KISAH SUFI, SANG KYAI [60]
KISAH SUFI, SANG KYAI [60]
- Pada siri KISAH SUFI, SANG KYAI [59] Sang Kyai mengisahkan: Minggu Legi (Kalendar Jawa) kemaren si Hamzah juga ikut dzikir jama’ah, dia pulang menunggu yang lain pulang, baru mengutarakan maksudnya padaku. “Terimakasih Mas Kyai… puasa dan dzikir rezeqi sudah saya amalkan. Dan hasilnya Subhanallaah, saya yang tak punya pemasukan yang bisa untuk membayar hutang, Alhamdulillah, Istri mendapat pekerjaan baru, menawarkan tanah dan rumah, untuk dibeli orang, di awal dzikir rezeqi, Istri mendapat 5 penawaran, yang jika dihitung jika mendapat komisi 1 juta, berarti sudah jelas dapat 5 juta, dan setelah seminggu menjalankan, Istri sudah mendapat 12 penawaran, yang sudah bisa dipastikan, artinya, sebulan ini saya sudah bisa menutup tagihan di bulan ini untuk hutang saya, malah masih lebih. Saya sangat berterima kasih sekali, kerana sudah diberi jalan keluar dari masalah saya, yang terus terang bagi saya masih tak masuk akal, tapi benar-benar saya alami…”
- “Nah sekarang, yang harus di-tes ke-istiqomahan diri, jalankan dengan istiqomah, sebab banyak orang yang kemudian, ketika susah mahu menjalankan amaliyah, ketika berhasil amaliyah ditinggalkan. Nanti kalau nol/zero lagi, minta lagi amaliyah, jangan seperti itu. Itu namanya kayak kerja di pabrik, dapat gaji, sudah tak mahu kerja lagi, Ya, mana mahu pabriknya kasi gaji di bulan depan."
FORTUNA MEDIA - Dalam dunia ini semua sudah digariskan Allah Subhanahu Wa Ta'la, dan
jodoh pertemuan itu kadangkala seseorang
sudah lama bersama runtang- runtung. Tetapi
kadang antara yang satu tidak bisa mengambil manfaat dari yang lain, kerana secara tertulis di Lauhil Mahfudz keduanya tidak dijodohnya untuk
saling mengambil manfaat dari yang lain. Tetapi
kadang juga yang baru sekali bertemu, kemudian
Allah Subhanahu Wa Ta'ala menghendaki kepada keduanya untuk saling
bisa memberi manfaat.
Walau tak banyak
pembicaraan terucap dalam pertemuan itu, dan tak
banyak pekerjaan dijalankan bersama, itu
mungkin bisa saja terjadi pada siapa saja, dan di
manapun juga, tanpa harus diawali perencanaan,
atau disertai suatu kisah terlebih dahulu, yang
jelas
segala kejadian yang telah terjadi,
kejadian itu bernilai atau tidak, itu tergantung
kita mampu tidak mengambil pelajaran di
dalamnya. Dan kejadian itu akan mendewasakan
kita dalam cara berfikir, dan lebih bijak mengambil
keputusan.
Kisah ini baru berlaku pada hari Minggu Kliwon (Kalendar Jawa) kemaren, sebelum
bulan puasa Ramadhan, sebenarnya kisah ini
berawal dari seorang lelaki yang mengikuti
pengajian di Majlis Dzikirku. Sebagaimana biasa
tiap yang mengikuti Majlis dzikirku, kebanyakan
tiap selesai dzikir, maka pada meminta amalan.
Dan begitu juga lelaki itu yang bernama
Arifuddin, dia meminta amalan dariku lalu ku beri, sebagaimana biasa selesai meminta amalan,
ku jelaskan cara menjalankan amalan dzikirnya,
dan menjalankan lelakunya, entah sengaja atau
tidak, pas lelaki itu meminta amalan aku
mengatakan,
“Mungkin sebentar lagi dia akan
mengalami kecelakaan, setelah mengamalkan
amalan dariku, tapi InsyaAllah tak apa-apa.”
kataku.
Dan ternyata setelah menjalankan
amaliyah, kejadiannya benar-benar terjadi,
Arifuddin mengalami kecelakaan, pas di sebuah
tikungan(bengkok/corner), sedang dia mengendarai motor,
motornya ditabrak motor lain, pas di tengahnya,
Arifuddin terpental ke aspal (jalan tar) Dan anehnya dia
sama sekali tak lecet sedikitpun, sedang yang
menabrak sampai luka sangat parah, malah
selesai kecelakaan dia datang kerumahku, untuk
menceritakan pengalamannya itu.
Tentu saja kejadian itu membuat Arifudin makin
yakin dengan ikut dzikir aktif di Majlisku.
Dan
bukan itu saja Ibunya yang tinggal di lain
kabupaten dengan Majlisku, dimintanya juga ikut
pengajian dzikir di Majlisku. Dan kemantapan
itupun dirasakan oleh Ibunya.
Kebetulan Ibunya Arifudin
juga punya anak perempuan yang tinggal di
Jakarta, dan di saat-saat terakhir, dia selalu mimpi buruk, dia (Ibunya Arifudin) mimpi anak perempuannya itu
diikat dengan rantai oleh seorang lelaki tua,
sehingga anak perempuannya itu tak bisa apa
apa, hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, dia
sangat khawatir dengan mimpinya itu. Maka dia
menghubungi anak perempuannya yang ada di
Jakarta, jangan-jangan telah terjadi apa-apa
yang tidak diinginkan.
Tetapi anak perempuannya yang bernama Aisyah
itu tak mahu cerita tentang apa yang terjadi,
sementara Aisyah sendiri sebenarnya selama
setahun ini telah mengalami hal yang dia sendiri
tak mengerti, dia jadi begitu malas menjalankan
sholat, dia malas mengaji, dia malas menjalankan
ibadah, bahkan dia merasa benci bila melihat Suaminya. Tetapi Aisyah sendiri tak tahu kenapa dia
sampai menjadi seperti itu, sampai akhir-akhir
ini
dia muntah darah, dan cepat-cepat dia
periksakan diri ke doktor, tapi setelah
diperiksa, ternyata sama sekali tak ditemukan
penyakit di dalam tubuhnya, sehingga membuat
Aisyah dan Suaminya bingung. Seharusnya kalau
sampai muntah darah pastilah ada penyakit di
dalam tubuhnya, tapi ternyata menurut doktor
Aisyah sihat-sihat saja
Sampai ibunya menelponnya untuk mengikuti
pengajian dzikir di Majlisku,
“Cobalah Aisyah… kamu ikut pengajian di tempat
yang Abangmu ikut pengajian, Abangmu saja
setelah ikut pengajian di sana, kecelakaan saja
dia tak lecet,” kata ibunya di telefon.
“Tapi aku sibuk di Jakarta Bu". Mana antara Pekalongan
Jakarta itu jauh, dan aku tak bisa meninggalkan
pekerjaan.” jawab Aisyah.
“Ya disempatkanlah Aisyah, ya ikut sekali atau
bagaimana, kamu kan masih muda, Ibu sih sudah
tua, kamu masih banyak perjalanan yang harus
dilaluii, jadi masih perlu banyak bekal.” kata
Ibunya.
“Iya deh… nanti ku usahakan datang..” jawab
Aisyah setelah didesak Ibunya.
Sementara itu, sebelum Aisyah datang ke
rumahku, malamnya aku mimpi, aku melihat
perempuan. Ya, Aisyah itu datang ke rumahku,
dan ku dapati banyak Jin di tubuhnya. DanJjin itu
dikirim oleh seorang tua yang kerjanya di sawah.
Aku tak memperdulikan mimpiku itu, sampai
besoknya, sore hari Aisyah datang ke rumahku untuk mengikuti pengajian rutin tiap minggu
kliwon, aku hairan kerana Aisyah ini perempuan
yang ada di dalam mimpiku, ketika bertemu
denganku, Aisyah bercerita tentang muntah
darahnya. Dan apa yang dialami selama setahun
belakangan ini. Ku pinta dia mengulurkan
pergelangan tangannya, dan ku pegang, dan
langsung saja dia merasa ingin muntah, pertanda
interaksi Jin yang ada di dalam tubuhnya kontak,
cepat-cepat ku lepaskan tangannya, kerana
waktu sudah sore, kerana ku perhitungkan tak
akan banyak waktu untukku mengeluarkan jJn di
dalam tubuhnya.
“Sudah, besok saja ku obati, sekarang dipakai
istirahat saja.” kataku.
“Iya.” jawab Aisyah, yang kemudian pergi ke
rumah Abangnya.
Malamnya Aisyah mengkuti pengajian dan dzikir
bersama. Tetapi dia merasa lemah di tengah
tengah dzikir, dan ku biarkan saja, sampai
besoknya dia datang lagi dari rumah Abangnya,
dan bertemu denganku, dan minta ku obati,
sekalian mau meminta amaliyah agar bisa
dijalankan, lalu aku ambilkan amaliyah dasar dzikir pondasi yang biasanya ku berikan pada
orang yang meminta amalan kepadaku.
Ku katakan dzikir pondasi, sebab itu bagiku
adalah dzikir permulaan sebelum seseorang
menjalankan dzikir tingkatan dalam thareqah,
dzikir itu tak bezanya membangun rumah,
diawali dengan pondasi, dan diusahakan pondasi
itu
kokoh dan kuat, makin kuat pondasi
seseorang maka jika rumah itu makin tinggi dan
bertingkat. Maka tidak akan ada bahaya bagi
orang yang menjalankan dzikir, yang sering
terjadi, seseorang itu menjalankan dzikir dan
wirid selalu diambil pokoknya, tanpa pondasi
lebih dulu. Maka makin tinggi dzikir yang
dijalankan, hampir bisa dipastikan kemudian
akan terjadi masalah, kalau tidak orangnya yang
tak kuat, kemudian menjadi gila. Ya, kebanyakan
kemudian dikuasai jin, dan disesatkan.
Awalnya aku juga tak berprasangka apa-apa,
kertas tulisan dzikir pondasi ku serahkan kepada
Aisyah. Tetapi setelah Aisyah itu memegang kertas
dzikir, tiba-tiba tangannya bergetar tak bisa
dikendalikan, kedua tangannya bergetar tak
karuan, dia juga hairan.
“Eeehh, kenapa tanganku ini tak bisa ku kendalikan
…!” jerit Aisyah,
Aku sendiri hairan, kenapa kok jadi seperti itu,
tiba-tiba
tubuhnya terjengkang dan dia
mengalami
berubah.
kesurupan,
seketika
suaranya
“Hiihiiiihihihi… kau ingin mengeluarkanku…, tidak
bisa, aku tak mahu keluar.” kata suara Aisyah
yang menjadi suara Nenek-Nenek.
Wah dia kesurupan, fikirku. Lalu aku bertanya.
“Siapa ini?” tanyaku.
“Aku yang menghuni tubuh ini,” jawab Nenek tua
yang ada di tubuh Aisyah.
“Lalu kamu siapa?” tanyaku lagi
“Aku Jjin yang ada di tubuh ini…” jawabnya.
“Jin kiriman atau Jin yang masuk sendiri?”
“Aku Jin kiriman.”
“Siapa yang mengirim?”
“Mau tahu saja…”
Kerana ku tanya tak mahu menjawab, maka segera Jin ku keluarkan. Tetapi baru saja Jin ku keluarkan,
sudah berganti dengan Jin yang baru, wah
banyak juga jin yang di dalam, pikirku. Maka ku
keluarkan lagi jin yang kedua, dan kembali lagi,
ada Jin lagi yang di dalam, sampai tiga kali ku
keluarkan Jin yang di dalam, ku lihat Aisyah
lelah, maka ku suruh saja istirahat dan mandi di
rumah Abangnya dulu, tapi baru saja dia pulang
mandi di rumah Abangnya, aku dipanggil Abangnya, kerana lagi-lagi Aisyah kerasukan, kali
ini Jin yang lain lagi. Dan untuk lengkapnya pas Jin ini merasuk dan saat ku keluarkan, sudah ada
videonya, kerana saat itu banyak yang melihat
dan yang menonton, pas kebetulan ada yang bawa
Handphone sehingga kejadian pas bisa direkam, dan
untuk melihatnya bisa dibuka di youtube:
http://www.youtube.com/watch?v=bZmaEU…tur
e=g-upl
(maaf pembaca, Saya coba search, video ini mungkin telah dipadam oleh admin youtube nampaknya.🙏)
Setelah Jin yang di video itu mencoba
menyerangku, lalu tangan Aisyah ku tempelkan
ke dadaku dan kepanasan, juga ilmunya musnah. Maka sampai besoknya dia tak kerasukan lagi,
sampai besoknya dia datang lagi ke rumahku,
ingin ku check masih ada tidak Jin di dalam tubuhnya. Maka ku arahkan tapak tanganku ke
arah dadanya berjarak 15 cm. dan seketika yang
ada di dalam tubuhnya bereaksi. Kali ini bukan
tertawa-tawa seperti suara Nenek-nenek, tapi
menggerung-gerung dengan suara lelaki,
“Tahu juga lu di mana aku sembunyi..” kata suara
Aisyah yang sudah berubah dengan suara lelaki.
“Siapa ini?” tanyaku,
“Aku yang mengirim Jin-Jin masuk ke tubuh
perempuan ini.” jawab lelaki di tubuh Aisyah.
Aku hairan juga, berarti ilmu orang ini lumayan
tinggi, pasti dia memakai ilmu raga sukma. Tetapi
aku tak perlu gentar. Maka ku serang dia, dan
juga videonya bisa disaksikan di youtube,
bagaimana lelaki yang dalam tubuh Aisyah itu
menyerah
dan tak sanggup melawanku.
Sebenarnya juga bukan aku ini orang yang sakti,
tapi kerana bagiku orang yang bersandar pada
Allah Azza Wajalla. Maka Allah itu lebih sakti dari Jin
manapun. Dan ilmu manapun, jika kita bersandar
pada Allah Ta'ala kurasa sejauh mana kita bersandar
dan tawakal maka Allah Subhanahu Wa Ta'ala pasti akan memberikan
pertolongan.
Sampai akhirnya ilmu orang itu ku cabut. Dan aku
lupa, tidak terfikir, kalau ilmu orang itu ku
cabut maka pasti dia akan susah keluar dari
tubuh Aisyah. Dan benar saja, ketika ku suruh
keluar dan ku usahakan keluar aku sampai
kewalahan dan kehabisan akal, orang itu tetap
tak bisa ku keluarkan, sampai dia mengatakan,
“Ayo bantu keluarkan aku, aku tak bisa keluar,
bantu aku, aku sudah tak kuat lagi, di dalam
sangat panas,”
Sementara aku sendiri sudah mengarahkan
segenap tenaga, tetap saja tak mampu ku
keluarkan. Hingga aku sendiri jadi bingung, harus
bagaimana??. Hingga ada bisikan di hatiku untuk
meminta kekuatan semua karamah guruku,
sampai bersambung kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, lalu ku pegang
tangan Aisyah, dan ku berdo’a supaya Allah Azza Wa Jalla membersihkan tubuhnya dari kekuatan jahat
orang yang ada di tubuhnya. Dan Alhamdulillah, Aisyah terbebas, dan sembuh dengan total. Dua
hari kemudian Aisyahpun kembali ke Jakarta.
Biasanya, kalau lagi urusannya santet (Malay:santau) dan Jin. Maka biasanya urusannya kembali yang datang juga seperti itu. Setelah masalah Aisyah selesai, datang lagi perempuan setengah baya, dia bercerita kalau mengalami sakit sudah lama. Tetapi begitu juga jika diperiksakan ke doktor maka tidak ditemukan sakit sama sekali. Dia bercerita kalau sudah kemana saja mencari obat, tapi tak juga ada kesembuhan didapat.
Namanya Bu" Maslahah, menurut ceritanya, di tubuhnya sering ada dirasakan sesuatu yang berjalan, tak tahu apa itu. Dan sakitnya sampai ke sekujur tubuh, dari kepala, dan mata tak bisa melihat, sampai gigi juga rasanya copot semua, dan dadanya sesak katanya sulit bernafas, juga jika berdiri kemudian linglung/sempoyongan. Dan yang aneh di bagian bagian kulitnya ada bundaran selebar gelas menghitam, dan gatalnya minta ampun. Kucoba pegang pergelangan tangannya, dia langsung ingin muntah. Wah, kayaknya seperti penyakitnya Aisyah, fikirku. Tapi setelah ku coba deteksi, aneh tak ku rasakan getaran apa apa, juga dia tidak mahu muntah lagi. Cuma tubuhnya merasa kepanasan.
Dan yang aneh setengah jam kemudian di pergelangan tanganku ada warna hitam, sebesar kelereng/guli. Aku hairan, dan ku pegang rasanya nyeri. Bu"Maslahah hanya ku beri air. Dan Alhamdulillah besoknya dia antar mesej katanya penyakitnya sudah tak dirasakan lagi dan tubuhnya sudah bail.
Tetapi dua hari kemudian dia datang lagi, katanya penyakitnya dirasakan lagi. Dan ku coba beri air lagi, belum tahu bagaimana perkembangannya selanjutnya. Dan semoga saja dia sembuh, dan tak kambuh/bangkit lagi penyakitnya.InsyaAllah.😘 Aamiin Allahumma Aamiin 💗👐 [HSZ]
To be Continued.....
Untuk Anda yang belum baca siri ini yang sebelumnya,
Anda boleh baca disini ; KISAH SUFI, SANG KYAI
Ilustrasi Image; Doc, Fortuna Media
No comments
Post a Comment