KISAH SUFI, SANG KYAI [60]


<img src=https://fazryan87.blogspot.com".jpg" alt="KISAH SUFI, SANG KYAI [60]">

   KISAH SUFI, SANG KYAI [60]

  • Pada siri KISAH SUFI, SANG KYAI [59]  Sang Kyai mengisahkan: Minggu Legi (Kalendar Jawa) kemaren si Hamzah juga ikut dzikir jama’ah, dia pulang menunggu yang lain pulang, baru mengutarakan maksudnya padaku. “Terimakasih Mas Kyai… puasa dan dzikir rezeqi sudah saya amalkan. Dan hasilnya Subhanallaah, saya yang tak punya pemasukan yang bisa untuk membayar hutang, Alhamdulillah, Istri mendapat pekerjaan baru, menawarkan tanah dan rumah, untuk dibeli orang, di awal dzikir rezeqi, Istri mendapat 5 penawaran, yang jika dihitung jika mendapat komisi 1 juta, berarti sudah jelas dapat 5 juta, dan setelah seminggu menjalankan, Istri sudah mendapat 12 penawaran, yang sudah bisa dipastikan, artinya, sebulan ini saya sudah bisa menutup tagihan di bulan ini untuk hutang saya, malah masih lebih. Saya sangat berterima kasih sekali, kerana sudah diberi jalan keluar dari masalah saya, yang terus terang bagi saya masih tak masuk akal, tapi benar-benar saya alami…”

  •  “Nah sekarang, yang harus di-tes ke-istiqomahan diri, jalankan dengan istiqomah, sebab banyak orang yang kemudian, ketika susah mahu menjalankan amaliyah, ketika berhasil amaliyah ditinggalkan. Nanti kalau nol/zero lagi, minta lagi amaliyah, jangan seperti itu. Itu namanya kayak kerja di pabrik, dapat gaji, sudah tak mahu kerja lagi, Ya, mana mahu pabriknya kasi gaji di bulan depan."

   FORTUNA MEDIA -  Dalam dunia ini semua sudah digariskan Allah Subhanahu Wa Ta'la, dan jodoh pertemuan itu kadangkala seseorang sudah lama bersama runtang- runtung. Tetapi kadang antara yang satu tidak bisa mengambil manfaat dari yang lain, kerana secara tertulis di Lauhil Mahfudz keduanya tidak dijodohnya untuk saling mengambil manfaat dari yang lain. Tetapi kadang juga yang baru sekali bertemu, kemudian Allah Subhanahu Wa Ta'ala menghendaki kepada keduanya untuk saling bisa memberi manfaat.

  Walau tak banyak pembicaraan terucap dalam pertemuan itu, dan tak banyak pekerjaan dijalankan bersama, itu mungkin bisa saja terjadi pada siapa saja, dan di manapun juga, tanpa harus diawali perencanaan, atau disertai suatu kisah terlebih dahulu, yang jelas segala kejadian yang telah terjadi, kejadian itu bernilai atau tidak, itu tergantung kita mampu tidak mengambil pelajaran di dalamnya. Dan kejadian itu akan mendewasakan kita dalam cara berfikir, dan lebih bijak mengambil keputusan.

   Kisah ini baru berlaku pada hari Minggu Kliwon 
(Kalendar Jawa) kemaren, sebelum bulan puasa Ramadhan, sebenarnya kisah ini berawal dari seorang lelaki yang mengikuti pengajian di Majlis Dzikirku. Sebagaimana biasa tiap yang mengikuti Majlis dzikirku, kebanyakan tiap selesai dzikir, maka pada meminta amalan.

  Dan begitu juga lelaki itu yang bernama Arifuddin, dia meminta amalan dariku lalu ku 
beri, sebagaimana biasa selesai meminta amalan, ku jelaskan cara menjalankan amalan dzikirnya, dan menjalankan lelakunya, entah sengaja atau tidak, pas lelaki itu meminta amalan aku mengatakan,
 “Mungkin sebentar lagi dia akan mengalami kecelakaan, setelah mengamalkan amalan dariku, tapi InsyaAllah tak apa-apa.” kataku.

  Dan ternyata setelah menjalankan amaliyah, kejadiannya benar-benar terjadi, Arifuddin mengalami kecelakaan, pas di sebuah tikungan(
bengkok/corner), sedang dia mengendarai motor, motornya ditabrak motor lain, pas di tengahnya, Arifuddin terpental ke aspal (jalan tar) Dan anehnya dia sama sekali tak lecet sedikitpun, sedang yang menabrak sampai luka sangat parah, malah selesai kecelakaan dia datang kerumahku, untuk menceritakan pengalamannya itu. Tentu saja kejadian itu membuat Arifudin makin yakin dengan ikut dzikir aktif di Majlisku.

  Dan bukan itu saja Ibunya yang tinggal di lain kabupaten dengan Majlisku, dimintanya juga ikut pengajian dzikir di Majlisku. Dan kemantapan itupun dirasakan oleh Ibunya. 

  Kebetulan Ibunya Arifudin juga punya anak perempuan yang tinggal di Jakarta, dan di saat-saat terakhir, dia selalu
 mimpi buruk,  dia (Ibunya Arifudin) mimpi anak perempuannya itu diikat dengan rantai oleh seorang lelaki tua, sehingga anak perempuannya itu tak bisa apa apa, hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, dia sangat khawatir dengan mimpinya itu. Maka dia menghubungi anak perempuannya yang ada di Jakarta, jangan-jangan telah terjadi apa-apa yang tidak diinginkan.

  Tetapi anak perempuannya yang bernama Aisyah itu tak mahu cerita tentang apa yang terjadi, sementara Aisyah sendiri sebenarnya selama setahun ini telah mengalami hal yang dia sendiri tak mengerti, dia jadi begitu malas menjalankan sholat, dia malas mengaji, dia malas menjalankan ibadah, bahkan dia merasa benci bila melihat Suaminya. Tetapi Aisyah sendiri tak tahu kenapa dia sampai menjadi seperti itu, sampai akhir-akhir ini dia muntah darah, dan cepat-cepat dia periksakan diri ke doktor, tapi setelah diperiksa, ternyata sama sekali tak ditemukan penyakit di dalam tubuhnya, sehingga membuat Aisyah dan Suaminya bingung. Seharusnya kalau sampai muntah darah pastilah ada penyakit di dalam tubuhnya, tapi ternyata menurut doktor Aisyah sihat-sihat saja 

    Sampai ibunya menelponnya untuk mengikuti pengajian dzikir di Majlisku, “Cobalah Aisyah… kamu ikut pengajian di tempat yang Abangmu ikut pengajian, Abangmu saja setelah ikut pengajian di sana, kecelakaan saja dia tak lecet,” kata ibunya di telefon.

  “Tapi aku sibuk di Jakarta Bu". Mana antara Pekalongan Jakarta itu jauh, dan aku tak bisa meninggalkan pekerjaan.” jawab Aisyah.

 “Ya disempatkanlah Aisyah, ya ikut sekali atau bagaimana, kamu kan masih muda, Ibu sih sudah tua, kamu masih banyak perjalanan yang harus dilaluii, jadi masih perlu banyak bekal.” kata Ibunya.

  “Iya deh… nanti ku usahakan datang..” jawab Aisyah setelah didesak Ibunya. Sementara itu, sebelum Aisyah datang ke rumahku, malamnya aku mimpi, aku melihat perempuan. Ya, Aisyah itu datang ke rumahku, dan ku dapati banyak Jin di tubuhnya. DanJjin itu dikirim oleh seorang tua yang kerjanya di sawah.

   Aku tak memperdulikan mimpiku itu, sampai besoknya, sore hari Aisyah datang ke rumahku 
untuk mengikuti pengajian rutin tiap minggu kliwon, aku hairan kerana Aisyah ini perempuan yang ada di dalam mimpiku, ketika bertemu denganku, Aisyah bercerita tentang muntah darahnya. Dan apa yang dialami selama setahun belakangan ini. Ku pinta dia mengulurkan pergelangan tangannya, dan ku pegang, dan langsung saja dia merasa ingin muntah, pertanda interaksi Jin yang ada di dalam tubuhnya kontak, cepat-cepat ku lepaskan tangannya, kerana waktu sudah sore, kerana ku perhitungkan tak akan banyak waktu untukku mengeluarkan jJn di dalam tubuhnya.

 “Sudah, besok saja ku obati, sekarang dipakai istirahat saja.” kataku.

 “Iya.” jawab Aisyah, yang kemudian pergi ke rumah Abangnya. Malamnya Aisyah mengkuti pengajian dan dzikir bersama. Tetapi dia merasa lemah di tengah tengah dzikir, dan ku biarkan saja, sampai besoknya dia datang lagi dari rumah Abangnya, dan bertemu denganku, dan minta ku obati, sekalian mau meminta amaliyah agar bisa dijalankan, lalu aku ambilkan amaliyah dasar 
dzikir pondasi yang biasanya ku berikan pada orang yang meminta amalan kepadaku.

  Ku katakan dzikir pondasi, sebab itu bagiku adalah dzikir permulaan sebelum seseorang menjalankan dzikir tingkatan dalam thareqah, dzikir itu tak bezanya membangun rumah, diawali dengan pondasi, dan diusahakan pondasi itu kokoh dan kuat, makin kuat pondasi seseorang maka jika rumah itu makin tinggi dan bertingkat. Maka tidak akan ada bahaya bagi orang yang menjalankan dzikir, yang sering terjadi, seseorang itu menjalankan dzikir dan wirid selalu diambil pokoknya, tanpa pondasi lebih dulu. Maka makin tinggi dzikir yang dijalankan, hampir bisa dipastikan kemudian akan terjadi masalah, kalau tidak orangnya yang tak kuat, kemudian menjadi gila. Ya, kebanyakan kemudian dikuasai jin, dan disesatkan.

   Awalnya aku juga tak berprasangka apa-apa, kertas tulisan dzikir pondasi ku serahkan kepada Aisyah. Tetapi setelah Aisyah itu memegang kertas dzikir, tiba-tiba tangannya bergetar tak bisa dikendalikan, kedua tangannya bergetar tak karuan, dia juga hairan.


  “Eeehh, kenapa tanganku ini tak bisa ku kendalikan …!” jerit Aisyah,
 Aku sendiri hairan, kenapa kok jadi seperti itu, tiba-tiba tubuhnya terjengkang dan dia mengalami berubah. kesurupan, seketika suaranya “Hiihiiiihihihi… kau ingin mengeluarkanku…, tidak bisa, aku tak mahu keluar.” kata suara Aisyah yang menjadi suara Nenek-Nenek.

   Wah dia kesurupan, fikirku. Lalu aku bertanya. “Siapa ini?” tanyaku.

 “Aku yang menghuni tubuh ini,” jawab Nenek tua yang ada di tubuh Aisyah.

 “Lalu kamu siapa?” tanyaku lagi

 “Aku Jjin yang ada di tubuh ini…” jawabnya.

 “Jin kiriman atau Jin yang masuk sendiri?”

 “Aku Jin kiriman.”

 “Siapa yang mengirim?”

 “Mau tahu saja…” 


   Kerana ku tanya tak mahu menjawab, maka segera Jin ku keluarkan. Tetapi baru saja Jin ku keluarkan, sudah berganti dengan Jin yang baru, wah banyak juga jin yang di dalam, pikirku. Maka ku keluarkan lagi jin yang kedua, dan kembali lagi, ada Jin lagi yang di dalam, sampai tiga kali ku keluarkan Jin yang di dalam, ku lihat Aisyah lelah, maka ku suruh saja istirahat dan mandi di rumah Abangnya dulu, tapi baru saja dia pulang mandi di rumah Abangnya, aku dipanggil Abangnya, kerana lagi-lagi Aisyah kerasukan, kali ini Jin yang lain lagi. Dan untuk lengkapnya pas Jin ini merasuk dan saat ku keluarkan, sudah ada videonya, kerana saat itu banyak yang melihat dan yang menonton, pas kebetulan ada yang bawa Handphone sehingga kejadian pas bisa direkam, dan untuk melihatnya bisa dibuka di youtube: http://www.youtube.com/watch?v=bZmaEU…tur e=g-upl
(maaf pembaca, Saya coba search, video ini mungkin telah dipadam oleh admin youtube nampaknya.🙏)

   Setelah Jin yang di video itu mencoba menyerangku, lalu tangan Aisyah ku tempelkan ke dadaku dan kepanasan, juga ilmunya musnah. Maka sampai besoknya dia tak kerasukan lagi, sampai besoknya dia datang lagi ke rumahku, ingin ku check masih ada tidak Jin di dalam 
tubuhnya. Maka ku arahkan tapak tanganku ke arah dadanya berjarak 15 cm. dan seketika yang ada di dalam tubuhnya bereaksi. Kali ini bukan tertawa-tawa seperti suara Nenek-nenek, tapi menggerung-gerung dengan suara lelaki,

 “Tahu juga lu di mana aku sembunyi..” kata suara Aisyah yang sudah berubah dengan suara lelaki.

 “Siapa ini?” tanyaku,

 “Aku yang mengirim Jin-Jin masuk ke tubuh perempuan ini.” jawab lelaki di tubuh Aisyah. Aku hairan juga, berarti ilmu orang ini lumayan tinggi, pasti dia memakai ilmu raga sukma. Tetapi aku tak perlu gentar. Maka ku serang dia, dan juga videonya bisa disaksikan di youtube, bagaimana lelaki yang dalam tubuh Aisyah itu menyerah dan tak sanggup melawanku.

   Sebenarnya juga bukan aku ini orang yang sakti, tapi kerana bagiku orang yang bersandar pada Allah Azza Wajalla. Maka Allah itu lebih sakti dari Jin manapun. Dan ilmu manapun, jika kita bersandar pada Allah Ta'ala kurasa sejauh mana kita bersandar dan tawakal maka Allah Subhanahu Wa Ta'ala pasti akan memberikan pertolongan. 

    Sampai akhirnya ilmu orang itu ku cabut. Dan aku lupa, tidak terfikir, kalau ilmu orang itu ku cabut maka pasti dia akan susah keluar dari tubuh Aisyah. Dan benar saja, ketika ku suruh keluar dan ku usahakan keluar aku sampai kewalahan dan kehabisan akal, orang itu tetap tak bisa ku keluarkan, sampai dia mengatakan,
 “Ayo bantu keluarkan aku, aku tak bisa keluar, bantu aku, aku sudah tak kuat lagi, di dalam sangat panas,”

   Sementara aku sendiri sudah mengarahkan segenap tenaga, tetap saja tak mampu ku keluarkan. Hingga aku sendiri jadi bingung, harus bagaimana??. Hingga ada bisikan di hatiku untuk meminta kekuatan semua karamah guruku, sampai bersambung kepada Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, lalu ku pegang tangan Aisyah, dan ku berdo’a supaya Allah Azza Wa Jalla  membersihkan tubuhnya dari kekuatan jahat orang yang ada di tubuhnya. Dan Alhamdulillah, Aisyah terbebas, dan sembuh dengan total. Dua hari kemudian Aisyahpun kembali ke Jakarta. 

<img src=https://fazryan87.blogspot.com".jpg" alt="KISAH SUFI, SANG KYAI [60]">

    Biasanya, kalau lagi urusannya santet (Malay:santau) dan Jin. Maka biasanya urusannya kembali yang datang juga seperti itu. Setelah masalah Aisyah selesai, datang lagi perempuan setengah baya, dia bercerita kalau mengalami sakit sudah lama. Tetapi begitu juga jika diperiksakan ke doktor maka tidak ditemukan sakit sama sekali. Dia bercerita kalau sudah kemana saja mencari obat, tapi tak juga ada kesembuhan didapat.

   Namanya Bu" Maslahah, menurut ceritanya, di tubuhnya sering ada dirasakan sesuatu yang berjalan, tak tahu apa itu. Dan sakitnya sampai ke sekujur tubuh, dari kepala, dan mata tak bisa melihat, sampai gigi juga rasanya copot semua, dan dadanya sesak katanya sulit bernafas, juga jika berdiri kemudian linglung/sempoyongan. Dan yang aneh di bagian bagian kulitnya ada bundaran selebar gelas menghitam, dan gatalnya minta ampun. Kucoba pegang pergelangan tangannya, dia langsung ingin muntah. Wah, kayaknya seperti penyakitnya Aisyah, fikirku. Tapi setelah ku coba deteksi, aneh tak ku rasakan getaran apa apa, juga dia tidak mahu muntah lagi. Cuma tubuhnya merasa kepanasan.

   Dan yang aneh setengah jam kemudian di pergelangan tanganku 
ada warna hitam, sebesar kelereng/guli. Aku hairan, dan ku pegang rasanya nyeri. Bu"Maslahah hanya ku beri air. Dan Alhamdulillah besoknya dia antar mesej katanya penyakitnya sudah tak dirasakan lagi dan tubuhnya sudah bail.
Tetapi dua hari kemudian dia datang lagi, katanya penyakitnya dirasakan lagi. Dan ku coba beri air lagi, belum tahu bagaimana perkembangannya selanjutnya. Dan semoga saja dia sembuh, dan tak kambuh/bangkit lagi penyakitnya.InsyaAllah.😘 Aamiin Allahumma Aamiin 💗👐 [HSZ] 

 To be Continued.....


#indonesia#misteri#KisahKyaiLentik  #KyaiLentik, #KisahSangKyai, #KisahSufi, #SangKyai, 



No comments