KISAH SUFI, SANG KYAI [61]
KISAH SUFI, SANG KYAI [61]
- Pada siri KISAH SUFI, SANG KYAI [60] Sang Kyai berkisah: Biasanya, kalau lagi urusannya santet (Malay:santau) dan Jin. Maka biasanya urusannya kembali yang datang juga seperti itu. Setelah masalah Aisyah selesai, datang lagi perempuan setengah baya, dia bercerita kalau mengalami sakit sudah lama. Tetapi begitu juga jika diperiksakan ke doktor maka tidak ditemukan sakit sama sekali. Dia bercerita kalau sudah kemana saja mencari obat, tapi tak juga ada kesembuhan didapat.
- Namanya Bu" Maslahah, menurut ceritanya, di tubuhnya sering ada dirasakan sesuatu yang berjalan, tak tahu apa itu. Dan sakitnya sampai ke sekujur tubuh, dari kepala, dan mata tak bisa melihat, sampai gigi juga rasanya copot semua, dan dadanya sesak katanya sulit bernafas, juga jika berdiri kemudian linglung/sempoyongan. Dan yang aneh di bagian bagian kulitnya ada bundaran selebar gelas menghitam, dan gatalnya minta ampun. Kucoba pegang pergelangan tangannya, dia langsung ingin muntah. Wah, kayaknya seperti penyakitnya Aisyah, fikirku. Tapi setelah ku coba deteksi, aneh tak ku rasakan getaran apa apa, juga dia tidak mahu muntah lagi. Cuma tubuhnya merasa kepanasan.
- Dan yang aneh setengah jam kemudian di pergelangan tanganku ada warna hitam, sebesar kelereng/guli. Aku hairan, dan ku pegang rasanya nyeri. Bu"Maslahah hanya ku beri air. Dan Alhamdulillah besoknya dia antar mesej katanya penyakitnya sudah tak dirasakan lagi dan tubuhnya sudah baik.Tetapi dua hari kemudian dia datang lagi, katanya penyakitnya dirasakan lagi. Dan ku coba beri air lagi, belum tahu bagaimana perkembangannya selanjutnya. Dan semoga saja dia sembuh, dan tak kambuh/bangkit lagi penyakitnya.InsyaAllah.😘 Aamiin Allahumma Aamiin 💗
FORTUNA MEDIA - Sebenarnya bulan Ramadhan kemaren, Aku banyak sekali memperoleh cerita dari Kyaiku, dan juga dari teman-temanku di Banten. Saat aku ke Banten, tapi kemudian cerita itu teramat banyaknya sampai aku sendiri bingung harus memulai dan menyusunnya bagaimana, sebab cerita itu berbentuk suatu potongan-potongan kisah. Sehingga membuatku menjadi bingung untuk mulai mengawali tulsannya dari mana. Semoga lain kali aku bisa merangkai cerita yang ada di fikiranku ini.
Agar tak lama berhenti tulisan ini akan ku tulis
cerita dari sisi pengalamanku sendiri lagi. Jika
setiap manusia hidup itu ditanya, pernahkah
bermimpi dalam tidur? Tentu semua akan
menjawab pernah. Jika ini mahu jujur, tak lepas
juga diriku pernah bermimpi, dan setiap mimpi
itu adakalanya dari syaitan, dan adakalanya dari
isyarat Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Memberitahukan akan apa yang
akan terjadi.
Mungkin sebagian teman yang membaca akan
mengatakan. Wah, mimpi saja kok dibicarakan. Ya
itu wajar, dan aku sendiri sebenarnya juga bukan
orang yang suka mempercayai mimpi. Tetapi bagi
sebagian orang mungkin mimpi itu amat
ditunggu-tunggu,
contohnya
orang
yang
mengejar nombor joedi yang akan keluar, selalu
sukanya mengutak-atik mimpi.
Terlepas dari itu semua, memang dunia bawah
sadar kita banyak sekali isyarat-isyarat, tak
perduli orang lain akan berpendapat apa. Kisah
ini
akan ku tulis dengan seadanya, seperti
isyarat yang sering ku alami, dari mimpi yang
kulewati dalam tidur, contoh ketika aku
menolong orang Jakarta yang kesurupan, mendapat kiriman Jin yang dimasukkan ke dalam
tubuhnya, sebelumnya aku telah bermimpi,
bahwa akan datang ke rumahku seorang
perempuan yang diantar beberapa orang, dan
dalam mimpi itu perempuan itu dipegangi. Dan
anehnya kemudian mimpi itu berlanjut ke suatu
persawahan dan kulihat seorang lelaki tua yang
berlari di parit sawah, yang dikejar orang
kampung dan diteriaki pemboenuh.
Dan orang itu
berjalan timpang/pincang. waktu mengalami mimpi itu,
akupun tidak berprasangka apa-apa. Tetapi setelah
kemudian datang perempuan yang di mimpiku itu,
dan dari cerita dia, setelah jin yang dalam
tubuhnya ku tanya, ternyata jawabannya sama
dengan mimpiku itu, yaitu tentang lelaki yang
berjalan timpang itu--sebagai orang yang
mengirimkan jin dan teluh/sihir ke dalam tubuh
perempuan yang ku tolong itu.
Maka aku makin
yakin, tentang isyarat mimpi yang diberikan oleh
Allah Azza Wa Jalla, entah itu apa namanya. Setidaknya aku
kemudian tahu apa yang akan terjadi, bahkan aku
tahu maksud larinya orang itu di pematang sawah. Adalah orang itu bekerja di sawah, dan jalan
timpang itu memang asli jalannya orang itu
kerana cacat tubuhnya, dan dikejar penduduk itu memang sama persis dengan cerita masa lalu
orang itu yang pernah dikejar massa(orang ramai) mahu
dibunuh, kerana dituduh sebagai tukang santet/santau.
Sebenarnya sebelumnya sering sekali aku
mengalami mimpi yang kemudian ada jawabannya
setelah mimpi itu berlalu. Rasanya akan terlalu
panjang dikisahkan, mengisahkan mimpi-mimipi
tiap malam. Maka akan ku ceritakan kisah mimpi
di waktu dekat ini saja yang kemudian mimpi itu
menjadi suatu cerita nyata.
Sebenarnya aku
sendiri juga tidak berusaha menterjemahkan
mimpi-mimpiku, kerana aku sendiri tak tahu soal
tafsir mimpi. Dan yang jelas aku sendiri tak
pernah punya sanad ilmu ijazah dari seorang
guru tentang mimpi dan tafsirannya. Jadi aku tak
pernah berusaha menterjemahkan mimpi yang ku
alami, ku biarkan diriku tahu setelah mengalami
jawaban kenyataan kejadian di dunia nyata.
Bulan Ramadhan kemaren aku mimpi, dalam mimpiku itu
aku mendapati, ada kera di rumahku, dia tidak
masuk rumah tapi di atas genteng rumah, lalu ada anak
kecil seumuran kelas 1 SMP dia diikuti kera itu
dan ada ular berwarna hijau kecil yang
menggeliat di aliran air rumahku. Sementara kera hitam berbulu lebat, sebangsa kutug(?) itu,
yang ada di atas genteng, berloncatan, lantas di
mimpi itu, kera itu ku panggil dengan lambaian tangan. Dan kera itu turun di pundakku, dan ku suruh
tidur di ranjang, dia menurut saja, mimpi itu
sampai di situ saja, tidak ada kelanjutannya.
Dan
aku tak berusaha untuk mengartikan apa maksud
mimpiku itu sampai pada malam setelah
mengimami sholat tarawih, datang beberapa orang
yang membawa seorang anak kecil seumuran
kelas 1 SMP, dalam keadaan kerasukan, yang
membawa ada beberapa orang, kerana anaknya
dibawa ke rumahku dalam keadaan digotong,
yang ku tanya lelaki yang agak tua,
“Kenapa anak ini pak Sarip..?” tanyaku, sambil
melihat anak kecl itu yang bengong, dan diam
seribu bahasa, hanya matanya jelalatan seperti
takut.
“Ini tak tahu Mas Kyai, kerasukan atau apa, yang
jelas dia tidak makan, juga tidak minum selama 5
hari,” jawab lelaki yang bernama Sarip itu.
“Lalu awalnya bagaimana kok bisa sampai seperti
itu?” tanyaku.
“Awalnya, dia ini kan anak yatim… Kyai, jadi Ayahnya sudah meninggal. Dan Ayahnya punya Istri dua, satu Ibu kandungnya dia, dan satu lagi Ibu
tirinya. Sekarang ini dia dirawat oleh Ibu tirinya,
dan di sekolahkan di daerahnya sana. Nah, ini dia
baru sekolah di sekolah SMP baru. Dan waktu
mengalami ini, dia duduk di belakang sekolah, di
belakang sekolah kan ada WC/toilet nya, Ya, semacam
penampungan gitu, dia duduk di situ. Menurut
cerita guru sekolahnya, dia tidak masuk ke
kelas, dan dicari-cari, sudah dalam keadaan
bengong duduk di penampungan toilet, sepiteng WC
itu. Dan disuruh masuk kelas tetap bingong,
bahkan ketika digelandang tubuhnya kaku, lantas
digotong ramai-ramai, dan berusaha disadarkan. Tetapi tetap saja ya seperti ini, waktu itu
dipulangkan ke rumah Ibu tirinya oleh gurunya
juga dalam keadaan seperti ini.” jelas pak Sarip.
“Apa tidak berusaha diobatkan?” tanyaku.
“Ya sudah Kyai, sama Ibu tirinya sudah dibawa ke
doktor, tapi doktor juga tak bisa apa-apa,
bahkan itu kan giginya merapat terus, doktor
juga tidak sanggup membukanya, giginya merapat terus seperti lengket dan dilem dengan
lem super.”
“Apa tidak berusaha dibawa ke orang pintar,
misal dukun?”
“Sudah Kyai, tapi dukunnya juga tak bisa apa
apa. Malah oleh ibunya sudah dibawa ke rumah
beberapa dukun, tapi tetap saja tidak bisa apa
apa, bahkan memasukkan makanan dan air saja
tidak bisa. Makanya ini sudah 5 hari tidak
makan, kami minta Mas Kyai tolong dia, kasihan
dia, dia anak yatim,”
“Iya Pak, saya cuma berusaha, soal bisa
enggaknya saya sendiri juga tidak tahu, semoga
Allah Ta'ala memberi kekuatan pada saya untuk bisa
menolong dia, coba bawa ke sini.” kataku.
Beberapa orang segera memegangi anak itu, ada
sekitar 5 orang, tapi semuanya kuwalahan, anak
itu tak mahu didekatkan denganku, dan 5 orang
itu ditolak semua terpental. Dan tak kuat
menahan anak itu, kalau dinilai secara teori, 5
orang dewasa dikalahkan oleh tenaga anak kecil
yang sudah 5 hari tak makan, memang sangat
tidak wajar, tapi itulah kenyataannya. Dan berusaha memegangi selalu dipentalkan. Maka
aku mendekat sendiri, dan ketika tanganku
memegang tangannya dan kedua tangannya di
genggamanku. Maka anak kecil itu lantas tak
bertenaga, bahkan dia mahu berontak seperti ada
kekuatan maha dasyat menindihnya, ketika aku
dalam hati berdoa, supaya dia jangan berontak. Maka seketika tubuhnya tak bergerak, seperti
ada puluhan orang yang memeganginya.
Maka aku
hanya menyentuhnya dengan satu jari, ku tekan,
maka anak kecil itu tubuhnya langsung terkapar,
tanpa daya sama sekali, bahkan tak mampu untuk
bangkit, terus terang secara logikaku. Aku
sendiri tak bisa berfikir, kenapa kok seperti itu,
sebenarnya aku hanya ketika jariku ku arahkan
ke tubuh anak itu lantas anak itu seperti ditekan
suatu beban yang menindihnya. Maka aku pun
yakin di jariku ini ada kekuatannnya. Jadi aku
sendiri terus terang tak tahu menahu soal
kekuatan itu. Aku hanya mengambil pelajaran
dari efek kejadian yang ada di depan mata, kok
ku tempeli jari, lantas anak itu tak berdaya. maka lantas ku yakin kalau jariku itu ada
kekuatannya.
Tak perlu aku melihat bentuk
kekuatan itu bagaimana, yang jelas kekuatan itu dirasakan oleh anak yang ada di depanku. Dan
anehnya setiap jari ku tempelkan di manapun
tubuh anak itu, anak itu seperti merasa
kesakitan.
Setelah anak itu ku buat tak berdaya, lantas aku
minta air di gelas, lantas ku isi dengan do’a. Sementara tanganku masih menahan anak itu,
sehingga anak itu sama sekali tak bisa bergerak
dalam keadaan terlentang tiada daya dia juga
sudah tidak berontak. Mungkin Jin yang ada
dalam tubuhnya merasa jika berontak dia sudah
memastikan tak mampu.
Maka dia memilih diam,
dan pasrah, lantas seseorang ku mintakan
meminumkan air dengan sendok, tapi memang
giginya merapat. Walau bagaimanapun dibuka
maka tak bisa membuka, lalu ku salurkan energi
do’a lewat tanganku, yang isinya meminta pada
Allah Azza Wa Jalla agar mulut anak itu dibuka. Dan aneh,
seperti ada kekuatan yang maha dasyat, dan tak
bisa dilawan oleh anak itu dan Jin yang ada di
dalamnya, yang membuat mulutnya terbuka. Maka mulut anak itupun terbuka, dan satu dua
sendok air pun lantas dimasukkan ke mulut anak
itu, dan satu gelas pun akhirnya habis, ku
lepaskan tanganku dari badannya, dan lantas anak itu mulai tenang. Dan ku minta dibawa
pulang, Alhamdulillah setelah 3 kali ke rumahku,
anak itu sudah beraktifiti seperti biasa, malah
makin gemuk.
____________
Masih di bulan ramadhan. Aku mimpi aku merasa
berjalan di suatu daerah. Dan aku sampai di
suatu pemakaman awam, lantas aku berjalan di
jalan yang ada di tengah pemakaman, menyusuri
jalan setapak di tengah pemakaman, lantas aku
sampai di sebuah tempat wudhu yang ada di
tengah pemakaman. Aku merasa aneh juga,
kenapa kok tempat wudhu ada di tengah
pemakaman. Selesai wudhu lantas aku berjalan
lagi, sampai di pinggir pemakaman ada sebuah
warung-- di mana belakang warung itu pas
pemakaman. Aku bertemu dengan pemilik warung,
dan anehnya pemilik warung itu seperti
menunjukkan makam di belakang warung. Salah
satu makam itu milik orang yang jalannya ngesot,
seorang lelaki, lalu aku berkata (namanya juga
mimpi, jadi jangan dinilai dengan logika)
“Suruh ke sini orang yang lumpuh itu, suruh dia
bangun dari kuburnya.” kataku.
Lalu pemilik
warung itu pergi ke belakang warungnya, dan
membangunkan orang yang ada di dalam kubur,
kubur pun terbuka. Maka keluarlah seorang
lelaki tua, yang ubanan. Dan kemudian dia
berjalan dengan ngesot ke arahku, sesampainya
di depanku lantas ku tanya.
“Kamu itu siapa?” tanyaku dalam mimpiku itu.
“Aku ini hanya pembuat ketupat dari daun
kelapa, dan juga sempritan daun kelapa,” jawab
orang yang berjalan ngesot yang baru bangkit
dari kuburnya.
“Aku ini cuma diperintah orang
untuk mengganggu keluarga ini.”
Aku
sama
sekali
tak
tahu
maksud
pembicaraannya. Tetapi aku juga bukan orang yang
selalu ingin mengerti urusan orang, kerana tanda
seseorang yang tak disukai oleh Allah Ta'ala, ialah
orang itu dibiarkan melakukan hal-hal yang
sangat tidak ada manfaatnya. Jadi sekalipun
dalam mimpi, aku tak banyak bicara untuk tahu permasalahan yang tidak ada manfaatnya bagiku.
“Aku ini dikirim orang, dan aku tak bisa apa-apa. Jadi mohon jangan saya dimusuhi, dan ini dia
yang mengirimku.” katanya lantas ada 4 orang
yang datang ke tempat itu, tapi aku tak tahu
maksudnya.
“Ya sudah kalau begitu, sana kembali ke dalam
kuburmu,” kataku, lantas dia berjalan ngesot
kembali ke dalam kuburnya, dan kuburnya
menutup kembali.
Beberapa hari kemudian, datang Suami Istri ke
rumahku. Dan keduanya sakit kakinya, ku tanya.
“Apa bapak ini yang tinggal di rumah, yang
belakangnya
ada
pemakaman umumnya?”
tanyaku, sekenanya aja.
“Iya benar, kami tinggal di rumah yang
belakangnya ada pemakaman umum, kok Mas Kyai
tahu, pasti diberitahu menantu saya ya…” jawab
lelakinya.
“Iya, tahu sedikit…” jawabku .
“Lalu keperluannya
apa ke sini?”
“Ini Mas Kyai, saya sama Istri itu kok sakit di
kaki, sudah bertahun-tahun, mungkin ada lima tahunan, sudah diobatkan ke dokter mana saja
kok tetap saja kaki ini sakit. Malah kaki saya ini
tidak bisa lagi dipakai duduk, jadi kalau sholat ya
serba susah, dipakai berdiri bisa, tapi ditekuk
dipakai duduk tidak bisa,” jawab lelakinya yang
bernama Pak Amat.
“Apa di rumah sering ada penampakan seorang lelaki yang berjalan ngesot?” tanyaku.
“Iya Mas Kyai, di rumah memang sering terjadi penampakan, dan memang salah satunya yang
berjalan ngesot.” jawab Pak Amat.
“Ya itu hanya perlu rumahnya perlu dibersihkan,
dipagar gaib, InsyaAllah penyakitnya akan dengan
sendirinya sembuh,” jelasku.
“Kalau begitu tolong dipagar rumah saya Mas Kyai…”
“Iya nanti akan saya buatkan pagar untuk
memagar rumahnya, dan mengusir Jin fasik yang
di dalam rumah,” kataku meyakinkannya.
Dan Alhamdulillah setelah dilakukan proses
pembersihan rumah, dan pemagaran, orang itu
dan Istrinya perlahan tapi pasti sembuh. Dan rumahnya tak angker lagi-- Dan maksud air wudhu
di 18px
tengah makam itu ternyata di tengah
pemakaman itu ada Mushola, untuk para
penziarah melakukan sholat lima waktu.
Masih di bulan ramadhan, di bulan akhir ramadhan itu, Aku
bermmpi, berjalan di suatu daerah yang tak ku
kenal, sampailah aku di sebuah Masjid, yang
bentuknya panggung. Dan lantainya dari kayu,
jadi lantai itu berjarak sekitar satu meter dari
tanah. Aku pun naik ke Masjid itu lewat undakan
tangga dari plesteran yang sudah setengah
rusak. Dan banyak yang kelihatan batu batanya. Dan di dalam Masjid ada banyak orang yang
melakukan sholat berjamaah. Dan entah kenapa
perhatianku tertuju pada dua orang gadis yang
juga sedang mengikuti sholat berjama’ah.
Namun
mereka berdua masih memakai mukenanya (telekung). Aku
pun dengan sendirinya melewati ke arah gadis
itu. Dan dengan sendirinya pakaiannya
bersentuhan dengan pakaianku, tiba-tiba salah
satu gadis itu terjengkang, dan tertawa
terkekeh-kekeh,
yang jelas
bukan lagi tertawanya gadis itu. Tetapi tertawanya nenek
nenek tua yang entah Jin atau apa, yang ada di
tubuh gadis itu, lantas aku pun sigap berusaha
mengeluarkan nenek-nenek yang ada di tubuh
gadis itu, dan kemudian bisa ku keluarkan.
Tetapi lantas sebentar kemudian, mimpiku pindah
ke suatu tempat, ku lihat anak kecil, yang diikuti
oleh Jin kecil pendek, berwarna merah, dengan
telinga lancip dan wajah seperti orang kerdil,
lantas aku melompat, dan Jin itu ku tangkap dan
ku cengkeram lehernya, ku angkat ke udara, dia
meminta-minta ampun.
“Kau siapa!? ” bentakku.
“Ampuun…, ampuun, namaku baranang, ampuun,
lepaskan aku…”
“Kau ini darimana?”
“Aku ini baranang, makanya warnaku merah,
seperti bara, aku dari Bogor, dikirim orang… Ampun lepaskan aku, aku dulu tingal di Daerah
Bogor, nama terminal itu diambil dari namaku,
kerana aku sering keluar di siang hari…” jelas Jin
yang lehernya masih ku genggam.
Ah, tak tahu benar apa tidak penjelasannya. Jawaban mimpiku
itu kemudian baru ku ketahui setelah hari raya. [HSZ]
To be Continued.....
Untuk Anda yang belum baca siri ini yang sebelumnya,
Anda boleh baca disini ; KISAH SUFI, SANG KYAI
Ilustrasi Image; Doc, Fortuna Media
No comments
Post a Comment