KEMESTIAN ORIGINAL

img src=https://fazryan87.blogspot.com".jpg" alt="KEMESTIAN ORIGINAL">
Illustration Image by Yayan Ruhian

KEMESTIAN ORIGINAL

FORTUNA MEDIA - Saham Netflix ambruk dalam dua hari. Penurunannya hampir 40% dari nilai pasarnya. Drastik.

Netflix adalah pelopor streaming tayangan film, dimana platform ini awal mulanya menjadi pilihan distribusi alternatif para produsen film.

Secara sederhana, platform streaming filem ini seperti bioskop/pawagam, yang layarnya unlimited. Jika kita memproduksi film, pada umumnya kita harus list tayang di pawagam. Dari tiket nonton pawagam itulah, terjadi bagi hasil revenue antara pawagam dengan produser.

Pemilik Pawagam berinvestasi pada theatre, teknologi sound, venue, dan seabrek/sekumpulan investasi fisik yang hi-cost. Wajar, kerana pengalaman menonton layar lebar itulah yang ingin dihadirkan oleh bisnis bioskop/pawagam.

Model bisnis pawagam fisik ini punya kelemahan, ruangan terbatas, studio terbatas, layar terbatas, maka tidak mudah sebuah film bisa listing di pawagam.

Model bisnis pawagam juga menantang, kerana memobilisasi orang untuk datang, nonton, alokasi/peruntukan waktu, ini PR/home-work tersendiri. Jadwal tayang pawagam tidak bisa mengikuti agenda pribadi kita.

Celah inilah yang diambil-peluang Netflix. Produsen Film bisa melisting filmnya di platform tanpa harus berkelahi layar. Selama filmnya di klik, platform akan menghitung proporsi durasi sebuah film laku atau tidak di platform, lalu dari revenue biaya berlangganan, pemasukan ini dibagi ke produsen.

Disinilah titik menangnya Netflix ketika pandemic. Bioskop tutup semua orang lockdown, maka hiburan tontonan di rumah menjadi pilihan.

   RELATED POST 

MEGALOMANIA INI MUSUH INOVASI
DUNIA INI KOMPETISI DAN OTAK TIRU-MENIRU



img src=https://fazryan87.blogspot.com".jpg" alt="KEMESTIAN ORIGINAL">
Illustration Image by Yayan Ruhian


Dilema Produsen dan Distributor juga terjadi di Netflix. Production House seperti HBO, Paramount, Disney, akhirnya berfikir, untuk apa listing di Netflix kenapa tidak bikin platform sendiri.

Ini mirip seperti Anda produksi baju, lalu yang dulunya Anda harus display di toko orang lain, lalu Anda kepikiran, "kenapa nguntungin toko orang lain, kenapa tidak buat toko sendiri."

Akhirnya HBO pun bikin HBO GO, Disney bikin Disney+, dan serentetan production house raksasa yang punya ratusan film mendadak menarik listingnya dari Netflix, dan tayang di platform sendiri. Dhuarrr.. itulah sebab mengapa tidak semua film Box Office ada di Netflix, kerana PH-nya (Home Production) sudah anti sama Netflix, mereka sudah punya streaming tayang masing-masing.

Keadaan ini akhirnya mendesak Netflix untuk juga bikin film, atau kontrak dengan PH tertentu, dengan akad "hanya tayang di Netflix". Di Netflix kita menyebutnya Netflix Original.

Akhirnya Netflix berhasil akad dengan Money Heist, bahkan untuk serial Money Heist di franchise-kan, dan June lalu ada versi Koreanya, Money Heist Joint Economic Area. Netflix Original menjadi senjata Netflix untuk tetap menggaet market. Oke lah PH besar tak listing, tetapi serial seru akan hadir di Netflix.

*

Pemaknaan (Meaning) perang bisnis Netflix dengan Rumah Produksi Film ini menggugah sanubari saya untuk kemudian menyebutnya dengan istilah "TERPAKSA ORIGINAL".

Yes, yang dulunya Netflix cuma fokus tayang film rumah produksi lain, ternyata sekarang harus berfikir sesuatu yang original, yang cuma ada di Netflix.

Di dalam hukum market. Kalau produk sejenismu ada di tempat lain, mengapa saya beli ke kamu? Apalagi kalau produk yang saya mahu tidak ada pada kamu, lalu kamu punya apa.

Netflix akhirnya ditantang market, film Box Office mulai pergi dari Netflix, lalu Netflix akhirnya harus menjawab, Saya punya apa? Lahirlah konsep Netflix Original.

Originality adalah keharusan dalam bisnis. Jika produk kita mirip-mirip, maka untuk apa orang beli ke kita.

*

Tulisan ini refleksi bisnis, setidaknya Anda sebagai pengusaha harus mulai berfikir apa originalnya produk saya.

Nyontek atau meniru itu boleh. Alam semesta ini terbuka untuk saling contek-menyontek. Namun ditengah meniru dan memodifikasi, tetap harus ada ruh originality. Apa bedanya Anda dengan yang lain.[HSZ]

Adaptasi dari artikel asal Oleh : Ustaz Rendy Saputra (URS-BizNotes)


#
Netflix, #Paramount+, #HBO_GO, #DisneyStar+, #AppleTV, # Hulu, #Copycats,

VIDEO :

PENJELASAN TENTANG "DOSA ITU ADA TIGA TINGKATAN"
|| BUYA DR ARRAZY HASYIM, MA.

No comments