KISAH RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAM [120]

<img src=https://fazryan87.blogspot.com".jpg" alt="KISAH RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAM [120]">
Illustrasi Image
KISAH RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAM [120]

  • KISAH RASULULLAH ﷺ صل الله عليه و سلم
  • Bagian-120

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ  وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّد 

        Ikrar Ridhwan

    FORTUNA MEDIA -- Orang-orang Quraisy masih belum mahu menerima kedatangan Rasulullah ﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan Kaum Muslimin. Kini Rasulullah ﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam yang mengirim utusan. Semula beliau memerintahkan Umar bin Khattab Radhiallahu 'Anhu. Namun Umar bin Khattab Radhiallahu 'Anhu berkata, 

       "Saya khawatir orang Quraisy akan menindak saya, mengingat di Makkah tidak ada pihak Bani Adi yang akan melindungi saya. Kaum Quraisy sudah cukup mengetahui permusuhan saya dan tindakan tegas saya kepada mereka. Saya ingin menyarankan orang yang lebih baik daripada saya yaitu Utsman bin Affan Radhiallahu 'Anhu."

     Maka Rasulullah ﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam, mengutus menantunya Utsman bin Affan Radhiallahu 'Anhu. Tugas Utsman bin Affan Radhiallahu 'Anhu adalah berusaha meyakinkan bahwa Kaum Muslimin benar-benar berniat melaksanakan Haji. 

     Utsman bin Affan Radhiallahu 'Anhu pun memasuki Makkah di bawah perlindungan (jiwar) Aban bin Said. Melihat Utsman bin Affan Radhiallahu 'Anhu para pemimpin Quraisy berkata, 

     "Utsman, kalau tidak mahu berthawaf di Ka'bah berthawaflah." 

     "Aku tidak akan melakukannya sebelum Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam berthawaf," jawab Utsman bin Affan Radhiallahu 'Anhu

     Kedatangan kami kemari hanya untuk berziarah ke rumah suci dan memuliakannya. Kami ingin menunaikan kewajiban ibadah di tempat ini. Kami telah datang membawa binatang qurban setelah disembelih kami pun akan kembali pulang dengan damai."

     "Tapi kami telah bersumpah bahwa kalian tidak boleh masuk ke Makkah tahun ini," sanggah seorang Pembesar Quraisy.

      Terjadilah perdebatan seru yang alot tidak ada yang mahu mengalah, masing-masing melontarkan argumen. Akibatnya lama sekali Utsman bin Affan Radhiallahu 'Anhu tidak kembali. 

     Kaum Muslimin pun sudah sangat gelisah. Mereka takut Utsman bin Affan Radhiallahu 'Anhu dibunuh secara licik. Maka Rasulullah ﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam, mengumpulkan para Sahabatnya di bawah sebatang pohon. Mereka semua bersumpah setia untuk tidak meninggalkan tempat itu sebelum membalas kematian Utsman bin Affan Radhiallahu 'Anhu, kemudian disebut baiat Ridwan. Allah ﷻ menurunkan firman-nya 

لَقَدْ رَضِيَ اللَّهُ عَنِ الْمُؤْمِنِينَ إِذْ يُبَايِعُونَكَ تَحْتَ الشَّجَرَةِ فَعَلِمَ مَا فِي قُلُوبِهِمْ فَأَنْزَلَ السَّكِينَةَ عَلَيْهِمْ وَأَثَابَهُمْ فَتْحًا قَرِيبًا

    "Sesungguhnya Allah telah redha terhadap orang-orang Mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon. Maka Allah mengetahui apa yang ada dalam hati mereka lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan kemenangan yang dekat (waktunya)." (Al-Qur'an, Surah Al-Fath (48:18)

     Perjanjian Hudaibiyah

     Alangkah leganya Kaum Muslimin ketika tidak lama sesudah itu, Utsman bin Affan Radhiallahu 'Anhu kembali ke perkemahan dalam keadaan selamat. Sungguh pun begitu ikrar Ridhwan tetap berlaku sebagai tanda kesetiaan dan kekompakan Umat Islam. Rasulullah ﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam, bahagia sekali dengan kekompakan Umatnya sebab terlihat jelas eratnya hubungan kasih sayang sesama mereka. Selain itu nyata sekali terlihat bahwa Kaum Muslimin sangat besar keberaniannya. Mereka bersedia menghadapi maut tanpa ragu-ragu lagi.

       Utsman bin Affan Radhiallahu 'Anhu berhasil meyakinkan orang Quraisy bahwa Kaum Muslimin benar-benar ingin berhaji. Namun, kerana Quraisy sudah mengirim Khalid bin Walid dengan membawa Panji perang, Mereka takut orang akan mengatakan bahwa mereka adalah penakut jika mengizinkan Kaum Muslimin memasuki Makkah.

     Maka perundingan pun berlanjut terus. Kali ini Suhail bin Amr menjadi juru runding Quraisy. Setelah lama berunding, akhirnya disepakati beberapa hal penting berikut:

  • ~ Rasulullah ﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam, harus pulang tahun ini dan bisa berhaji tahun depan. Saat itu Kaum Muslimin tidak boleh membawa senjata kecuali pedang yang disarungkan. Orang Quraisy tidak boleh menghalangi dengan cara apa pun.

  • ~ Gencatan senjata selama 10 tahun tidak boleh ada yang menyerang pihak mana pun.

  • ~ Selama 10 tahun itu, barang siapa yang ingin bergabung dengan kaum muslimin dipersilahkan. Begitu juga yang ingin bergabung dengan Quraisy.  Jika ada suku yang telah menggabungkan diri diserang oleh pihak yang lain itu berarti perang.

  • ~ Siapa pun orang Quraisy yang bergabung kepada Rasulullah ﷺ tanpa izin walinya maka ia harus dikembalikan. Sementara itu siapa pun dari pihak Rasulullah ﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam yang bergabung dengan Quraisy tidak boleh dikembalikan lagi.

     Perjanjian ini kemudian dikenal dengan nama Perjanjian Hudaibiyah, terjadi pada tahun ke-6 Hijriyah atau 628 Masehi. Setelah perjanjian ini, Bani Khuzaah langsung bergabung dengan Rasulullah ﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Sementara itu lawannya, Bani Bakr bergabung dengan pihak Quraisy. [HSZ] 

Shallu 'alan Nabi...

💐Bersambung ... Semoga Kita Mendapat Barokah Allah 'Azza Wa Jalla.

آمينَ يا رَبَّ الْعلَمِيْنَ ..بَارَكَ اللهُ فِيْك

Untuk Anda yang belum baca siri ini yang sebelumnya,

Anda boleh baca disini ; The Story of The Prophet Muhammad SAW

Editor ; Helmy Network
Ilustrasi Image, Doc, Helmy Network

No comments