Novel - Menantu Dari Desa Part 7

<img src=https://fazryan87.blogspot.com".jpg" alt="Novel - Menantu Dari Desa  Part 7">

Novel - Menantu Dari Desa 

Part 7- Ilmu Pisahkan Orang

FORTUNA MEDIA - Wang satu beg (kresek plastik) masih di tangan Bang Torkis, belum juga dia serahkan ke kasir (cashier/juruwang), sementara itu karyawan dealer itu terus merayu kami. Bicaranya terus membicarakan keunggulan mobil Pajero sport tersebut. 

"Test drive dulu, Pak, biar Bapak rasakan kelebihan mobil ini,"  kata karyawan itu lagi. 

"Maaf, Bu, saya tidak bisa bawa mobil,"

"Saya juga tidak bisa,"  Kataku ketika karyawan itu melihat ke arahku. Karyawan itu tampak bingung ya, memang kami juga bingung, masak mahu beli mobil bawa mobil pun tak bisa. 

"Oke kami bisa suruh pegawai kami yang test drive, Bapak Ibu bisa ikut," 

"Bagaimana, Ayu?"  Bang Torkis malah bertanya padaku. 

"Ya, bagaimana lagi, Bang,"

"Jadi tak belinya? kalau jadi biar kita bayar, tidak usah test segala, kalau tidak jadi ya kita bawa pulang wang ini,"  kata Bang Torkis.

   BACA JUGA
Novel - Menantu Dari Desa Part 4
Novel - Menantu Dari Desa Part 5
Novel - Menantu Dari Desa Part 6

 

"Tidak usah jadi, Bang,"  kataku akhirnya. Aku merasa tertampar dengan perkataan Bang Torkis tadi, yang katanya ajaran gurunya. Belanjalah sesuai keperluan, bukan keinginan, Bang Torkis rela membangkang Ayah angkatnya demi Aku, dia melenceng dari prinsip hidupnya demi menuruti keinginanku. Keinginanku yang hanya mahu pamer ke mantan, Ah, alangkah jahatnya Aku. 

"Benar, Ayu?"

"Benar, Bang, tidak usah beli mobil,"  kataku lagi. 

Kami minta maaf ke dealer itu, lalu pergi keluar dari gedung tersebut, Bang Torkis masih menjinjing beg kresek berisi wang tersebut. 

"Bang, memang tidak penat bawa-bawa wang banyak gitu?"  tanyaku, hairan juga. Di zaman sekarang ini masih ada orang bawa-bawa wang. Apa dia tidak tahu ada akaun bank, wang elektronik. 

"Ayu ini bagaimananya, tapi mahu beli mobil, tentu saja bawa wang," 

"Simpan di Bank kenapa, Bang, Abang tinggal bawa kad kayak gini,"  kataku seraya menunjukkan Card ATM-ku. 

"Tidak punya, pinjam punyamu dulu, Ayu," 

"Maksudnya, Bang?"

"Ya, pinjam, ini wang masukkan ke akaun bankmu,"

"Semua?"

"Jangan semua lah, tinggalkan sedikit untuk belanja,"

Wah, ini type lelaki apa ya, masak mudah percaya begitu saja, dia mahu masukkan wang enam ratus juta ke akaun ATM-ku. 

"Tolonglah, pegal juga menjingjing ini ke mana-mana,"  kata Bang Torkis lagi. 

Akhirnya kami ke Bank, Aku sampai gemetar ketika wang lima ratus delapan puluh juta masuk akaun bankku. Bang Torkis sangat percaya padaku, Aku berjanji dalam hati tidak akan menyia-nyiakan kepercayaan Bang Torkis. 

"Kenapa percaya kali padaku, Bang?"  tanyaku ketika kami dalam perjalanan pulang. 

"Lihat ini, Ayu," kata Bang Torkis seraya menunjukkan isi handphone-nya. 

Ternyata status Facebook-ku enam bulan lalu, Aku ingat status itu, saat itu Aku menemukan kalung emas, kuumumkan di Facebook siapa yang kehilangan, jika bisa tunjukkan bukti akan kukembalikan kalung tersebut. 

"Inilah pertama kali Aku kagum padamu, Ayu, guruku juga bilang, wanita seperti ini sudah langka, makanya Aku berusaha mendapatkamu, " 

Wah, status Facebook yang sudah enam bulan yang lalu bisa membuat orang seperti ini, dia percayakan wangnya ratusan juta rupiah. 

"Siapa sih gurumu itu, Bang, kok seringkali kali Abang bilang tentang dia,"

"Dia orang yang luar biasa, dulu Aku miskin tidak punya orang tua, aku mencuri sawit Pak Parlin kerana kelaparan, ketahuan, kukira aku akan digebuki, tapi Pak Parlin malah membawa aku ke rumahnya, dikasih makan. Pak Parlin juga menawarkan pekerjaan untukku, sebelas tahun aku kerja untuknya, tidak pernah keluar dari kebun." 

"Wah, terus?"

"Pak Parlin kemudian pergi ke kota, aku yang urus sapinya, setiap tahun hasilnya bagi dua, sampai kemudian dia bangkrap, sapinya mahu dijual, Tabunganku selama sebelas tahun cukup untuk membeli sapi itu semua." 

"Bagaimana bisa sebelas tahun punya wang milyaran, orang kerja kantor saja tidak bisa,"

"Begini, Ayu, dalam satu tahun aku urus sapi empat puluh ekor, hasilnya Empat ratus juta lebih, bagi dua sama tokey, aku bisa simpan seratus lima puluh juta dalam satu tah18pxun, kali kanlah sebelas tahun."

Aku sibuk berhitung dalam kepala, Bang Torkis melanjutkan cerita. 

"Setelah sapi semua aku yang urus, tak sanggup lagi kuurus sendiri, aku minta izin ke Pak Parlin untuk mandiri, beli lahan sawit sendiri, berternak sapi sendiri, beliau memberi izin, dalam tiga tahun kemudian, sapi sudah banyak lagi, aku mulai bosan, mahu cari jodoh, ternyata sulit cari jodoh, kerana aku tidak pernah keluar, Bu Nia sarankan aku cari di Facebook ketemulah kamu, Ayu,"

"Terus, terus,"  Aku makin penasaran kisah hidupnya. 

"Tapi kamu sudah punya pacar, sering kulihat kemesraanmu dengan Doli, aku cemburu, mengadu pada Pak Parlindungan, dia turunkan padaku ilmunya,"

"Ilmu apa?"

"Ilmu membuat orang pisah,"

"Tunggu sebentar, jadi Abang ilmui atau mantra kan Aku gitu," 

"Bukan?"

"Jadi bagaimana," 

"Ilmui dan mantrakan si Doli, aku langitkan do'a di seperempat malam, membaca doa ajaran Pak Parlin, berdoa supaya dia putuskan kamu, biar bisa kudekati kamu, Alhamdulillah berhasil, dia putuskan kamu, aku maju, jual sapi semua, lalu mencoba inbox kamu, setelah enam bulan kulihat setiap hari, baru berani aku bicarakan isi hatiku."

"Sebentar, bentar, jadi kamu doakan supaya Doli putuskan Aku gitu, ya, Allah,"  Aku tiba-tiba lemas, semua gelap. 

Ketika Aku siuman, taksi yang kami tumpangi sudah sampai di rumah, Aku langsung turun dan berlari kecil masuk rumah. Belum hilang keterkejutanku, ternyata itu alasan Doli putuskan Aku, kerana didoakan Bang Torkis, kepalaku jadi pusing. Adakah yang seperti ini di zaman yang sudah canggih ini? 

Sayup-sayup kudengar Ibuku bertanya pada Bang Torkis. 

"Kenapa si Ayu, Nak Torkis?"

"Dia hanya terkejut, Bu","

"Terkejut lah, pasti itu, masak belanja Pajero,"  kata ibuku. 

"Tidak jadi beli mobilnya, Bu", Ayu terkejut kerana kuberikan wang lima ratus delapan puluh juta untuk dimasukkan ke akaun banknya," 

"Hahhh!"

Brukk!  

Duh, ada yang pingsan lagi, Bang Torkis ini membuat orang suka kehilangan kesadaran. Dia benar-benar penuh kejutan. Next ...[HSZ] 

To be Continued...

Ilustrasi Image; Doc, Romy Mantovani 

Untuk Anda yang belum baca siri Novel yang sebelumnya,

Anda boleh baca disini ; Novel - Menantu Dari Desa

#indonesia, #Novel, #NovelKomedi, #CeritaBersambung, #Cerbung,  #MenantuDariDesa 

No comments