The Mystery of 'The Homo Floresiensis Ebu Gogo' from Flores Island, East Nusa Tenggara Indonesia [2-End]
The Mystery of 'The Homo Floresiensis Ebu Gogo' from Flores Island, East Nusa Tenggara Indonesia [2-End]
- Synopsis: Edited Content // Indonesia dahulu dikenal sebagai Kepulauan Nusantara terdiri daripada sejumlah besar pulau - pulau; Sebenarnya beribu -ribu pulau. Salah satu daripada pulau - pulau yang indah tersebut, ada sebuah pulau yang punya kisah lagenda misteri hebat yaitu kepulauan Flores.
- Flores, dari bahasa Portugis yang berarti "bunga" berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Flores termasuk dalam gugusan Kepulauan Sunda Kecil bersama Bali dan Kepulauan Nusa Tenggara Barat (NTB), dengan luas wilayah sekitar 14.300 km². Penduduk di Flores, pada tahun 2007, mencapai 1,6 juta jiwa.
- Puncak Gunung tertingginya adalah Gunung Ranakah (2350m) yang merupakan gunung tertinggi kedua di Nusa Tenggara Timur, sesudah Gunung Mutis, 2427m di Timor Barat.
- Pulau Flores bersama Pulau Timor, Pulau Sumba dan Kepulauan Alor merupakan empat pulau besar di Provinsi Nusa Tenggara Timur(NTT) yang merupakan salah satu daerah provinsi kepulauan di Indonesia dengan yang memiliki jumlah pulau sekitar 566 pulau.
- Flores disamping pulaunya yang cantik juga terkenal dengan populasi haiwan liar yang terkenal adalah binatang biawak Komodo Naga yang dipanggil oleh saintis barat sebagai "The Huge Flores Giant Rat ".
FORTUNA MEDIA -- Seiring waktu masa berjalan, seperti yang dituturkan secara lisan oleh Masyarakat Suku Nagekeo di Kepulauan Flores dan lainnya. Para entiti Ebu Gogo ini mula memberanikan diri untuk masuk kampung dan mendekati Masyarakat Kampung Ua.
Kerana kebiasaan suku - etnik pedalaman Pulau Flores pada ketika itu suka membuat pesta perayaan kerana untuk sesuatu ritual atau untuk berhibur diri. Akhirnya kumpulan makhluk Ebu Gogo diundang untuk ikut serta dalam pesta Desa.
Ketika saat pesta berlangsung makhluk ini makan dan minum sungguh -sungguh dan sepuas-puasnya. Maka nama gelaran yang diberikan kepada mereka oleh penduduk Desa, yang diterjemahkan sebagai "Nenek - moyang yang makan segalanya."
Dilihat dari prilaku makhluk ini bukan sesuatu yang lebih hanya sekadar seperti monyet yang tidak dikenali. Mereka juga sangat menyukai menari, memiliki bahasa yang cukup kompleks sesama mereka sendiri. Dan bahkan bisa meniru - seperti untuk meniru mimik-mimik yang menakutkan - kata-kata orang-orang Nagekeo.
Meskipun, apakah mereka memahami kata-kata yang mereka tiru dari Etnik Nagekeo adalah menjadi persoalan rumit dan kini jadi bahan penyelidikan.
Tidak berapa lama, seiring waktu bejalan makhluk ini mula membuat onar - gaduh kepada masyarakat kampung. Seolah-olah makhluk ini tidak puas hati dengan jamuan makan besar yang dilakukan oleh Masyarakat Nagekeo waktu itu.
Makhluk ini mula bertindak serakah dengan merompak peternakan penduduk Desa, merampas tanaman - tanaman dan membunuh binatang ternakan untuk makanan.
Menurut lagenda, dua anak penduduk kampung dari Desa dilarikan oleh 'Ebu Gogo' dan dibawa ke dalam gua, di mana makhluk itu memaksa anak-anak itu untuk menunjukkan kepada mereka bagaimana cara membuat api. Untunglah, anak-anak itu bernasib baik dalam keadaan ketakutan berhasil melarikan diri, dan kembali ke kampung mereka.
Bagi Masyarakat Ua ketika itu, tindakan makhluk Ebu Gogo sudah sangat keterlaluan. Mereka memutuskan bahwa entiti Ebu Gogo mesti dimusnahkan dengan cara apapun.
Lalu Masyarakat Nagekeo di Kampung Ua, membuat satu rencana jahat: Para Tetua Desa - kampung mengundang makhluk itu untuk pesta besar - besaran. Dalam rancangan ini di mana entiti Ebu Gogo di jamu untuk minum anggur sebanyak-banyaknya yang mereka boleh.
Binatang-binatang tersebut yang selalu lapar tidak perlu diberitahu dua kali dan mereka segera makan dan minum dengan banyaknya. Pada akhir pesta diujung malam, binatang itu sudah terhuyung-huyung kembali ke gua, dan terus tertidur nyenyak akibat minum banyak minuman beralkohol.
Kemudian, tidak berapa lama setelah makhluk ini semua sudah berada didalam gua. Masyarakat kampung Ua mengangkut sejenis ijok yang banyak ke gua, lalu membakarnya dan akibatnya makhluk itu mengalami sesak nafas akibat asap ijok saat mereka tidur.
Khabarnya, di ceritakan oleh Etnik Nagekeo ada dua Ebu Gogo satu jantan dan satu betina - terlihat sempat melarikan diri ke dalam hutan. Sesuatu bukti yang menunjukkan kemungkinan bahwa mereka tidak punah sama sekali adalah nyata.
***
Pada catatan kaki sejarah yang sangat menarik untuk kisah makhluk Ebu Gogo Flores ini. Pada tahun 2003, di sebuah gua yang disebut namanya Liang Bua, di Daerah Flores Barat, sisa-sisa kerangka dari sejumlah makhluk dijuluki "Hobbit" ditemukan. Pemeriksaan tulang -tulang mereka menunjukkan ketinggian mereka sekitar tiga kaki tiga inci (3 feet-3 inch), makhluk humanoid.
Mereka diberi nama saintis secara rasmi: 'The Floresiensis Homo"
Penemuan ini sekurang-kurangnya sangat membantu kebenaran kisah yang dituturkan secara lisan dan berkembang jadi sebuah lagenda menarik di Pulau Naga Komodo Flores.[The End] [HSZ]
Courtesy to wikipedia,id/mysteriousuniverse
Editor; Helmy Network
Ilustrasi Image; Doc, Fortuna Media
#indonesia, #MisteriNusantara, #Mystery, #Traveling, The Homo Floresiensis Ebu Gogo
Follow me at;⭐
twitter.com/romymantovani
facebook.com/romyschneider
linkedin.com/in/RyanSchneider
pinterest.com/helmynetwor
Related Post
Inilah Kampung Pitu,Desa Misteri di Gunung Kidul yang Konon Hanya Bisa Dihuni 7 Keluarga
Mysterious Tribes; Suku Mante, The Real Hobbit or Dwarf from Aceh,Sumatera
Misteri 'Uhang Pandak'- HOBBIT Dari Gunung Kerinci Sumatera Indonesia
No comments
Post a Comment