumah saya Mas Kyai…”

 “Iya nanti akan saya buatkan pagar untuk memagar rumahnya, dan mengusir Jin fasik yang di dalam rumah,” kataku meyakinkannya.

 Dan Alhamdulillah setelah dilakukan proses pembersihan rumah, dan pemagaran, orang itu dan Istrinya perlahan tapi pasti sembuh. Dan 
rumahnya tak angker lagi-- Dan maksud air wudhu di 18px tengah makam itu ternyata di tengah pemakaman itu ada Mushola, untuk para penziarah melakukan sholat lima waktu. 

 Masih di bulan ramadhan, di bulan akhir ramadhan itu, Aku bermmpi, berjalan di suatu daerah yang tak ku kenal, sampailah aku di sebuah Masjid, yang bentuknya panggung. Dan lantainya dari kayu, jadi lantai itu berjarak sekitar satu meter dari tanah. Aku pun naik ke Masjid itu lewat undakan tangga dari plesteran yang sudah setengah rusak. Dan banyak yang kelihatan batu batanya. Dan di dalam Masjid ada banyak orang yang melakukan sholat berjamaah. Dan entah kenapa perhatianku tertuju pada dua orang gadis yang juga sedang mengikuti sholat berjama’ah.

 Namun mereka berdua masih memakai mukenanya (telekung). Aku pun dengan sendirinya melewati ke arah gadis itu. Dan dengan sendirinya pakaiannya bersentuhan dengan pakaianku, tiba-tiba salah satu gadis itu terjengkang, dan tertawa terkekeh-kekeh, yang  jelas bukan lagi 
tertawanya gadis itu. Tetapi tertawanya nenek nenek tua yang entah Jin atau apa, yang ada di tubuh gadis itu, lantas aku pun sigap berusaha mengeluarkan nenek-nenek yang ada di tubuh gadis itu, dan kemudian bisa ku keluarkan.

 Tetapi lantas sebentar kemudian, mimpiku pindah ke suatu tempat, ku lihat anak kecil, yang diikuti oleh Jin kecil pendek, berwarna merah, dengan telinga lancip dan wajah seperti orang kerdil, lantas aku melompat, dan Jin itu ku tangkap dan ku cengkeram lehernya, ku angkat ke udara, dia meminta-minta ampun.
 “Kau siapa!? ” bentakku.

 “Ampuun…, ampuun, namaku baranang, ampuun, lepaskan aku…”

 “Kau ini darimana?”

 “Aku ini baranang, makanya warnaku merah, seperti bara, aku dari Bogor, dikirim orang… Ampun lepaskan aku, aku dulu tingal di Daerah Bogor, nama terminal itu diambil dari namaku, kerana aku sering keluar di siang hari…” jelas Jin yang lehernya masih ku genggam.

Ah, tak tahu 
benar apa tidak penjelasannya. Jawaban mimpiku itu kemudian baru ku ketahui setelah hari raya.  [HSZ] 

 To be Continued.....


#indonesia#misteri#KisahKyaiLentik  #KyaiLentik, #KisahSangKyai, #KisahSufi, #SangKyai, 







No comments