Layang-Layang Tertua di Dunia Aslinya Berasal dari Pulau Muna Indonesia
Layang-Layang Tertua di Dunia Aslinya Berasal dari Pulau Muna Indonesia
Edisi Edited,Permainan Layang-layang sangat sesuai dimainkan di Negara-Negara gugusan kepulauan Nusantara ini yang kini disebut sebagai rantau Asia Tenggara, kerana terdapat beberapa tempat yang mempunyai aliran dan tiupan angin yang kencang dan cukup baik untuk bermain layang-layang.
Oleh demikian, telah banyak diadakan pertandingan-festival layang-layang moden dan tradisional dirantau ini, yang disertai oleh peserta dari pelbagai negara dunia. Dan disediakan hadiah-hadiah yang menarik.
Ada catatan yang menyebutkan bahwa permainan layang-layang telah ada di Tanah Besar China sejak tahun 2500 Sebelum Masehi(SM).
Konon didongengkan, layang-layang pertama berasal dari caping petani Cina yang melayang kerana diterbangkan angin.
Namun setelah ada penemuan bukti baru-baru ini tentang sebuah lukisan orang purba yang sedang bermain layang-layang pada dinding sebuah gua di daerah Sulawesi Tenggara, Indonesia Timur. Maka dongeng bahwa layang-layang itu awalnya berasal dari Negeri China, adalah perlu dikaji-diselidiki dan dipertanyakan kebenarannya.
READ MORE
Inilah Wanita Cantik Etnik Uyghur Anggun Parasnya Disebut Setara Bidadari
Buku 'Pesan Cinta-Nya' "KERINGAT TUKANG BECAK"
#5 Tips Sederhana Yang Harus Dilalui Oleh Bisnis Car Wash Untuk Mencapai Sukses
Gua ini diperkirakan pernah ditempati-dihuni manusia purba Suku Muna pada zaman batu.
Layang-layang tradisional Suku Muna digelar dengan sebutan 'Kaghati Kolope'. Layang-layang ini masih dibuat hingga sekarang, oleh masyarakat setempat.
'Kaghati' terbuat dari daun ubi hutan yang disebut 'kolophe' dan bambu rami. Benangnya terbuat dari serat nenas. Layang-layang Kaghati sering mengikuti festival layang-layang dalam negara Indonesia maupun festival internasional. Kaghati pernah mendapatkan penghargaan dari kalangan pecinta layang-layang sebagai layang-layang paling alami yang masih bertahan hingga saat ini.
'Kaghati Kolope' : Layang-Layang Tertua di Dunia dari Pulau Muna
(FOTO:“Kaghati Kolope” Layang-Layang Daun Muna)Permainan layang-layang (kaghati) oleh nenek moyang masyarakat Muna telah dilakukan sejak 4 ribu tahun lalu. Hal ini berdasarkan penelitian Wolfgong Bick tahun 1997 di Daerah Muna, Sulawesi Tenggara, Indonesia Timur.
Wolfgong Bick berasal dari Jerman dan merupakan salah seorang Counsultant of Kite Aerial Photography Scientific Use of Kite Aerial Photography.
Awal penelitiannya dilatar-belakangi saat Festival Layang-Layang Dunia di Perancis tahun 1997. Saat itu layang-layang Kaghati Kolope dari Indonesia tampil sebagai juara mengalahkan Jerman. Hal ini membuatnya berkeinginan menelusuri keunikan Kaghati Kolope dan mengantarkannya ke Pulau Muna, Sulawesi Tenggara. Tepatnya di Gua Sugi Patani, Desa Liangkobori sekitar 8 km dari Raha, ibu kota Pulau Muna. Gua ini berada di sebuah bukit setinggi 80 meter dengan kemiringan 90 derajat.
Dalam penelitiannya Wolfgong Bick melihat sendiri lukisan tangan manusia yang menggambarkan layang-layang di dalam Gua Sugi Patani, Desa Liangkobori. Di situs pra-sejarah tersebut tergambar seseorang sedang bermain layang-layang di dinding batunya dengan menggunakan tinta warna merah dari 'oker' (campuran tanah liat dengan getah pohon). Gambar itu sudah dicoba untuk dihapus tetapi tidak boleh hilang.
Penemuan lukisan di Gua Sugi Patani dikatakan Wolfgong Bick telah mematahkan klaim bahwa layanga-layang pertama berasal dari Negeri China pada 2.400 tahun lalu. Layangan yang ditemukan di China menggunakan bahan kain parasut dan batang almunium.
Sementara layangan dari Pulau Muna terbuat dari bahan alam dan telah menjadi bagian kehidupan masyarakatnya. Bieck meyakini, layangan pertama di dunia berasal dari Muna, bukan dari China.
Wolfgong Bick mengambil foto-foto dalam gua tersebut kemudian menuliskan penelitiannya dalam artikel berjudul ”The First Kiteman” di sebuah majalah Jerman tahun 2003.
Selain layangan 'Kaghati', di Pulau Muna ada 'Kamanu-manu' yaitu layangan yang terbuat dari tiga helai daun kolope atau daun gadung lalu di rangkai dengan lidi (lio) yang terbuat dari bambu dan dianyam dimana di bagian kiri kanan lidi ditaruh bulu ayam.
Silahkan baca juga artikel ini; Sejarah Dan Fungsi Layang Layang