PANGGILAN KONSOLIDASI RASULULLAH SAW, DI PERANG HUNAIN
Masih tentang Perang Hunain. Peperangan yang memberikan pelajaran penting kepada Kaum Muslimin. Hingga hari ini.
Seperti yang Saya sudah jelaskan pada tulisan- tulisan sebelumnya, pada Perang Hunain ini Kaum Muslimin mengalami serangan mendadak di Lembah Hunain. Pasukan Kaum Muslimin yang jumlahnya 12.000 kocar-kacir lari ke belakang.
Didalam beberapa riwayat, ada yang menjelaskan bahwa para Sahabat yang membersamai Rasulullah Shallallahu'Alaihi Wassalam tinggal 100 Sahabat, ada juga yang menyebut angka 80 Sahabat, dan riwayat paling kecil menyebutkan hanya tersisa 12 orang Sahabat.
Bayangkan, dari 12.000 pasukan, hanya tertinggal segelintir para Sahabat.
Tetapi disinilah Rasulullah Shallallahu'Alaihi Wassalam menunjukkan kualitas kepemimpinannya. Disaat pasukan Kaum Muslimin lari tunggang langgang, Rasulullah Shallallahu'Alaihi Wassalam tidak meninggalkan medan peperangan. Beliau yang mulia tetap bertahan dan terus berfokus pada peperangan.
Salah satu langkah yang dibangun oleh Rasulullah Shallallahu'Alaihi Wassalam adalah dengan mengkonsolidasi ulang para Sahabat. Diriwayatkan Abbas ibn Abdul Mutholib Radhiallahu' Anhu, paman beliau, masih setia membersamai Rasulullah Shallallahu'Alaihi Wassalam.
READ MORE
PELAJARAN DARI EUPHORIA ANGKA LASYKAR KAUM MUSLIMIN SAAT PERANG HUNAIN
PELAJARAN DARI BETAPA PENTINGNYA URGENSY KECEPATAN
Mengapa Terjadi Elemen Perlambatan Pergerakan Pasukan Kaum Muslimin
Diriwayatkan di Shahih Bukhori dan Muslim, sebuah kisah tentang Ghazwul Hunain :
Maka Rasulullah – Shallallahu ‘Alaihi Wasallam– bersabda, “Wahai ‘Abbas, panggillah Ash-hab As-Samurah!”
Maka ‘Abbas pun – dan ‘Abbas itu memang lelaki yang bersuara lantang- berkata: Aku pun berseru dengan suara tinggi, “Di manakah (kalian wahai) Ash-hab As-Samurah?”
Maka pada saat Ash-hab As-Samurah mendengar seruanku, mereka pun pada berbalik (kepada seruanku) sebagaimana induk sapi/lembu yang berbalik karena merasa hiba kepada anak-anaknya. Mereka pun menyahut, “Ya, kami datang, kami datang!” Lalu mereka pun ikut bertempur melawan Kaum Kafir seraya menyeru Kaum al-Anshar, “Wahai sekalian Kaum al-Anshar! Wahai sekalian Kaum al-Anshar.” Kemudian seruan mereka pun beralih kepada Bani al-Harits bin al-Khazraj, “Wahai Bani al-Harits bin al-Khazraj! Wahai Bani al-Harits bin Khazraj!”
Maka Rasulullah–Shallallahu ‘Alaihi Wasallam– pun memandang jalannya pertempuran sambil duduk di atas baghl-nya, seakan-akan percaya diri memerangi mereka. Rasulullah–Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam– bersabda,“Seperti inilah jika api peperangan sedang berkobar." (Hadist Riwayat Bukhari dan Muslim)
Apa itu Ashabas Samurah? yaitu orang-orang yang mengikuti Bai’ah Ar-Ridhwan berkaitan dengan perjanjian al-Hudaibiyah, yakni mengikrarkan suatu janji setia kepada Rasulullah–Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Disebut Bai’ah Ar-Ridhwan karena Allah Ta'ala telah mengabarkan tentang keredaan-Nya terhadap mereka, sebagaimana firman-Nya:
لَقَدْ رَضِيَ اللَّهُ عَنِ الْمُؤْمِنِينَ إِذْ يُبَايِعُونَكَ تَحْتَ الشَّجَرَةِ
“Sesungguhnya Allah telah redha terhadap orang-orang Mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon.”
(Al-Qur'an Surah. al-Fath: 18)
(Al-Qur'an Surah. al-Fath: 18)
Allah mengatakan, “…ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon,” kerana memang mereka melakukan bai’at itu di bawah sebuah pohon, yakni di bawah pohon Samurah. Hal ini bisa diketahui berdasarkan riwayat berikut:
عن جابر –رضي الله عنه، قال: كنا يوم الحديبية ألفا وأربعمائة. فبايعناه وعمر آخذ بيده تحت الشجرة. وهي سمرة. وقال: وبايعناه على أن لا نفر
Dari Jabir –Radhiyallahu ‘Anhu, dia berkata, “Kami pada hari al-Hudaibiyah berjumlah seribu empat ratus orang. Kami pun ber-bai’at kepada beliau – Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. ‘Umar mengambil tangan beliau di bawah sebuah pohon dan itu adalah pohon Samurah. Kami ber-bai’at kepada beliau untuk tidak lari dari peperangan.” (Hadist Riwayat. Muslim)
Imam an-Nawawi –Rahimahullah– berkata:
قوله صلى الله عليه وسلم: “أي عباس ناد أصحاب السمرة” هي الشجرة التي بايعوا تحتها بيعة الرضوان ومعناه ناد أهل بيعة الرضوان يوم الحديبية
Ucapan beliau –Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, “Wahai ‘Abbas, panggillah Ash-hab As-Samurah!” (Samurah) yaitu pohon yang mereka telah ber-bai’at di bawahnya pada peristiwa Bai’ah Ar-Ridhwan. Adapun makna ucapan beliau –Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam– adalah, “Panggillah orang-orang yang dulu mengikuti Bai’ah Ar-Ridhwan pada hari al-Hudaibiyah.”
*****
Saudaraku, inilah PANGGILAN KONSOLIDASI yang terjadi di Perang Hunain. Sebuah panggilan yang akhirnya menggerakkan sebagian besar Kaum Muslimin untuk kemudian menyusun ulang barisan dalam memerangi musuh di medan peperangan Hunain.
Panggilan yang digemakan oleh Abbas Radhiyullahu'anhu adalah panggilan keimanan,
"Kemana kalian wahai Ash Habash Samurah"
"Kemana kalian wahai para sahabat yang pernah berkumpul dibawah pohon Samurah. Kemana kalian wahai Sahabat yang berjanji tidak akan lari dalam medan perang. Kemana kalian wahai 1.400 Kaum Muslimin yang siap setia kepada Rasulullah Shallallhu'Alaihi Wassalam".
Bahkan diriwayat yang lain, Abbas Radhiyallahu'anhu menyeru dengan seruan,
"Ya, Ashabal Baqarah...," wahai kalian yang mensahabati surah Al Baqarah. Wahai kalian yang sama-sama mengaji Al Baqarah selama 8 tahun di Madinah. Kemana kalian?
Inilah bentuk panggilan konsolidasi yang diteladankan oleh generasi terbaik sepanjang sejarah. Bentuknya adalah PANGGILAN KEIMANAN. Panggilan yang mengingatkan akan janji Iman, panggilan yang mengingatkan pada ingatan saat sama-sama mengaji, sama-sama halaqah, sama-sama tarbiyah, sama-sama ta'lim. Ingatan Iman ini yang dihidupkan.
Bentuknya BUKAN panggilan dunia. Tidak ada dalam riwayat.
"Wooi, balik sini, ada ghanimah lho".
"Wooi, balik perang lagi, ini Bani Tsaqif dan Bani Hawazin membawa semua harta benda mereka, bonus nih, ayok perang lagi".
"Wooi, balik perang lagi, ini Bani Tsaqif dan Bani Hawazin membawa semua harta benda mereka, bonus nih, ayok perang lagi".
Tidak ada riwayat panggilan dunia. Yang ada hanyalah panggilan Iman.
Salah satu sebab mengapa sebuah bisnis mengalami penurunan adalah kocar-kacirnya team di lapangan.
Team Sales sudah malas-malasan. Team produksi sudah tak jaga kualiti. Team purchasing jadi maling. Team keuangan lakukan fraud. Team SDM (Sumber Daya Masyarakat/Karyawan) cari aman.
Para frontline rileks makan gaji buta. Orang-orang hebat resign pindah kerja ke tempat yang lebih baik.
Para frontline rileks makan gaji buta. Orang-orang hebat resign pindah kerja ke tempat yang lebih baik.
Disaat pasukan bisnis Anda mulai berantakan seperti ini, maka panggilan dunia bukanlah solusi.
"Ayo kerja yang serius, nanti kalau kita berhasil ada bonus".
"Ayo kembali lagi sigap, nanti kalau profit kita jalan-jalan ke Eropah". "Semangat".
Panggilan dunia seperti itu silakan saja dilakukan, tetapi hal tersebut tidak akan membuat kesolidan sejati tercipta.
*****
Jika Anda ingin mensolidkan kembali pasukan bisnis Anda, teriakanlah panggilan keimanan.
"Teman-teman, restoran ini bukan sekedar cetak profit. Teman-teman tahu bahwa kita pakai 100% bahan baku halal, bahan baku terbaik, bahan baku sehat, apakah teman-teman redho darah Kaum Muslimin dialiri makanan syubhat bahkan haram? Semua pilihan teman-teman. Jika ingin bisnis ini lestari di market, semua harus berjuang."
"Teman-teman, bisnis training kita tidak sekedar bisnis training, kita adalah metode dakwah guna masuk ke korporasi/corporation, menanamkan kebaikan, semua pilihan teman-teman, apakah bisnis ini harus berhenti atau jalan terus."
"Teman-teman, 7 tahun kita lalui, bisnis fashion ini menjadi jalan penghidupan bagi 400 Ibu-Ibu di kampung-kampung, menggerakkan sekitar 1500 pekerja konveksi, menjadi jalan hidup 2000an Agen. Kita tidak sekedar jual jilbab, kita sedang menjadi jalan hidup orang banyak, Saya mengajak kita jalani jihad ini, jihad ekonomi."
Maka tak hairan jika Dan H. Pink dalam bukunya berjudul "Drive" menyebutkan bahwa Purpose atau pemaknaan lebih menghasilkan energi positif berbanding sekedar wang. Dikuatkan dari penelitian candle problems di Princeton University, tahun 1969, oleh Profrssor Glucksberg. Terbukti bahwa janji manis bonus wang sama sekali tidak berdampak pada performe penyelesaian kasus.
Sehingga, meniru dan meneladani kehidupan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan para Sahabat Radhiyallaahu'Anhum. Inilah yang seharusnya menjadi cara kita dalam melakukan konsolidasi organisasi.
Melakukan PANGGILAN IMAN. Bukan melakukan panggilan dunia.
Silahkan copypaste dan forward tulisan ini ke jejaring sahabat Anda. Semoga bermanfaat,
=====
Silahkan copypaste dan forward tulisan ini ke jejaring sahabat Anda. Semoga bermanfaat,
=====
Courtesy artikel to Rendy Saputra (Sulaiman Institute)
Editor ; HSZ/FortunaNetworks.Com
Kredit Ilustrasi Image; Doc; FortunaNetworks.Com
twitter.com/helmysyamza
Editor ; HSZ/FortunaNetworks.Com
Kredit Ilustrasi Image; Doc; FortunaNetworks.Com
Follow me at;
No comments
Post a Comment