KISAH RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAM [121]
Masjid yang menandakan lokasi Perjanjian Hudaibiyah, perjanjian damai antara Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam dan suku Quraisy Makkah. Hari ini ia digunakan sebagai Miqat bagi jemaah haji yang berniat hendak melakukan Ihram.// Image by pinterest.com/
KISAH RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAM [121]
- KISAH RASULULLAH ﷺ صل الله عليه و سلم
- Bagian-121
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّد
- Pada siri ke-120 Diriwayatkan tentang Perjanjian Hudaibiyah
- Alangkah leganya Kaum Muslimin ketika tidak lama sesudah itu, Sayidina Utsman bin Affan Radhiallahu 'Anhu kembali ke perkemahan dalam keadaan selamat. Sungguh pun begitu ikrar Ridhwan tetap berlaku sebagai tanda kesetiaan dan kekompakan Umat Islam. Rasulullah ﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam, bahagia sekali dengan kekompakan Umatnya sebab terlihat jelas eratnya hubungan kasih sayang sesama mereka. Selain itu nyata sekali terlihat bahwa Kaum Muslimin sangat besar keberaniannya. Mereka bersedia menghadapi maut tanpa ragu-ragu lagi.
- Sayidina Utsman bin Affan Radhiallahu 'Anhu berhasil meyakinkan orang Quraisy bahwa Kaum Muslimin benar-benar ingin berhaji. Namun, kerana Quraisy sudah mengirim Khalid bin Walid dengan membawa Panji perang, Mereka takut orang akan mengatakan bahwa mereka adalah penakut jika mengizinkan Kaum Muslimin memasuki Kota Makkah.
- Maka perundingan pun berlanjut terus. Kali ini Suhail bin Amr menjadi juru runding Quraisy. Setelah lama berunding, akhirnya disepakati beberapa hal penting
- Perjanjian ini kemudian dikenal dengan nama Perjanjian Hudaibiyah, terjadi pada tahun ke-6 Hijriyah atau 628 Masehi. Setelah perjanjian ini, Bani Khuzaah langsung bergabung dengan Rasulullah ﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Sementara itu lawannya, Bani Bakr bergabung dengan pihak Quraisy.
Ketidakpuasan Sayidina 'Umar bin Khatab Radhiallahu 'Anhu
FORTUNA MEDIA -- Sayidina 'Umar bin Khatab Radhiallahu 'Anhu tidak puas dengan isi perjanjian itu. Ketidakpuasannya ini ditunjukkan setelah terjadi insiden saat penulisan perjanjian. Saat itu Sayidina Ali bin Abi Thalib Karamallahu Wajhah, mendapat tugas Rasulullah ﷺShallallahu 'Alaihi Wasallam untuk menulis perjanjian itu.
"Tulislah Bismillahirahmanirahim!" Sabda Rasulullah ﷺShallallahu 'Alaihi Wasallam kepada Sayidina Ali bin Abi Thalib Karamallahu Wajhah.
"Stop!" seru Suhail. "Nama Arrahman dan Arrahim ini tidak kukenal. Tulislah dengan Bismika allahumma (dengan nama-mu Ya Allah)"
"Tulislah dengan nama-mu Ya Allah," Sabda Rasulullah ﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam kepada Sayidina Ali bin Abi Thalib Karamallahu Wajhah.
"Lalu, tulislah: "Ini adalah perjanjian damai yang ditetapkan antara Muhammad Rasulullah dengan Suhail bin Amr."
Namun delegasi Kaum Quraisy itu kembali menolak.
"Jika kami mengakui bahwa engkau Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, tentu kami tidak akan memerangimu. Kerana itu tulislah namamu dan nama Ayahmu."
"Baik. Hapuslah kata Rasulullah. Tulislah Muhammad bin Abdullah," sabda Rasulullah ﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
Sebagaimana para Sahabat lain yang hadir, Sayidina Ali bin Abi Thalib Karamallahu Wajhah sudah memuncak kemarahannya kepada delegasi Quraisy itu, sehingga ia berkata,
"Tidak ya Rasulullah! Demi Allah aku tidak sudi menghapus kata itu."
Akhirnya Rasulullah ﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam sendiri yang menghapus kata-kata itu. Melihat hal itu Sayidina Umar bin Khattab Radhiallahu 'Anhu berkata kepada Sayidina Abu Bakar Radhiallahu 'Anhu yang duduk disampingnya,
"Bukankah dia itu Rasulullah?"
"Memang betul," jawab Sayidina Abu Bakar Radhiallahu 'Anhu .
"Bukankah kita ini orang-orang Islam?"
"Memang betul!"
"Bukankah mereka itu orang-orang musyrik?"
"Memang betul!"
"Lalu Mengapa kita mahu direndahkan dalam soal agama kita?" seru Sayidina Umar bin Khattab Radhiallahu 'Anhu berapi api.
Sayidina Abu Bakar Radhiallahu 'Anhu menenangkan Sayidina Umar bin Khattab Radhiallahu 'Anhu dengan kata-kata tegas, "Umar duduklah di tempatmu aku bersaksi bahwa dia Rasulullah."
Namun hampir semua Sahabat berpendapat seperti Sayidina Umar bin Khattab Radhiallahu 'Anhu. Mereka merasa agama mereka telah dilecehkan dengan perjanjian ini. Bukan saja mereka gagal tunaikan haji tahun ini tetapi juga harus menerima bahwa orang musyrik itu seolah merendahkan Allah Subhanahu Wa Ta'ala dan Rasulnya, Rasulullah ﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam .
Kemudian terjadilah sebuah peristiwa yang membuat para Sahabat semakin tidak menyukai perjanjian ini.
Kisah Abu Jandal
Belum lagi kering tinta perjanjian itu, tiba-tiba muncul Abu Jandal. Pemuda itu adalah anak Suhail bin Amr si perunding Kaum Quraisy. Para Sahabat sangat terkejut menyaksikan kedua kaki Abu Jandal dalam keadaan terbelenggu sehingga ia berjalan tertatih-tatih. Rupanya ia berhasil melepaskan diri dari Kota Makkah dan hendak menggabungkan diri dengan saudara-saudara Muslimnya.
Namun begitu melihat anaknya itu, Suhail bin Amr berseru,
"Ini adalah orang pertama yang ku tuntut Agar engkau mengembalikannya."
"Kami tidak melanggar isi perjanjian ini sampai bila pun," jawab Rasulullah ﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
"Demi Allah kalau begitu aku tidak akan menuntutmu kerana sesuatu apa pun" kata Suhail bin Amr .
Rasulullah ﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Kalau begitu, berilah dia jaminan perlindungan kerana aku."
"Aku tidak akan memberinya jaminan perlindungan kerana dirimu," tukas Suhail bin Amr.
"Lakukanlah!" pinta Rasulullah ﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam lagi
"Aku tidak akan melakukannya," jawab Suhail bin Amr .
Suhail bin Amr melangkah cepat ke arah Abu Jandal dan memukul keras-keras anaknya itu. Suhail bin Amr mencengkeram kerah (kolar) baju Abu Jandal dan menyeretnya untuk dikembalikan kepada Kaum Quraisy. Abu Jandal berseru,
"Semua orang Muslimin, Apakah aku akan dikembalikan kepada orang-orang musyrik yang akan menyiksaku kerana Agamaku ini?"
Kaum Muslimin merasa geram. Hampir-hampir saja kaki mereka bergerak untuk datang melawan perjanjian yang sudah ditandatangani.
Rasulullah ﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
"Wahai Abu Jandal bersabarlah dan tabahlah kerana Allah akan memberikan jalan keluar kepadamu dan orang-orang yang terzalimi seperti dirimu. Kami sudah mengukuhkan perjanjian dengan mereka. Kami telah membuat perjanjian persetujuan dengan mereka atas peristiwa seperti ini dan mereka pun sudah memberikan sumpah atas nama Allah kepada kami. Maka kami tidak akan melanggarnya."
Rasulullah ﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam melihat ke sekeliling dan menangkap wajah pengikutnya yang tampak sangat tidak puas. Hal inilah yang membuat para Sahabat tidak menuruti perintah Rasulullah ﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam sesaat setelah itu. [HSZ]
Shallu 'alan Nabi...
💐Bersambung ... Semoga Kita Mendapat Barokah Allah 'Azza Wa Jalla.
آمينَ يا رَبَّ الْعلَمِيْنَ ..بَارَكَ اللهُ فِيْك
Untuk Anda yang belum baca siri ini yang sebelumnya,
Anda boleh baca disini ; The Story of The Prophet Muhammad SAW
Editor ; Helmy Network
Ilustrasi Image, Doc, Helmy Network
No comments
Post a Comment