KISAH SUFI, SANG KYAI [62]
KISAH SUFI, SANG KYAI [62]
- Pada siri KISAH SUFI, SANG KYAI [61] Sang Kyai berkisah: Masih di bulan ramadhan, di bulan akhir ramadhan itu, Aku bermmpi, berjalan di suatu daerah yang tak ku kenal, sampailah aku di sebuah Masjid, yang bentuknya panggung. Dan lantainya dari kayu, jadi lantai itu berjarak sekitar satu meter dari tanah. Aku pun naik ke Masjid itu lewat undakan tangga dari plesteran yang sudah setengah rusak. Dan banyak yang kelihatan batu batanya. Dan di dalam Masjid ada banyak orang yang melakukan sholat berjamaah. Dan entah kenapa perhatianku tertuju pada dua orang gadis yang juga sedang mengikuti sholat berjama’ah.
- Namun mereka berdua masih memakai mukenanya (telekung). Aku pun dengan sendirinya melewati ke arah gadis itu. Dan dengan sendirinya pakaiannya bersentuhan dengan pakaianku, tiba-tiba salah satu gadis itu terjengkang, dan tertawa terkekeh-kekeh, yang jelas bukan lagi tertawanya gadis itu. Tetapi tertawanya nenek nenek tua yang entah Jin atau apa, yang ada di tubuh gadis itu, lantas aku pun sigap berusaha mengeluarkan nenek-nenek yang ada di tubuh gadis itu, dan kemudian bisa ku keluarkan.
- Tetapi lantas sebentar kemudian, mimpiku pindah ke suatu tempat, ku lihat anak kecil, yang diikuti oleh Jin kecil pendek, berwarna merah, dengan telinga lancip dan wajah seperti orang kerdil, lantas aku melompat, dan Jin itu ku tangkap dan ku cengkeram lehernya, ku angkat ke udara, dia meminta-minta ampun.
- “Kau siapa!? ” bentakku.... “Ampuun…, ampuun, namaku baranang, ampuun, lepaskan aku…”..“Kau ini darimana?”
- “Aku ini baranang, makanya warnaku merah, seperti bara, aku dari Bogor, dikirim orang… Ampun lepaskan aku, aku dulu tingal di Daerah Bogor, nama terminal itu diambil dari namaku, kerana aku sering keluar di siang hari…” jelas Jin yang lehernya masih ku genggam.
FORTUNA MEDIA - Kita lanjutkan, setelah hari raya--ingin pulang kampung sebagaimana yang lain, sebab aku selama ini tak
bisa pulang kampung sebagaimana orang pada
umumnya.
Di Pekalongan-Jawa Timur, sendiri sebenarnya aku
tak banyak yang mengenal jadi kalau waktu lebaran
tidak ada orang yang ingin berlebaran denganku. Ya, sebab Aku bukan orang yang hidup suka
menghabiskan waktu duduk duduk ngobrol
dengan tetangga.
Bahkan setahun belum tentu
aku bicara satu huruf pun dengan tetangga.
Kenal juga paling yang menjadi muridku dan
tetangga yang minta pertolongan-- entah
pengobatan
atau
meminta
diselesaikan
masalahnya. Bahkan semua tetangga tak tahu
namaku siapa sesungguhnya.
Aneh sepertinya ya,😅 Tetapi itulah kenyataannya. Jadi kalau ada yang
datang tetamu dari jauh menanyakan namaku-- maka
mereka akan kesulitan menemukan.
Tapi, walau dalam keadaan lebaran ada saja tetamu
yang mencariku dan salah satunya dua orang
yang mencariku disertai anak usia sekelas 4 SD (sekolah rendah) Aku segera menemui tamu seperti biasa, aku tak
banyak basa basi.
“Ada keperluan apa Pak ?” tanyaku.
“Ini Pak Ustaz, soal anak saya..” jawabnya.
“Anaknya kenapa?”
“Ayo dek cerita sendiri..” kata si bapak anak itu
sambil menyuruh anaknya.
“Ini Pak, saya sering kerasukan…” kata anak itu
sambil membetulkan letak duduknya.
“Kerasukan?” tanyaku mengulang.
“Iya Pak Ustaz, sudah setahun ini sering
kerasukan.” jelas Ayahnya.
“Malah dia juga
merasakan kalau mahu kerasukan…, dia biasanya
manggil aku kalau di rumah mahu dirasuki, ini Pak…. ini Pak aku mahu dirasuki, begitu Ustaz,
dan biasanya saya datang dia sudah menggiring-giring dengan mata merah…”
“Hhmm… Bapak pernah kerja di Bogor?” tanyaku.
“Lhoh, Pak Ustaz kok tahu?”
“Jadi pernah kerja di Bogor?” tanyaku mengulang pertanyaan.
“Iya dulu mengirim barang pakaian tapi sebulan dua bulan ini sudah tidak kerja di sana…”
“Apa pernah mimpi atau melihat bayangan di
rumah seorang anak kecil cebol dengan tubuh
warna merah..? jadi seluruh badannya berwarna
merah.”
“Lhoh, kok Ustaz tahu, iya saya sering mimpi di
rumah saya ada anak kecil berwarna merah..”
“Nah itu yang sering merasuki anak bapak..”
kataku, rasanya malah kayak dukun main tebak-tebakan.
“Mungkin efeknya kalau masuk ke
tubuh orang, atau anak kecil, anak itu akan
terasuki dan tubuhnya terasa panas.
“Wah benar Ustaaz kalau anak saya kerasukan
memang selalu mengeluarkan hawa panas dari
tubuhnya, apakah ini bisa ditolong anak saya,
bagaimana Ustaz kasihan anak saya…”
“InsyaAllah bisa, semoga saja nantinya tak lagi
kerasukan…” kataku sambil berdiri untuk
mengambil air dan meniupnya,
“Ini nanti diminumkan anaknya dan dipakai mandi, juga
dipakai ngepel(mob) rumahnya.., semoga nanti tak
kerasukan lagi.” jelasku, dan mengantar ketiga
orang itu pamit pulang.
Dan Alhamdulillah
beberapa hari kemudian mereka datang lagi,
menceritakan kalau anaknya tak kerasukan lagi.
Memang kadang kala kalau lagi musim urusan Jin
maka urusannya Jin melulu,😆
Ya, ada orang
kerasukan kerana melewati tempat angker, atau
ada orang yang dikirim orang Jin, atau ada juga
yang mempelajari ilmu tertentu. Misal ilmu
hikmah, atau ilmu kejawen, kemudian lantas
dikuasai Jin, dan selalu dalam pengaruhnya,
dikendalikan oleh Jin yang menguasai.
Memang Jin yang menjadi anak buah syaitan itu
selalu ingin menyesatkan manusia agar tersesat.Jika kita tak hati-hati maka bisa saja tanpa kita
sadari kita sudah dalam pengaruh Jin atau
dikuasai Jin tapi tak kita sadari. Kerana tak
berarti kita dikuasai Jin lantas berprilaku yang
aneh, kadang juga sama sekali tak berprilaku
aneh sama sekali.Tetapi memang kebanyakan kalau
dikuasai Jin ya, selalu berprilaku yang tak wajar,
setidaknya ada yang aneh, keluar dari kewajaran, pertanda itu bisa berupa apa saja.
Tetapi ada ciri-ciri tertentu, Di antara tanda seseorang yang dikuasai Jin
diantaranya, pusing-pusing/pening2 sebagian
atau
keseluruhan, leher berat/kaku, bahu, pundak
selalu berat pegal nyeri, panas atau terasa berat
pada bagian-bagian tertentu entah punggung
atau pundak/tengkuk, atau kaki berat untuk melangkah,
sakit pada perut atau ulu hati, dada sesak atau
panas, gangguan sekitar rahim, prostat, ginjal,
pandangan mata sering kabur tanpa sebab
tertentu, mendengkur sangat keras ketika tidur
atau suara gigi bergesekan--bergeretukan, makan
minum berlebihan, dan mudah lapar. Tetapi lama mahu kenyangnya walau sudah makan banyak, kerana
sari makanan yang dimakan--dimakan oleh Jin. Sehingga kadang makannya banyak tapi orangnya
lemes/lemah dan kurus. Memiliki kekuasaan fisik yang
di luar kemampuan umumnya manusia, sakit yang tersangat pada jam-jam tertentu, sakit yang
berpindah-pindah, sakit yang tiba-tiba datang
dan tiba-tiba hilang.
Ada juga tanda-tanda secara prilaku misal
mudah menjadi marah-marah. Walau dengan sebab yang remeh atau kadang tanpa sebab
sama sekali. Dan wajah selalu diliputi aura suntuk
dan sumpek. Juga suka marah dan mudah
sekali tersinggung, sering bingung tanpa sebab
dan sulit konsentrasi. Sebentar mahu berkata apa,
sudah lupa ketika mau mengatakannya, atau
menaruh barang di mana baru sebentar sudah
lupa sama sekali di mana menaruhnya. Sehingga
hidup jadi semrawut tidak teratur dan
terkontrol.
Sering bermimpi yang menakutkan
misal soal kuburan, tempat-tempat angker, dan
yang menakutkan atau sering bermimpi didatangi
binatang buas. Sering bermimpi dengan orang
yang sama atau bermimpi jatuh di tempat yang
tinggi. Dan bermimpi berada di tempat yang bau
busuk sekali, resah, gelisah, takut, minder, sulit
tidur, kalau mahu tidur susah sekali. Tetapi kalau
sudah tidur juga susah sekali dibangunkan, malas
beraktiviti dalam
kebaikan,
sering
berprasangka buruk, was-was, tak tenang, tak
kerasan/betah duduk di satu tempat.
Apa-apa
membosankan, mood tidak stabil, merasa ada
bisikan-bisikan di hati atau di telinga, pernah
atau sering mendengar suara letusan di atap
atau di sekitar rumah khususnya malam hari, bisa melihat sesuatu (makhluk halus atau benda)
yang umumnya tidak terlihat oleh orang lain,
merasa selalu ada yang mengikuti, tidak bisa
mengontrol gerakannya sendiri, seringnya tangan
atau kaki tak sadar bergerak sendiri, merasa
ada yang bergerak dalam tubuh, tubuh serasa
sering merasa hal yang tak wajar seperti
kesemutan tanpa sebab pasti.
Ada juga tanda-tanda seseorang itu ada atau
tidak Jin di dalam tubuhnya bisa dirasakan dan
ketahui dari sering lupa pada jumlah rakaat
shalat, terasa berat/mengantuk setiap berzikir
atau membaca Al-Quran atau ketika hadir di
pengajian.
Sering sulit bangun malam(Tahajjud), sering
batal ketika wudhu sering tidak yakin
ketika berwudhu
sehingga
mengulang-ulang
wudhu, mandi janabah (mandi wajib) atau was-was ketika
sholat, sering timbul mual ingin muntah, pusing,
ketika dipakai dzikir, badan terasa berat dan
malas.
Sakit anggota badan hanya di waktu
tertentu seperti kaki setelah waktu asar. Ada
terasa benda bergerak di bawah kulit. Sayang
dan suka yang kelewatan pada orang yang baru dikenal. Pikun ketika usia lanjut. Panas baran
atau panas seperti kena cabai/cili. Sikap berubah
ubah secara mendadak. Gelisah dan panas di
tengkuk bila dengar Al-Qur'an. Suka melakukan
tabiat buruk dan cenderung berprilaku buruk
yang merugikan diri sendiri juga orang sekitar,
sering sendawa bila mendengar Al-Qur'an.
Jika
perempuan sering keguguran ketika mengandung.
Gagal melakukan hubungan kelamin. Mengantuk
bila dengar Al-Qur’an juga mengantuk jika diajak
pada kebaikan dan semangat jika diajak pada
kejahatan.
Jika perempuan darah haid turun
lebih
15
hari dan berulang-ulang. Batuk
berkepanjangan. Selalu ditindih ketika tidur,
atau sering mengigau, kuat berangan-angan
kosong. Terlalu rasa rendah diri dan tidak
percaya diri. Mempunyai nafsu seksual yang
melampaui.
Mandul. Sering mendengarkan
sesuatu bisikan. Melihat Jin secara langsung.
Sakit mental atau gila suka ngomong sendiri,
suka melakukan perbuatan tanpa alasan yang
bisa dimengerti misalkan pergi ke suatu tempat
kerana merasa diperintah ke tempat itu oleh
bisikan.
Dan dalam kehidupan sehari-hari orang yang
dalam dirinya itu ada Jin-nya biasanya terhalang
rezekinya, sering gagal dalam usaha mencari
nafkah, usaha apapun sifatnya merugi saja,
bukan malah mendapat laba/untung. Tetapi malah rugi dan
rugi, atau terhalang jodohnya, kadang sudah mahu
menikah sudah undangan disebar, tapi tidak jadi,
dan itu terjadi berulang-ulang, dijauhi/dibenci
rakan-rakan. Semua orang seakan melihat sangat
tak suka.
Pertanda diri dikuasai Jin berbeza dengan rumah
yang ada Jin-nya, atau tempat usaha yang ada Jin-nya, atau yang ditinggali ada Jin-nya. Walau ada
kesamaan di hal-hal tertentu kalau rumah itu
ada Jin-nya biasanya rumah akan terasa angker,
atau orang akan merasa aneh di rumah itu.
Kadang-kadang rumah membuat perasaan jadi
gelisah atau atmosfirnya terasa tebal dan
berat. Atau, Anda merasakan ada perubahan
suhu di beberapa ruangan, menjadi lebih dingin
daripada di ruangan lain. Hal ini disebabkan Jin
menyerap
energi
mewujudkan dirinya.
Sering kali orang juga merasa tidak sendirian di
rumah itu. Mereka merasa sedang diamati. Tetapi
mereka tidak melihat apa pun di sekitarnya.
Kadang-kadang
ada
bayangan berkelebat.
Meskipun ini tidak otomatik membuktikan
kehadiran hantu atau Jin, Anda perlu
memperhatikannya untuk mengetahui apakah ada
fenomena lain di sekitar Anda. Suara-suara yang
aneh, seringkali ada suara ketukan di dinding
dalam tiga seri, seperti tiga kali, enam kali, atau
sembilan kali. Orang juga bisa mendengar suara
orang
berjalan,
seperti
langkah-langkah,
mendengarkan suara lemari atau laci di dapur
membuka atau menutup, musik, gelas pecah, atau
suara orang mandi, bell/lonceng berdering. Bau-bauan
yang tidak biasa, aromanya bisa seperti parfum
atau bunga-bungaan, melati, kenanga atau bunga
lain atau bau kemenyan yang keras, baunya sangat
manis, atau bau-bau yang busuk.
Biasanya,
mereka ini Jin yang negatif dan mereka
mengganggu. Benda-benda yang bergerak,
kadang-kadang ada barang, seperti peralatan
makan dari perak, yang jatuh gemerincing entah
di mana. Atau, batu-batu yang beterbangan di
rumah. Lampu terus-menerus menyala dan padam. Rumah dan perabotannya bergoyang
goyang, seolah anda mengalami gempa bumi
seorang diri. Jika ada anjing, perilaku anjing
menjadi aneh, anjing akan menggonggong atau
tiba-tiba meringkuk.
Jika tidur dalam rumah
sering mengalami, seperti ditindih atau dicekik,
bayi juga sering menangis dengan tangisan yang
tidak wajar sampai susah didiamkan. Mimpinya
orang yang dalam rumah itu juga buruk, di dalam
rumah hawanya panas, antara penghuni satu
dengan yang lain sangat mudah sekali cek-cok. Saling marah saling menyalahkan, bahkan jika Suami Istri maka akan sering cekcok sampai
banting gelas piring, anak-anak yang di dalam
rumah ada Jinnya juga akan sulit sekali diatur,
perkembangan emosi mereka labil, malas belajar. Dan jika meminta sesuatu tak dituruti bisa
sampai marah-marah yang diluar kendali.
Penampakan, Nah ini gambaran yang paling jelas.
Hal itu bisa berupa bola berkabut dan berkilauan
atau sosok yang tampak melayang di udara.
Sebagian orang melihat cahaya berkelap-kelip
dalam warna biru, oranye, atau amber. Ada juga
yang melihat beberapa bagian tubuh dalam
wujud lengan atau kaki. Hal ini akan terlihat padat, seperti daging.
Bukti paling meyakinkan
bahwa sebuah rumah berhantu adalah: Jika anda
bisa merakam gambar dari hantu itu, bahkan
merakam suara-suaranya.
Yang jelas di dalam diri ada Jinnya, atau dalam
rumah ada Jinnya itu sangat tak baik buat kita
sebagai orang yang beriman kepada Allah Ta'ala. Dan
hanya berharap Allah Ta'ala- lah sebaik-baiknya
penolong, Allah lah sebaik-baiknya tempat
bersandar dan bertawakal. Siapa yang
bertawakal pada Allah maka Allah akan
menanggungnya.
Dan sering juga kadang dalam tubuh manusia itu
sama sekali tak dapat diketahui ada Jinnya apa
tidak. Dan itu juga sama sekali tak disadari oleh
orang yang mengalami.
Ini akan kuceritakan beberapa cerita dari orang
yang datang ke rumah kerana dalam tubuhnya
ada Jin-nya.
Mungkin itu bisa saja terjadi pada
siapapun yang membaca kisah ini. Ini hanya
berdasar pada yang ku alami. Seperti saat itu
hari sudah sore baru juga selesai sholat. Dan
baru selesai zikir pondasi. Biasa Mertuaku
kalau ada tetamu ribut, kemauannya tetamu segera ditemui. Biasanya akan menyuruh anakku untuk
terus terusan memanggil. Ya, kalau kulanjutkan zikir pasti tidak akan tenang, segera saja ku
temui tamu. Seorang pemuda yang seumuran
denganku.
Ku lihat dia berusaha menghindar menatap
wajahku, seperti orang silau di kegelapan yang
terkena cahaya lampu mobil. Aku tetap duduk di
depannya, walau dia miring miring menghindari
menatapku, dan menutup wajahnya dengan
tangannya.
“Kenapa?” tanyaku.
“Ya seperti ini, kalau saya berhadapan dengan
orang yang ada isinya…” jawabnya.
“Ooo begitu..? Apa yang bisa saya bantu?”
tanyaku lagi.
“Ada Jin dalam tubuh saya, mohon dikeluarkan…”
“Sudah berapa lama?”
“Sudah dua tahunan..”
“Awalnya bagaimana?”
“Saya sendiri tak tahu awalnya bagaimana? Tiba
tiba ya begini.” Aku terdiam, dia masih berusaha
tak menatap ke tubuhku…..
“Sudah pernah diobatkan kemana saja?” tanyaku
setelah memilih pertanyaan yang tepat.
“Sudah, bukan hanya ke doktor tapi juga ke Kyai
dan Paranormal, dan di mana ada orang
memberitahu saya soal orang yang bisa
mengobati maka saya akan berusaha datang. Tetapi
hasilnya
nihil,
kadang
ada
yang
bisa
mengeluarkan Jin dari tubuh, dan malah mereka
yang
muntah darah, atau kalah dengan
keroyokan Jin di dalam tubuh saya…., Anehnya
saya tak tahu kenapa ada Jin di tubuh saya, tahu-thu ya ada di dalam tubuh saya. Malah saya mhu
kesini tadi, harus tarik tarikan dengan Jin dalam
tubuh saya. Sehingga saya harus melangkah
setindak demi setindak, selangkah kalau ada
pohon, saya pegangan pohon.”
“Kok bisa begitu?”
“Iya karena jin dalam tubuh saya tau kalau mau
saya obatkan…, dan jika yang saya mau datangi
orang yang benar-benar isi, mereka akan berusaha menahanku, dan berusaha menguasai
kaki dan tanganku…, tapi Alhamdulillah setelah
tarik tarikan dari jam tiga tadi waktu masuk
gang ini, sekarang sampai juga…”
“Sebentar ku ambikan air dulu.” kataku sambil
mengambil air dari zikir malam minggu kliwon. lalu air ku tiup doa agar Jin dalam tubuh lelaki di
depanku ini dikeluarkan. Setelah ku tanya nama
dan nama Ayahnya, maka air ku tiup dan ku
berikan untuk diminum.
Ku lihat tangan yang satu mencoba menahan agar
air tidak terminum. Tetapi tangan yang satunya lagi
berusaha agar air terangkat dan bisa diminum,
rupanya dia dikuasai separoh, separoh dikuasai Jin,
dan separoh masih dalam kendali kesadarannya. Akhirnya air bisa diminumnya, dia segera
menggeleng- gelengkan wajahnya, kayak orang
sedang
mengibarkan sesuatu, lalu mulai
menggereng gereng seperti suara macan/harimau, lalu ku
tanya..
“Assalamualaikum, ini dengan siapa..?” tanyaku.
Dia tak menjawab hanya menggereng-gereng,
kerana ku tanya berulang kali tak menjawab. Maka ku keluarkan saja Jin-nya, dan berganti
masuk Jin yang lain, dengan suara cekikikan
kayak suara perempuan, setelah ku salami dan ku
tanya tak menjawab.
Maka ku keluarkan lagi,
begitu berulang-ulang, entah sudah ada berapa Jin yang sudah ku keluarkan, tapi tak satupun
yang menjawab pertanyaanku. Ada yang seperti
suara kucing, meliuk seperti ular, dan lain lain…. Sampai ada yang juga Jin yang membuka
percakapan.
“Assalamualaikum…. Gus…”
“Waalaikum salam, jawabku, dengan siapa ini?”
“Saya… saya Jin Muslim..” jawabnya, “Aduh saya
diapakan Gus, kok tubuh saya panas semua…?”
“Saya tak mengapa-apakan…”
“Tapi tanganmu itu berat sekali Gus…”
Ku
lepaskan tanganku dari menempel di
tubuhnya…
“Bagaimana kamu ada di dalam tubuh orang ini?”
“Saya tak tahu, tiba tiba saya ada di dalam tubuh
orang ini…”
“Apa kamu dikirim orang?” tanyaku menyelidik.
“Tak tahu Gus, saya tidak tahu, benar saya tak
tahu..”
“Ya sudah kalau tak bisa menunjukkan, Ini mahu
saya keluarkan, apa keluar sendiri?”
“Biar saya keluar sendiri…. Assalamualaikum..”
katanya lantas dia keluar dari tubuh orang di
depanku.
Tapi lantas ada lagi Jin yang menunjukkan
eksistensinya,
yang
agak
keras,
dia
mengeluarkan jurus untuk menyerangku. Ada
sedikit tekanan ke arah tubuhku, ku hanya perlu
konsentrasi sedikit pada lafadz Allah di dadaku. Dan tanpa aku harus melakukan gerakan- segera Jin itu pun sudah tertolak serangannya. Sebenarnya teori seperti ini teori yang
sederhana. Jika kita sudah menembusi latifah
kita,
maka dengan sendirinya kita akan
terhubung dengan Allah Azza Wa Jalla.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala menciptakan tujuh (7) Malaikat sebelum Dia
menciptakan langit dan bumi. Di setiap langit ada
satu Malaikat yang menjaga pintu, Ibn Mubarak mengatakan bahwa Khalid bin Ma’dan berkata kepada Sahabat Mu’adz bin Jabal Radhiallahu 'Anhu,
“Ceritakanlah satu hadits yang kau dengar dari
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, yang kau menghafalnya dan
setiap hari kau mengingatnya lantaran saking
keras, halus, dan dalamnya makna hadits
tersebut. Hadits manakah yang menurut
pendapatmu paling penting?”
Mu’adz menjawab,
“Baiklah, akan kuceritakan.”
Sesaat kemudian, ia pun menangis hingga lama
sekali, lalu ia bertutur,
“Hhmm, sungguh rindunya hati ini kepada
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, ingin rasanya segera bersua
dengan beliau..”
Ia melanjutkan, “Suatu saat aku menghadap 18px
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Ia menunggangi seekor unta
dan menyuruhku naik di belakangnya. Maka berangkatlah kami dengan unta tersebut.
Kemudian dia menengadahkan wajahnya ke
langit, dan berdoa, “Puji syukur kehadirat Allah,
Yang Maha Berkehendak kepada makhluq-Nya
menurut kehendak-Nya.” Kemudian beliau Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam berkata, “Sekarang aku akan mengisahkan satu
cerita kepadamu yang apabila engkau hafalkan,
akan berguna bagimu, tapi kalau engkau sepelekan, engkau tidak akan memiliki hujjah
kelak di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.”
“Hai, Mu’adz! Allah menciptakan tujuh Malaikat
sebelum Dia menciptakan langit dan bumi. Pada
setiap langit ada satu Malaikat yang menjaga
pintu. Dan tiap-tiap pintu langit itu dijaga oleh Malaikat penjaga pintu sesuai harga pintu dan
keagungannya.
Maka,
Malaikat
hafazhah
(Malaikat yang memelihara dan mencatat amal
seseorang) naik ke langit dengan membawa amal
seseorang
yang
cahayanya bersinar-sinar
bagaikan cahaya matahari. Ia, yang menganggap
amal orang tersebut banyak, memuji amal-amal
orang itu. Tetapi, sampai di pintu langit pertama,
berkata Malaikat penjaga pintu langit itu kepada Malaikat hafazhah,
“Tamparkanlah amal ini ke
wajah pemiliknya, aku ini penjaga tukang
pengumpat, aku diperintahkan untuk tidak
menerima masuk tukang mengumpat orang lain.
Jangan sampai amal ini melewatiku untuk
mencapai langit berikutnya.”
❎ Keesokan harinya, ada lagi Malaikat hafazhah
yang naik ke langit dengan membawa amal shalih
seorang lainnya yang cahayanya berkilauan. Ia juga memujinya lantaran begitu banyaknya amal
tersebut. Namun Malaikat di langit kedua mengatakan, “Berhentilah, dan tamparkan amal
dia ini ke wajah pemiliknya, sebab dengan amalnya itu mengharap keduniaan. Allah
memerintahkanku untuk menahan amal seperti ini, sampai berikutnya.” Maka lewat seluruh hingga malaikat melaknat orang tersebut sampai sore hari.
❎Kemudian ada lagi Malaikat hafazhah yang naik ke langit dengan membawa amal hamba Allah yang sangat memuaskan, dipenuhi amal sedekah, puasa, dan bermacam-macam kebaikan yang oleh Malaikat hafazhah dianggap demikian banyak dan terpuji. Namun saat sampai di langit ketiga berkata Malaikat penjaga pintu langit yang ketiga, “Tamparkanlan amal ini ke wajah pemiliknya, Aku Malaikat penjaga orang yang sombong. Allah memerintahkanku untuk tidak menerima orang sombong masuk. Jangan sampai amal ini melewatiku untuk mencapai langit berikutnya. Salahnya sendiri ia menyombongkan dirinya di tengah-tengah orang lain.
❎ Kemudian ada lagi Malaikat hafazhah yang naik
ke langit keempat, membawa amal seseorang
yang bersinar bagaikan bintang yang paling
besar, suaranya bergemuruh, penuh dengan
tasbih, puasa, shalat, naik haji, dan umrah. Tapi,
ketika sampai di langit keempat, malaikat
penjaga pintu langit keempat mengatakan
kepada Malaikat hafazhah, “Berhentilah, jangan
dilanjutkan. Tamparkanlah amal ini ke wajah
pemiliknya, aku ini penjaga orang-orang yang
suka
ujub
(membanggakan
diri).
Aku
diperintahkan untuk tidak menerima masuk amal
tukang ujub. Jangan sampai amal itu melewatiku
untuk mencapai langit yang berikutnya, sebab ia
kalau beramal selalu ujub.
❎ Kemudian naik lagi Malaikat hafazhah ke langit
kelima, membawa amal hamba yang diarak
bagaikan pengantin Wanita digiring kepada Suaminya, amal yang begitu bagus, seperti amal
jihad, ibadah haji, ibadah umrah. Cahaya amal
itu bagaikan matahari. Namun, begitu sampai di
langit kelima, berkata Malaikat penjaga pintu
langit kelima, “Aku ini penjaga sifat hasad
(dengki, iri hati). Pemilik amal ini, yang amalnya
sedemikian bagus, suka hasad kepada orang lain atas kenikmatan yang Allah berikan kepadanya.
Sungguh ia benci kepada apa yang diredhai Allah
Subhanahu Wa Ta'ala.
Saya
diperintahkan
agar
tidak
membiarkan amal orang seperti ini untuk
melewati pintuku menuju pintu selanjutnya.. “
❎ Kemudian ada lagi Malaikat hafazhah naik
dengan membawa amal lain berupa wudhu" yang
sempurna, shalat yang banyak, puasa, haji, dan
umrah. Tapi saat ia sampai di langit keenam, Malaikat penjaga pintu ini mengatakan, “Aku ini Malaikat penjaga rahmat. Amal yang seolah-olah
bagus ini, tamparkanlah ke wajah pemiliknya.
Salah sendiri ia tidak pernah mengasihi orang.
Bila ada orang lain yang mendapat musibah, ia
merasa senang. Aku diperintahkan agar amal
seperti ini tidak melewatiku hingga dapat sampai
pada pintu berikutnya.”
❎Kemudian ada lagi Malaikat hafazhah naik ke
langit ketujuh dengan membawa amal seorang
hamba berupa bermacam-macam sedekah, puasa,
shalat, jihad, dan kewara’an. Suaranya pun
bergemuruh bagaikan geledek/petir. Cahayanya
bagaikan Malaikat. Namun tatkala sampai di
langit yang ketujuh, Malaikat penjaga langit
ketujuh mengatakan, “Aku ini penjaga suma’ah (ingin terkenal / Riya"). Sesungguhnya orang ini
ingin dikenal dalam kelompok/kumpulan, selalu
ingin terlihat lebih unggul disaat berkumpul. Dan
ingin mendapatkan pengaruh dari para pemimpin..
Allah Ta'ala memerintahkanku agar amalnya itu tidak
sampai melewatiku. Setiap amal yang tidak
bersih kerana Allah Ta'ala, itulah yang disebut Riya".
Allah tak akan menerima amal orang-orang yang
riya.”
❎ Kemudian ada lagi Malaikat hafazhah naik
membawa amal seorang hamba: shalat, zakat,
puasa, haji, umrah, akhlak yang baik, pendiam,
tidak banyak bicara, dzikir kepada Allah.
Amalnya itu diiringi para Malaikat hingga langit
ketujuh. Bahkan sampai menerobos memasuki
hijab-hijab dan sampailah kehadirat Allah Azza Wa Jalla.
Para Malaikat itu berdiri dihadapan Allah. Semua
menyaksikan bahwa amal ini adalah amal yang
shaleh dan ikhlas kerana Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Namun Allah berfirman, “Kalian adalah
hafazhah,
pencatat amal-amal hamba-Ku.
Sedangkan Akulah yang mengintip hatinya. Amal
ini
tidak kerana-Ku. yang dimaksud oleh sipemilik amal ini bukanlah Aku. Amal ini tidak
diikhlaskan demi Aku. Aku lebih mengetahui dari
kalian apa yang dimaksud olehnya dengan
praktek itu. Aku laknat dia, kerana menipu orang
lain. Dan juga menipu kalian (para Malaikat
hafazhah).
Tetapi Aku tak akan tertipu olehnya.
Aku ini yang paling tahu akan hal-hal yang ghaib.
Akulah yang melihat isi hatinya, dan tidak akan
samar kepada-Ku setiap apapun yang samar.
Tidak akan tersembunyi bagi-Ku setiap apapun
yang tersembunyi. Pengetahuan-Ku atas apa yang
telah terjadi sama dengan pengetahuan-Ku akan
apa yang akan terjadi. Pengetahuan-Ku atas apa
yang telah lewat sama dengan pengetahuan-Ku
atas apa yang akan datang. Pengetahuan-Ku
kepada orang-orang terdahulu-Ku sebagaimana
pengetahuan-Ku kepada orang-orang yang
kemudian. Aku lebih tahu atas apapun yang
tersamar dari rahasia. Bagaimana bisa amal
hamba-Ku menipu-Ku. Dia bisa menipu makhluk
makhluk yang tidak tahu, sedangkan Aku ini Yang
Mengetahui hal-hal yang ghaib. Laknat-Ku tetap
kepadanya. Tujuh Malaikat hafazhah yang ada
pada saat itu dan 3000 Malaikat lain yang
mengiringinya menimpali, “Wahai Tuhan kami, dengan demikian tetaplah laknat-Mu dan laknat
kami kepadanya.”
Maka, semua yang ada di langit
pun mengatakan, “Tetapkanlah laknat Allah dan
laknat
mereka
yang
melaknat
kepadanya.” Tahanlah mulutmu, Mu’adz pun
kemudian menangis terisak-isak dan berkata,
“Ya Rasulullah, bagaimana bisa aku selamat dari
apa yang baru engkau ceritakan itu?”
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam menjawab, “Wahai Mu’adz,
ikutilah Nabimu dalam hal keyakinan.!”
Mu’adz berkata lagi, ‘Wahai Tuan, engkau adalah
Rasulullah. Sedangkan aku ini hanyalah si Mu’adz
bin Jabal, bagaimana aku dapat selamat dan
terlepas dari bahaya tersebut?”
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, “Seandainya dalam
amalmu ada kelengahan, tahanlah mulutmu,
jangan sampai menjelek-jelekkan orang lain. Dan
juga saudara-saudaramu sesama para Ulama. Apabila
engkau hendak menjelek-jelekkan orang lain,
ingatlah pada dirimu sendiri. Sebagaimana
engkau tahu dirimu pun penuh dengan aib.
❌Jangan membersihkan dirimu dengan menjelek
jelekkan orang lain.
❌Jangan mengangkat dirimu sendiri dengan menekan orang lain. Jangan Riya" dengan amalmu agar diketahui orang lain.
❌Janganlah termasuk golongan orang yang
mementingkan dunia dengan melupakan akhirat.
❌Kamu jangan berbisik-bisik dengan seseorang
padahal disebelahmu ada orang lain yang tidak
diajak berbisik.
❌Jangan takabur kepada orang
lain, Nanti akan kadaluarsa (expired) bagimu kebaikan
dunia dan akhirat.
❌Jangan berkata kasar dalam
suatu majelis dengan maksud supaya orang
orang takut akan keburukan akhlaqmu itu.
❌Jangan mengungkit-ungkit ketika berbuat
kebaikan.
❌Jangan merobek-robek (pribadi) orang
lain dengan mulutmu, kelak kamu akan dirobek
robek oleh anjing-anjing Neraka jahannam,
sebagaimana firman Allah, “Wannaasyithaati
nasythaa.” (Di neraka itu ada anjing-anjing
perobek badan-badan manusia, yang mengoyak
ngoyak daging dari tulangnya.)
Aku (Mu’adz) berkata: “Ya Rasulullah, siapa yang
akan kuat menanggung penderitaan semacam
ini?” Jawab Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, “Wahai Mu’adz,
yang kuceritakan tadi itu akan mudah bagi
mereka yang dimudahkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Cukup
untuk
mendapatkan semua itu-engkau menyayangi orang lain sebagaimana engkau
menyayangi dirimu sendiri, dan membenci
sesuatu terjadi kepada orang lain apa-apa yang
engkau benci bila sesuatu itu terjadi kepadamu.
Bila seperti itu, engkau akan selamat, terhindar
dari penderitaan itu.”
Khalid bin Ma’dan (yang meriwayatkan hadits itu
dari Mu’adz Radhiallahu 'Anhu) mengatakan, “Mu’adz sering
membaca hadits ini sebagaimana seringnya ia
membaca Al-Qur’an. Mempelajari hadits ini
sebagaimana ia mempelajari Al-Qur’an dalam Majelisnya.”
Seseorang siapapun itu tidak akan bisa
mengendalikan dirinya atas hatinya, atas
jasmaninya, atas ruhnya, kerana "Arrukhu min
amri robbi," ruh itu urusannya Allah, hati itu
urusannya Allah, ruh itu urusannya Allah. dalam
diri manusia itu ada tujuh (7) latifah. Sebagaimana
ada pintu tujuh langit, latifah itu adalah: Latifah Qolbi, Latifah Sir, Latifah Khofi, Latifah Akhfa, Latifah Ruh/Roh, Latifah Nafsi, dan Latifah Kullu Badan
Kalau manusia itu membersihkan latifah dalam
tubuhnya. Maka sama saja dia membersihkan diri
dari
7 kekotoran yang menjadi sebab tertolaknya amal ibadat sampai menembusi 7 langit,
dengan sendirinya kalau tujuh latifahnya bersih
dari sifat tercela. Maka sama saja dia telah
membuka 7 pintu langit. Ini sebenarnya teori
sangat sederhana. Tetapi mungkin jarang orang
yang berfikir ke sana.
Jika 7 latifah kita terbuka bersih dari batu dan
kekotoran yang menutup sumur fadzilah. Maka
air fadzilah dari Allah akan memancar. Memancar tanpa harus kita mengupayakan agar
air keluar. Sebagaimana sumur yang telah bertemu sumbernya yang ada 7, sumur itu akan
menyumber terus tanpa kita mengupayakan agar
airnya keluar, Nah, saat pembersihan dan
penggalian 7 pintu latifah itu. Dan saat
pembersihan soal ruhani itu jelas bukan urusan
kita, atau penyedot debu dari manapun. Juga
bukan urusan cleaning servis manapun, tak ada
pembersih atau sabun apapun yang bisa
membersihkan. Tidak bisa itu dilakukan manusia,
kecuali oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang bisa membolak balikkan
hati, Penguasa Alam Ruh, Alam Sir dan Akhfa.
Maka tak ada solusi paling cerdas, melebihi
solusi mendekatkan sang Maha Membersihkan yaitu Allah Azza Wa Jalla agar ruh kita-- qolbu kita dibersihkan,
dan pendekatan itu dengan memperbanyak zikir
mengingat-Nya. Sebab Allah itu beza dengan
makhluq,
Dia
tak perlu disogok
atau
memerlukan makanan enak, atau diberi parcel
agar kita menjadi dekat. Tetapi, Dia didekati
dengan pendekatan kehambaan kita, mahunya kita
menghamba--mengingat-Nya… dalam tidur, duduk,
berdiri, menunjukkan kecintaan kita.
Nah, ini juga sebenarnya juga kemudian
berhubungan dengan urusan Jin itu, kok bisa?
Sebenarnya ini pengalaman saja, jadi kejadian
yang terjadi sebagaimana pengalaman yang
kualami. Lalu aku mengambil kesimpulan. Dan
siapa saja nanti bisa mempraktekkan dengan apa
yang akan kuceritakan ini. [HSZ]
To be Continued.....
Untuk Anda yang belum baca siri ini yang sebelumnya,
Anda boleh baca disini : KISAH SUFI, SANG KYAI
Ilustrasi Image; Doc, Fortuna Media
No comments
Post a Comment