Al-Aqsha, Lentera di Saat Timeline Umat Gelap Gulita

<img src="https://fazryan87.blogspot.com/gambar-tumbler-tuku.jpg" alt="Al-Aqsha, Lentera di Saat Timeline Umat Gelap Gulita"/>

Al-Aqsha, Lentera di Saat Timeline Umat Gelap Gulita

<img src="https://fazryan87.blogspot.com/gambar-tumbler-tuku.jpg" alt="Al-Aqsha, Lentera di Saat Timeline Umat Gelap Gulita"/>

Semoga kabarmu baik-baik saja.

 CAKRAWALA NEWS l  Kemarin seorang doktor bercerita bahwa ada beberapa orang yang datang buat pemeriksaan (checked) ke kliniknya, mereka menceritakan lelahnya fisik dan mental. Mungkin kerana berita-berita negeri ini sedang tidak baik-baik saja.

Ibarat sebuah kisah, ini adalah bab yang gelap. Semua orang berjuang tetap menjaga akal sihatnya menghadapi dunia. Maka, sesekali kami pun tidak mahu membuka media sosial. Menjaga batin. Menjaga kewarasan. Tentu dengan tetap sounding Sumatera dan Ghāzzāh.

<img src="https://fazryan87.blogspot.com/gambar-tumbler-tuku.jpg" alt="Al-Aqsha, Lentera di Saat Timeline Umat Gelap Gulita"/>



Beberapa waktu lalu, seorang ulama muda bernama Syaikh Ahmad Yusuf As- Sayyid mengangkat sebuah tadabbur tentang Masjid Al Aqsha.

Beliau mengajak murid-muridnya untuk mentadabburi satu (1) ayat dan (1) hadits. Masing-masing punya hubungan dengan Baitul Maqdis.
Ayatnya, adalah surah, Al Isra' ayat (1), "Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya..."

<img src="https://fazryan87.blogspot.com/gambar-tumbler-tuku.jpg" alt="Al-Aqsha, Lentera di Saat Timeline Umat Gelap Gulita"/>

Adapun 1(satu) haditsnya, adalah sabda Rasulullah pada Auf bin Malik Radhiallahu 'Anhu sepulang dari ghazwah Tabuk.

Nabi Muhammad 
 menyatakan bahwa ada 6 (enam) tanda sebelum kiamat, dan baginda memulainya dengan, "...wafatku; kemudian pembebasan Baitul Maqdis" (Hadits Riwayat Al-Bukhari). Nah, dari satu (1) ayat dan satu (1) hadits itu, selain berbicara tentang Baitul Maqdis, ada persamaan yang sangat tepat untuk kita tadabburi (renungkan) di zaman ini.

 Ia, sama-sama menunjukkan bahwa Al Aqsha selalu "disebut" setelah keadaan gelap dan tidak baik-baik saja. Ia seperti lentera, yakni pelita yang memberi arah bagi musafir.

<img src="https://fazryan87.blogspot.com/gambar-tumbler-tuku.jpg" alt="Al-Aqsha, Lentera di Saat Timeline Umat Gelap Gulita"/>

Seperti Al-Qur'an surah, Al Isra'. Ayat itu turun saat Nabi Muhammad  sedang dalam duka yang mendalam.

Wafatnya Abu Thalib, Khadijah Radhiallahu 'Anha, pemboikotan dan pengkhianatan Thaif, membuat Nabi Muhammad  tersayat luka. Dan, di saat-saat itulah Allah Subhanahu Wa Ta'ala menyebut Al Aqsha; memperjalankan hamba-Nya dari Masjidil Haram ke Baitul Maqdis.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala, menjadikan Al Aqsha sebagai arah baru bagi Rasulullah ﷺ. Syaikh Yusuf Qardhawi mengatakan bahwa Isra' adalah "pemuliaan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala untuk Rasulullah , serta sebagai persiapan baginya untuk fasa selanjutnya.”

<img src="https://fazryan87.blogspot.com/gambar-tumbler-tuku.jpg" alt="Al-Aqsha, Lentera di Saat Timeline Umat Gelap Gulita"/>

Adapun hadits Rasulullah  pada Auf bin Malik Radhiallahu 'Anhu, coba Anda perhatikan, kawan.

Rasulullah menyebut satu hal yang sangat menyedihkan, lalu satu hal yang amat membahagiakan.

Antara peristiwa paling menyedihkan itu ialah wafatnya Nabi Muhammad ﷺ, sementara yang membahagiakan adalah pembebasan Masjid Al Aqsha.
Syaikh Yusuf As Sayyid mengatakan, "Rasulullah
seakan mengabarkan pada sahabatnya, bahwa wafatnya baginda bukanlah pengakhirannya. Justru setelah itu, akan terjadi kemenangan besar yang ditandai dengan pembebasan Al Aqsha."

<img src="https://fazryan87.blogspot.com/gambar-tumbler-tuku.jpg" alt="Al-Aqsha, Lentera di Saat Timeline Umat Gelap Gulita"/>

Daripada satu ayat dan satu hadith itu, ia seolah merangkum tadabbur, renungan mendalam, bahawa Masjid Al-Aqsha berperanan sebagai kompas bagi umat di tengah lumpur ketidakpastian.

Seperti Isra' yang tidak hanya menghibur Rasulullah ﷺ, tetapi menjadi visi baru dari peradaban yang akan beliau bangun.

Seperti para sahabat Nabi Muhammad ﷺ, tatkala Rasulullah ﷺ wafat, mereka terus berjuang. Pembebasan Al-Aqsha menjadi nubuwat, yang menuntut mereka berani menghadapi empayar Romawi dan Parsi.

<img src="https://fazryan87.blogspot.com/gambar-tumbler-tuku.jpg" alt="Al-Aqsha, Lentera di Saat Timeline Umat Gelap Gulita"/>

Maka teman-teman, inilah Al Aqsha memanggilmu lagi.
Ia tersebut lagi di kisah zaman kita.

Tatkala dunia kehilangan kompas dan bencana melanda di berbagai penjuru, bangkitlah kita dan jadikan visi kemerdekaan Al-Aqsha sebagai lentera. Lentera yang memberi keyakinan kepada seorang Ibu bahawa putra-putrinya kelak akan menjadi insan bermakna. Lentera yang menyalakan harapan bahawa kita ditakdirkan untuk sesuatu yang agung.

<img src="https://fazryan87.blogspot.com/gambar-tumbler-tuku.jpg" alt="Al-Aqsha, Lentera di Saat Timeline Umat Gelap Gulita"/>

Lentera yang membuat kita bangun dari musibah ini dan melihatnya sebagai cara Allah Subhanahu Wa Ta'ala membelai kita untuk menjadikan pundak lebih kuat.

Saraf lebih kokoh, hati makin kukuh, fikiran makin bergemuruh dengan mimpi-mimpi besar. Muncullah kemudian sebuah akhlaq bernama Uluwwul Himmah.

Tekad yang tinggi, yang para ulama mendefinisikannya, "memiliki tekad yang tinggi, tidak puas dengan pencapaian biasa-biasa saja, dan selalu mengusahakan tingkatan kemuliaan yang tertinggi dalam ilmu, amal, akhlak, dan tujuan hidup."

Al-Aqsha mantab kan itu.

📌 Catatan Editor: Artikel ini di adaptasi dan dengan izin di publish untuk website ini--dari 
gensaberilmu.com• Media Berteraskan Islam untuk Dakwah Sejarah Islamiyah dan Ke-Pālësṭīnean• "Learn History, Repeat Victory"• [HSZ] ✨🌵 

Editor:  Helmy El-Syamza
Illustration Image, Doc: 
CAKRAWALA NEWS

Follow me at;
facebook.com/helmyzainuddin
CAKRAWALA NEWS:
https://t.me/cakranews

www.tiktok.com/@romymantovani
twitter.com/romymantovani

 TAGS:  International, IslamicWorld, Islamic History 

🧾 Penafian

Artikel di Helmy Network Geopolitical Insight disusun daripada sumber terbuka dan analisis bebas. Segala pandangan adalah bersifat akademik, tidak mewakili mana-mana kerajaan atau organisasi, serta bertujuan untuk pendidikan dan perbincangan umum. Kami komited terhadap etika kewartawanan, ketelusan data, dan penyampaian analisis berfakta.

🧾 Disclaimer

Articles on Helmy Network Geopolitical Insight are based on open sources and independent analysis. All views expressed are academic in nature, not representing any government or organization, and intended solely for educational and public discussion purposes. We are committed to journalism ethics, data transparency, and fact-based reporting.

© 2025 Helmy Network Geopolitical Insight. All rights reserved.

No comments

Cakrawala News Logo