Ritual Ma'nene,Proses Adat & Budaya Mengganti Pakaian Mayat Nenek Moyang Suku Toraja di Tanah Toraja,Sulawesi Selatan
FORTUNA LIFESTYLE.COM | Negara Indonesia,dengan wilayah yang sangat luas, merupakan negara yang kaya
akan sumber hasil-mahsul khazanah alamnya. Tak hanya kaya dengan pesona- panorama alamnya saja,
Indonesia juga dikenal dengan sebutan 'Negara Seribu Bahasa'. Julukan
tersebut diberikan kepada Negara Indonesia kerana adanya berbagai macam
bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Meski menggunakan
Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu-perantaraan, tapi setiap Daerah ataupun Provinsi di Indonesia menggunakan Bahasa Suku/ Ethnik masing-masing. Bahasa Suku Asli
tersebut bahkan terus dilestarikan dengan penggunaan sehari-hari. Jadi,
tidak heran jika satu Provinsi dengan Provinsi lainnya memiliki aksen/logat
dan bahasa yang jauh berbeda.
Selain bahasa yang digunakan sehari-hari, setiap wilayah/provinsi di Indonesia juga memiliki beberapa ciri unik tentang satu tradisi Adat & Budaya masing-masing dengan ciri khas masing-masing. Ada yang berkaitan kepercayaan mistik, purba/kuno ataupun sebagai pelestarian ajaran leluhur- nenek moyang keturununan asal Suku-Etnik Bangsa mereka.
Misalnya di Daerah / Provinsi Sulawesi Selatan.tepatnya di Tanah Toraja, Kabupaten Toraja Utara, terdapat satu budaya unik yang merupakan ritual aneh bagi bangsa-bangsa dunia lain yaitu #Ritual Ma'nene
Ritual Ma'nene dilaksanakan tiga tahun sekali di sejumlah lokasi di Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan.Bagian Timur Indonesia.
Ratusan jenazah yang telah di makamkan di dalam 'Patane' atau kuburan khas Suku Toraja akan dibuka kembali. Setiap jenazah yang tersimpan dalam kondisi utuh kerana sebelumnya telah diawetkan.
Sebelum membuka peti dan mengangkat jenazah, Tetua Adat dengan sebutan Ne' Tomina Lumba, akan membacakan doa dalam Bahasa Toraja Kuno serta memohon izin kepada leluhur agar Masyarakat Kaumnya mendapat rahmat keberkahan setiap musim tanam hingga panen.
Ne'tomina sendiri merupakan Gelaran Adat yang diberikan kepada Tetua Kampung. Dengan kata lain, ia adalah orang yang dituakan dan juga berperanan sebagai Sami/Bikhsu atau Pendeta.
READ MORE
5 Keistimewaan Wanita Madura yang Membuat Para Lelaki Bertekuk Lutut
Untukmu Para Lelaki,Siapkan!'Wang Panai’ Untuk Melamar Wanita Bugis-Makassar
Mysterious Tribes; Suku Mante, The Real Hobbit or Dwarf from Aceh,Sumatera
Batik Tenun Ulap Doyo Tenunan Khas Suku Dayak Benuaq,Kalimantan Indonesia
Proses Ma'nene akan dilakukan
pihak keluarga dengan membersihkan jenazah leluhur yang telah berusia
ratusan tahun tersebut dengan menggunakan kuas/brush.
Setelah selesai dibersihkan, jenazah akan dipakaikan baju yang baru. Sebelum dimasukkan kembali ke dalam peti, jenazah akan di jemur beberapa menit di bawah sinar matahari untuk dikeringkan. Hal ini dilakukan agar jenazah tetap awet.
Salah satu Tokoh Masyarakat Lembang Poton yang juga keluarga pelaksana Ritual Ma'nene, Pieter Rayub mengatakan bahwa proses ini sudah berlangsung sejak lama.
Tujuan dilakukannya ritual ini agar keluarga yang berada di perantauan, dapat datang untuk menjenguk orang tua atau Nene To'dolo (moyang mereka). Selain itu, ritual ini juga untuk mempererat hubungan orang yang berada di perantauan dengan orang tua yang masih hidup ataupun yang sudah meninggal.
"Prosesi adat Ma'nene kami gelar dalam 3 tahun sekali berdasarkan hasil kesepakatan Musyawarah Lembang. Selain itu, kegiatan ini bertujuan mempererat tali silaturahmi keluarga yang berada jauh di perantauan," kata Pieter Rayub, dilansir dari nationalgeographic.grid.id Selasa (6/11/2018).
Pieter menambahkan bahwa ritual ini digelar sebelum musim tanam dimulai atau sesudah memotong padi dan hasil panen akan digunakan dalam proses Adat tersebut.
Setelah selesai dibersihkan, jenazah akan dipakaikan baju yang baru. Sebelum dimasukkan kembali ke dalam peti, jenazah akan di jemur beberapa menit di bawah sinar matahari untuk dikeringkan. Hal ini dilakukan agar jenazah tetap awet.
Salah satu Tokoh Masyarakat Lembang Poton yang juga keluarga pelaksana Ritual Ma'nene, Pieter Rayub mengatakan bahwa proses ini sudah berlangsung sejak lama.
Tujuan dilakukannya ritual ini agar keluarga yang berada di perantauan, dapat datang untuk menjenguk orang tua atau Nene To'dolo (moyang mereka). Selain itu, ritual ini juga untuk mempererat hubungan orang yang berada di perantauan dengan orang tua yang masih hidup ataupun yang sudah meninggal.
"Prosesi adat Ma'nene kami gelar dalam 3 tahun sekali berdasarkan hasil kesepakatan Musyawarah Lembang. Selain itu, kegiatan ini bertujuan mempererat tali silaturahmi keluarga yang berada jauh di perantauan," kata Pieter Rayub, dilansir dari nationalgeographic.grid.id Selasa (6/11/2018).
Pieter menambahkan bahwa ritual ini digelar sebelum musim tanam dimulai atau sesudah memotong padi dan hasil panen akan digunakan dalam proses Adat tersebut.
Untuk proses mengganti pakaian satu jenazah hanya memerlukan waktu sekitar 30 menit.
Selesai menggantikan pakaian mayat leluhur, masyarakat kemudian berkumpul
untuk makan bersama. Makanan yang disajikan berupa hasil sumbangan
setiap keluarga keturunan leluhur yang melaksanakan kegiatan Ritual Ma'nene.
Dan acara Ritual Ma'nene ini telah dijadikan promosi packet pelancongan /pariwisata oleh Pemerintah Indonesia setempat dan Kementerian Pariwisata Indonesia.
Dan acara Ritual Ma'nene ini telah dijadikan promosi packet pelancongan /pariwisata oleh Pemerintah Indonesia setempat dan Kementerian Pariwisata Indonesia.
Rumah Tongkonan,Rumah Adat Suku Toraja
Dalam Bahasa Makassar, kata Rumah juga disebut dengan Balla atau Bola. Rumah
Tongkonan juga berasal dari bahasa lokal/tempatn. Menurut orang Toraja, Tongkon
memiliki arti kata Duduk. Jika dilihat sepintas, desain dan bentuk rumah
Tongkonan memang seperti sebuah kursi kecil yang digunakan untuk duduk.
Bagi Masyarakat Sulawesi Selatan, Rumah Tongkonan sendiri bukan sekedar
rumah biasa untuk berteduh dari terik cuaca atau hujan. Melainkan
sebagai sebuah simbol keluarga dan status sosial di Masyarakat.
Tongkonan juga menjadi pusat kehidupan sosial Suku Asli Toraja.
__________________
SOURCES: http://nationalgeographic.grid.id/EDITOR ;Fortuna Networks.Com
No comments
Post a Comment