Startup “Cloud Kitchen” Rebel Foods Asal India, Expansion ke Indonesia

<img src="fazryan87.blogspot.com.jpg" alt="Startup “Cloud Kitchen” Rebel Foods Asal India, Expansion ke Indonesia">

Startup “Cloud Kitchen” Rebel Foods Asal India, Expansion ke Indonesia

Startup "Cloud Kitchen" Rebel Foods dikabarkan tengah persiapkan debutnya di Indonesia, pasca memperoleh investasi dana segar dari Gojek, melalui GoVentures, senilai total $5 juta (sekitar 70 miliar Rupiah) pada July 2019.

Rebel Food menabuh genderang perang. Mereka akan masuk ke Indonesia segera. Dalam 18 bulan kedepan rencana perangnya jelas. Membuka 100 dapur.  Sekali lagi dapur, bukan restoran, yang kini lebih popular disebut "Cloud Kitchen".

Bersama Gojek, Rebel Foods akan membuka "Cloud Kitchen" yang siap menyiapkan menu masakan biryani, pizza, makanan Chinnese, dan nasi goreng dan pelbagai menu masakan ala India dan Indonesia.

Rebel Food ini lahir di India. Tahun 2011. Foundernya dua orang. Jaydeep Burman dan Kallol Barnerjee. Pada tahun 2018 merubah brand nya menjadi Rebel Food Pvt. Ltd. [Private, Limited].

Tidak main-main, saat ini di India Rebel Food sudah bangun 235 dapur di 20 kota di India. Dan beraliansi/partnership dengan 1.600 restoran. Besaran pelanggannya total memproduksi 2 juta pesanan tiap bulannya.

Sesuai namanya, Rebel Food ini memang bisnis model pemberontakan. Mereka melakukan pemberontakan pada status quo bisnis restoran yang tinggi pada pengadaan modal, rumit memilih pada lokasi.

Bangun restoran itu tempatnya harus strategik, areanya harus luas, akhirnya biaya tempatnya mahal. Berbeda dengan dapur yang relatif minim area, dan tidak perlu tempat strategik, yang penting ojeg online (grabmotor) bisa masuk. Mobil logistik bisa drop bahan baku. Cukup sudah.

Hadirnya platform pesan-antar @delivery order melibas keperluan tempat sebagai inisiasi/permulaan transaksi makanan. Maka Rebel Food ambil Positioning sebagai Online Food Ordering sedari awal. Mereka beroperasi tanpa restoran, hanya bangun tempat produksi, dan bangun kekuatan marketing sales via online. Dan boom. Berhasil.

Kompetensi Rebel Food kini dilirik Gojek. Gojek berinvestasi 5 juta dollar ke Rebel Food untuk masuk ke Indonesia. Setelah OYO dari India masuk merambah manajemen ribuan property di Indonesia, kini untuk dapur pun India akan masuk.

Bersiap benturan. Saya jadi teringat ketika para pegiat penjualan online ramai-ramai listing di marketplace. Jutaan Anak-Bangsa pedagang pemula @beginner business mencari peruntungan di market maya. Kita membangun traffic, membangun keramaian, dan mengajak pembeli kita ke market itu, kerana dianggap lebih rapi transaksi. Ada jaminan keamanan pembeli.

Lama kelamaan pemain besar @big business player masuk. Pedagang mula yang berdagang sepatu dari pabrik, besok-besok pabriknya yang melisting di market maya. Jelas kalah harga. Jelas kalah stock barang. Wassalam. Market maya jadi pasar berdarah-darah, kecuali jika produk Anda khas-special, cuma Anda sendiri yang punya.

Nampak sejarah akan terus berulang, setelah puluhan ribu resto kaki lima mengajak pelanggannya untuk pesan online saja di 'delivery online anu food'. Maka hari ini "anu food" akan bikin dapur sendiri, akan jualan sendiri.

Selalu begitu pola model "hack market" nya. Mitra @Partner diajak berjualan di pasar maya, setelah pelanggannya hadir, pelanggan di cross selling dengan produk lain yang lebih kompetitif di rasa dan harga.

Apakah ini salah?
Apakah ini tak etika, unethical?

Tidak ada yang bisa menghukumi. Alam ekonomi pasar bebas hari ini melegalkan setiap entiti bisnis untuk bersaing terbuka dan keras di lapangan. Dan rasanya itu yang dianut Negeri+62 ini, walau Rukun Negara, Pancasila mengatakan "Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia", tapi ruh sosialisme itu hampir-hampir tidak ada bekasnya.

Jadi rasanya sia-sia mahu marah-marah, atau misuh-misuh. Nampaknya kita harus membangun sikap positif yang membangun.

   READ MORE; INGAT, KINI RING TERBUKA, JANGAN MANJA & BERPELUK TUBUH

British dan Sekutunya menyerang Surabaya, Jawa Timur. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan diri, ada yang mahu coba peruntungan kedua untuk agresi kembali. Ingin melakukan penjajahan lagi.

Khabar bahwa penjajah mahu datang, menggerakkan ratusan ribu Mujahid di Surabaya. Teriakan Takbir Bung Tomo menggerakkan Anak -Anak Muda Jawa Timur dalam menghadang penjajah. Hasilnya British & Sekutu gagal duduki Surabaya. Jenderal British terbaik tewas saat itu.

Hari ini berbagai khabar kita terima. Salah satunya adalah urusan dapur. Untuk urusan perut saja, rasanya Bangsa Asing & A Seng juga semangat banget mahu "ngasih makan". Mereka akan menjajah perut Anak-Bangsa. Itu fakta.

Benturan tak dapat dihindarkan...
Pertarungannya nanti sudah jelas, siapa yang kuat di cita rasa, siapa yang kuat dalam men-engage pelanggan, siapa yang kuat dalam struktur biaya, dia yang akan bertahan dalam benturan ini.

Sudah saatnya Restoran dilawan dengan Restoran. Dapur dilawan dengan Dapur. Rasa dilawan dengan Rasa. Harga dilawan dengan Harga. Visual Memukau dilawan dengan Visual Memukau.

Nampaknya kita sebagai pribumi Nusantara ini, harus bersiap menggeser pemikiran dari restoran yang padat modal dan rumit tempat, menuju dapur yang ringan modal dan bebas tempat.

Selamat Berper*ng Wahai Anak-Bangsa. Jangan Mengeluh, Angkat Senjat*!

Mari Kita Sama-sama Memimpin perlawanan melawan penjajah,!

Silahkan copaste dan forward tulisan ini ke jejaring Sahabat Anda. Semoga manfaat.
Adaptasi & Courtesy Article by Rendy Saputra 

Editor ; HSZ/FortunaNetworks.Com
Kredit Ilustrasi Image; 
pinterest.com/

No comments