Mungkinkah Masalah Rumah Tangga dan Politik Negara Menyebabkan Imuniti Tubuh Turun?

<img src="fazryan87.blogspot.com.jpg" alt="Mungkinkah Masalah Rumah Tangga dan Politik Negara Menyebabkan Imuniti Tubuh Turun?">

Mungkinkah Masalah Rumah Tangga dan Politik Negara Menyebabkan Imuniti Tubuh Turun?

Menurut para doktor dan pakar kesehatan, imuniti (antibody) sangat krusial dalam melawan Covid-19. Ini terbukti dari tingkat kesembuhan di kalangan tergejala virus ini. Di seluruh dunia, rata-rata 80% orang yang tertular Covid boleh sembuh. Begitulah fungsi imuniti.

Imuniti itu terbangun dari nutrisi (gizi) yang bagus dan olahraga/bersukan reguler. Bagus sekali kalau ditambah vitamin dan suplemen. Apalagi ada herba dan madu, imuniti semakin kuat.

Kebalikan dari kondisi ini menyebabkan imuniti lemah. Yaitu kekurangan gizi, tidak cukup gerak badan, tidak ada konsumsi vitamin atau suplemen.

Ada satu hal lain yang membuat imuniti kuat atau lemah. Itulah yang disebut “state of mind”. Alias “suasana fikiran”.

Fikiran tenang membuat imuniti kuat atau naik. Fikiran terganggu membuat imuniti lemah alias turun. Ini juga kata para pakar kesehatan.

Fikiran tenang pertanda tidak ada masalah atau sedikit masalah. Fikiran galau (runsing) pertanda banyak masalah yang mengganggu. Orang tak sanggup memagar fikirannya agar tidak terganggu oleh masalah yang menumpuk itu.

Masalah yang mengganggu itu bisa apa saja, termasuk masalah kecil rumah tangga. Dan bahkan centang-perenang politik negara atau carut-marut pertengkaran masalah kecil dalam rumah tangga, hingga bisa menjadi penyebab utama gangguan fikiran.

Inilah yang sedang terjadi saat ini yang membuat banyak orang menjadi frustrasi. Tapi tak bisa berbuat apa-apa. Bosan, tapi terpaksa harus urut dada. Geram, tapi harus menunggu sampai Lockdown, PKP, PKPD dan sebagainya selesai,

READ MORE; 
KITARAN KEHIDUPAN (LIFE CYCLE)
Apa Hukumnya Menghadiahkan Pahala Kepada Ibu Bapa?
PESERTA DAN PANITIA HARI RAYA QURBAN PASTI TERKEJUT DENGAR CERAMAH USTAZ INI || VLOG


Inilah yang kelihatannya menjadi masalah terbesar seluruh masyarakat hari ini. Mereka ingin sedikit menghirup udara bebas, namun disebabkan terlalu paranoid dan ketakutan akan tertular Wuh4n C0vid maka niat tersebut terpaksa disimpan dahulu..

Mahu berontak, tak mungkin. Kerana bakal masuk penjara. Mahu melepaskan kegeraman dengan kata-kata yang berbahaya, bisa kena pasal Undang-Undang ITE.

Meneriakkan “revolusi”, pasti gol dalam hitungan menit. Mahu demo “turunkan **” pasti akan ditangkap semua.

Jadi, tidak ada yang bisa dilepaskan untuk meringankan beban perasaan. Akhirnya, semua ini menggumpal dan mempengaruhi “state of mind”.

Orang menjadi malas. Hilang semangat. Hilang gairah. Tersendat jalan fikiran, tersumbat kreativiti.

Memang ada banyak orang yang akan mengatakan, “Untuk apa terlalu difikirkan carut marut politik dan C0vid? Biarkan saja dia sesuka hatinya!”

Boleh jadi sikap seperti ini benar. Tapi, saya sendiri sudah beberapa hari ini tidak mengunggah tulisan. Belum tahu apakah itu disebabkan terjangkit frustrasi melihat situasi yang ada, atau kerana hal ini. Yang jelas, ada semacam kemarau inspirasi.

Ini sangat berbahaya. Sebab, kata para pakar kesehatan, fikiran yang dilanda frustrasi bisa menurunkan imuniti.

Mungkin perlu ditanyakan kepada para pakar, Apakah paranoid terhadap Wuh4n C0vid dan carut-marut politik boleh menyebabkan imuniti turun.[hsz]

Author; Helmy Zainuddin
Adaptasi dan Inspirasi dari artikel by Asyari Usman, bertajuk Mungkinkah Jokowi Menyebabkan Imunitas Turun?


VIDEO; 
Kisah Pemuda Jahat Yang Memasuki Syurga || Syeikh Muhd Zainul Asri

No comments