Membangun 'TRIBES' Untuk Menghadapi Persaingan Bisnis Hari Ini
Membangun 'TRIBES' Untuk Menghadapi Persaingan Bisnis Hari Ini
Ini termasuk gagasan lama. Penyampaiannya sudah sejak tahun 2009. Berarti ilmu ini sudah 11 tahun lebih digagas Seth Godin.Tribes, dalam bahasa Indonesia artinya "Suku". Sebuah kelompok yang menggabungkan dirinya kerana kesamaan yang disepakati. Boleh saja tentang hobi, visi sosial, hingga ideologi beragama.
Print screen image diatas ini adalah tayangan dari aplikasi TED. Saranan saya download saja via Android playstore atau Apple. Nampak ada. Kerana aplikasi ini menyediakan terjemahan Bahasa Indonesia. Memudahkan Anda untuk memahami.
Di Jogja, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Ada satu kumpulan majoriti dianggotai Anak-anak muda, #HDCI Sleman. Club Harley Davidson Club Indonesia, Club ini tidak sekedar hobi MOGE (motor gede-besar) Harley Davidson, namun memang sebuah komuniti jejaring produktif yang juga punya dampak ke karier.
Lebih dari itu, nampaknya dari sinilah Harley Davidson terus mendapatkan revenue dari bisnis. Adanya komuniti Harley ini membuat pembelian pernak-pernik/acsesori ala Harley selalu dibeli oleh para anggota club. Rutin malah. Nampaknya tak hanya jualan motor, tapi jualan segala hal terkait Harley.
Motornya besar, berat, dan memang nampaknya bukan untuk dipakai sehari-hari. Ceruk segmennya kecil. Bukan produk massal. Tapi bisnisnya hidup sampai saat ini.
READ MORE; BISNIS TUMBUH SEDIKIT, SALAHKAH?
Di video ini Seth Godin juga mencontohkan gerakan sosial yang menggunakan Tribes.
Misalnya, para Pencinta binatang berjuang mengkoneksikan para relawan yang peduli dengan pembunuhan anjing liar tak ber-tuan di beberapa negara bagian di Amerika Syarikat. Menghubungkan mereka yang memiliki kesamaan visi, menghubungkannya, lalu memobilisasi kekuatannya untuk merubah sebuah regulasi, ternyata berhasil dilakukan "tribes" ini.
Sangat menarik penyampaian Seth Godin di sekitar 17 menit pemaparan. Saran saya ditonton. Wajib. Agar Anda mengerti bagaimana dunia bekerja hari ini.
READ MORE; TRAGEDI PRODUK BAGUS
Sangat banyak hal yang bisa diulas dari pokok bahasan tentang 'Tribes', namun saya hanya ingin membahas satu sub-bahasan yang harus sangat diperhatikan oleh pebisnis hari ini.
"Untuk membangun tribes, Anda tidak memerlukan jutaan orang, Anda bisa mulai dari 1.000 orang yang memiliki visi yang sama, lalu menghubungkannya dan biarlah 1.000 orang tersebut bergerak membangun lingkar-lingkar kecil berikutnya".
Al Gore melakukan itu. Dia tidak campaign tentang Global Warming sendirian. Pada akhirnya ada ratusan orang yang bersertifikat dan menyampaikan gagasan yang sama. Campaign Global Warming menggerakkan banyak negara maju untuk membangun 'green energy'.
Anda bisa bayangkan, sebuah arah negara didorong oleh Tribes non parpol (partypolitik). Betapa dahsyatnya kekuatan tribes ini jika terhubung dengan baik.
Lalu bagaimana dengan bisnis? Bagaimana implementasinya di bisnis?
Sebenarnya satu dua orang sudah melakukan, mungkin kita tak sadar.
Saya meneliti sebuah komuniti reseller di Indonesia. Jejaring penjualan. Dominan para Emak-Emak.
Komuniti reseller Emak-Emak dipimpin oleh digital marketer public figur. Semua ber "imam" ke beliau. Lalu dibangunlah kesamaan visi, Emak-emak harus bangkit, dibangunlah story, memang dari kisah nyata, owner brand nya meniti karier dari pembantu rumah tangga hingga jadi pemilik bisnis.
Akhirnya terbangun 'Tribes Emak-Emak, yang dulunya peniaga kecil-kecilan, yang dulunya dicerai suami dan harus menghidupi anak-anak sendirian, yang dulu jatuh, jadi punya "common sorrow", punya penderitaan yang sama.
Kesamaan inilah yang mengenerate lahirnya Tribes. Disamping memang produk dan brand nya yang terurus dengan baik, tapi menurut hemat saya, ini sudah jadi Tribes. Ini sudah jadi "Parpol" Emak-emak penjual segala apa yang bisa dijual.
Pola Tribes ini digunakan juga oleh Ustadz Rendy Saputra, dalam mengelola #Berkah Box, di beberapa Masjid, di Kota Jogja, Jawa Tengah. Para Donatur yang berdonasi adalah mereka yang berdonasi kerana postingan akan sosial ekonomi, jadi beliau membangun Tribes yang pro pemerataan sosial, yang pro akan meratanya kesejahteraan.
Per tulisan ini di tulis, donatur hanya 2.700 orang, namun hampir 50% berdonasi rutin minimal sebulan sekali. Tribes nya bekerja. Maka konsep membangun Suku/Komuniti Tribes yang kuat harus dibangun didalam gerak sociopreneur, apalagi entrepreneurship.
READ MORE; BANGUNLAH BISNIS SUKSES DAN KELUARGA BAHAGIA
Hari ini kita masuk bisnis apa saja akan berada pada kompetisi alam terbuka. Tulisan-tulisan saya sebelumnya sudah bicara tentang tidak adanya proteksi atas UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) di Indonesia.
Hari ini kita bikin produk A, besok-besok perusahaan besar bisa bikin produk A juga.
Hari ini kita melayani market A, besok perusahaan besar bisa ikut genit juga main recehan. Sesungguhnya. Tidak ada titik aman.
Hari ini kita aman melesat di suatu layanan, besok bisa habis dihantam orang lain.
Maka semua ini bisa kita proteksi, jika kita membangun Kumpulan, Komuniti bisnis 'TRIBES'. Kalau sudah terikat dengan Sukunya, dengan komunitinya, dengan ikatan brand nya, dengan hubungan antar sesama pembeli, InsyaAllah bisnis Anda akan lebih kuat.
Semoga bermanfaat, segera bangun Tribes, wahai Ketua Suku!
Adaptasi & Courtesy artikel by Rendy Saputra
Editor ; HSZ/FortunaNetworks.Com
Kredit Ilustrasi Image; Rendy Saputra
No comments
Post a Comment