KISAH SUFI, SANG KYAI [63]
KISAH SUFI, SANG KYAI [63]
- Pada siri KISAH SUFI, SANG KYAI [62] Dikisahkan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, “Seandainya dalam amalmu ada kelengahan -- tahanlah mulutmu-- jangan sampai menjelek-jelekkan orang lain. Dan juga saudara-saudaramu sesama para Ulama. Apabila engkau hendak menjelek-jelekkan orang lain -- Ingatlah pada dirimu sendiri. Sebagaimana engkau tahu dirimu pun penuh dengan aib.
❌Jangan membersihkan dirimu dengan menjelek jelekkan orang lain.
❌Jangan mengangkat dirimu sendiri dengan menekan orang lain. Jangan Riya" dengan amalmu agar diketahui orang lain.
❌Janganlah termasuk golongan orang yang mementingkan dunia dengan melupakan akhirat.
❌Kamu jangan berbisik-bisik dengan seseorang padahal disebelahmu ada orang lain yang tidak diajak berbisik.
❌Jangan takabur kepada orang lain, Nanti akan kadaluarsa (expired) bagimu kebaikan dunia dan akhirat.
❌Jangan berkata kasar dalam suatu majelis dengan maksud supaya orang orang takut akan keburukan akhlaqmu itu.
❌Jangan mengungkit-ungkit ketika berbuat kebaikan.
❌Jangan merobek-robek (pribadi) orang lain dengan mulutmu, kelak kamu akan dirobek robek oleh anjing-anjing Neraka jahannam, sebagaimana firman Allah, “Wannaasyithaati nasythaa.” (Di neraka itu ada anjing-anjing perobek badan-badan manusia, yang mengoyak ngoyak daging dari tulangnya.)
- Aku (Mu’adz) berkata: “Ya Rasulullah, siapa yang akan kuat menanggung penderitaan semacam ini?” Jawab Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, “Wahai Mu’adz, yang kuceritakan tadi itu akan mudah bagi mereka yang dimudahkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Cukup untuk mendapatkan semua itu-- engkau menyayangi orang lain sebagaimana engkau menyayangi dirimu sendiri. Dan membenci sesuatu terjadi kepada orang lain apa-apa yang engkau benci bila sesuatu itu terjadi kepadamu. Bila seperti itu -- engkau akan selamat, terhindar dari penderitaan itu.”
KISAH SUFI, SANG KYAI [63]
FORTUNA MEDIA - Pengalaman atau apa yang kita alami itu adalah pelajaran paling baik, tak perduli orang lain tak percaya, kerana mereka tak mengalaminya, atau pengalaman kita dianggap naif. Ya, siapa saja boleh berpendapat apapun, tetapi kita yang mengalami yang penting pengalaman itu adalah hal yang nyata. Dan yang penting lagi pengalaman itu menambah keimanan kita -- keyakinan kita pada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, juga rasa tawakal kita pada Allah Ta'ala makin kukuh kuat. Daripada bicara yang tidak ku ketahui atau menulis yang aku tak mengerti, lebih baik menulis apa yang ku mengerti dan ku alami.
Melanjutkan cerita yang lalu -- membahas tentang latifah, jadi jika satu saja latifah kita terbuka maka akan mengucur kekuatan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala ke tubuh kita dari lubang latifah itu, lhoh bagaimana kok bisa di dalam tubuh kita, ya tidak beza dengan kita gali tanah kok tanah lantas ada airnya.
Seperti matahari yang mengeluarkan energi -- mengeluarkan cahaya menerangi jagat-raya. Kita tidak percaya juga matahari tetap akan menerangi jagatraya, tidak menunggu kita percaya dulu baru matahari itu akan menerangi jagat raya, akal kita tidak akan sampai dari mana keluarnya energi matahari tetap saja matahari akan menerangi jagad raya dan tidak akan habis energinya walau dipakai oleh makhluk seluruh dunia.
"Yang ku tulis juga tidak ingin dan sama sekali tidak ada maksud agar siapapun supaya percaya dengan ceritaku. Dan penulisanku juga tidak menunggu orang percaya baru aku menulisnya".
Ketika latifah itu sudah terbuka-- maka dengan sendirinya jika dikonsentrasikan akan mengalir kekuatan dari Allah Azza Wajala. Dan itu bisa dites dan dibuktikan, ketika ada sosok Jin merasuk ke tubuh seseorang atau orang kerasukan, dan dipegangi banyak orang, sosok Jin itu akan mementalkan siapa saja yang memegangnya.
Maka cukup dengan seseorang yang latifahnya terbuka itu menempelkan jarinya ke orang yang kerasukan itu. Maka Jin di dalam tubuh orang itu akan tidak punya daya, seperti ditindih sebuah gunung -- padahal hanya ditempeli/disentuh dengan jejari.
Memang aneh -- tapi itulah kenyataannya. Dan siapa saja bisa mempraktekkannya, jika sudah tertembusi latifahnya, lalu bagaimana tanda seseorang itu tertembusi latifahnya, yaitu ketika dia mengkonsentrasikan zikir pada titik latifah. Maka akan merasa ada aliran dingin dari titik latifah itu mengaliri seluruh urat di tubuh seperti layaknya bendungan yang dibuka dan airnya mengaliri parit dan sungai sungai.
Bahkan bukan hanya itu, saat kita konsentrasikan titik latifah dengan zikir yang biasa kita zikirkan. Maka jika ada sosok Jin yang merasuk pada seseorang -- nantinya tidak akan tahan melihat wajah kita atau dada kita, kerana pancaran Nur- Ilahi yang menyelimuti kita. Jadi bukan kita yang sakti atau power sampai sosok Jin takut. Tetapi kerana Nur-ilahi yang memanar (kebakaran) itulah yang membuat sosok Jiin takut. Ingat semua ini bisa dilakukan siapa saja. Jadi jangan sekali-kali beranggapan saya hebat -- wong murid saya juga banyak yang bisa.
Kita hanya perlu memproses diri dengan cara yang benar dengan amaliyah yang benar sehingga menghasilkan hasil yang benar dan bermanfaat.
Jadi tidak ada yang sakti atau hebat/power, yang sakti dan hebat hanya Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Ini satu pengalaman -- ada yang membuatku hairan, dan aneh --kenapa setiap sosok Jin di rumahku lantas Jin itu tidak berdaya.
Ini satu contoh -- padahal ada seorang yang banyak Jin di tubuhnya dia datang ke rumahku minta Jinnya dikeluarkan -- kata dia yang banyak Jinnya itu dia cerita, kalau sudah dicoba dikeluarkan di beberapa orang yang bisa -- juga beberapa orang Kyai yang bisa, mereka pada tidak sanggup kebanyakan dibanting semua sampai tidak berdaya -- ada yang dicekik dan ada yang diajak adu ilmu sampai muntah darah -- hairan juga dan merinding juga mendengar cerita muntah darah begitu. Tetapi aku madep (muka) mantap saja, kalau Allah Ta'ala di belakangku tempat aku bertawakal, masak lah kalah sama sosok Jin.
Singkat cerita orang itu ku suruh minum air untuk mendorong sosokJjinnya keluar. Dan ku suruh menempelkan jari di fotoku. Dan sebentar kemudian dia sudah menggereng-gereng seperti macan (menggeram seperti harimau), dan bergaya mendekam.(gaya bongkok).
- “Assalamu'alaikum, siapa ini?” tanyaku.
- “Wa'alaikum salam….”
- “Kamu siapa?”
- “Saya bangsa Jin….”
- “Kok di tubuh orang ini?”
- “Saya dikirim,”
- “Siapa yang mengirimmu?”
- “Saya tidak tahu…..”
- “Kok tidak tahu….?”
- “Ya, saya ditaklukkan…. dan dimasukkan….”
- “Kamu kok gereng-gereng gitu apa kamu macan (harimau)…?”
- “Ya… bentuk saya macan…”
- “Coba duduk yang benar, kok ndekem (bongkok) gitu….”
- “Ya saya kan macan, ya duduk saya kayak begini….” ketawa juga dengar jawabannya…😁
- “Apa kamu Muslim.?”
- “Ya saya Muslim….”
- “Sampean (kamu) Muslim kok mahu dikirim ke tubuh orang ini?” tanyaku lagi dengan hairan.
- “Ya, kan sudah ku katakan saya ditaklukkan.”
- “Ada berapa sosok Jin temanmu di dalam?” tanyaku menyelidik.
- “Ya banyak… saya tak tahu semua…”
- “Kalau yang bentuknya macan sepertimu ada berapa?” tanyaku lagi.
- “Ada 7 sampai 10 tepatnya aku tidak tahu…”
- “Kamu keluar ya….”
- “Ya saya mahu keluar, tapi saya tak bisa.”
- “Lhoh, bagaimana kamu kok tidak bisa keluar, apa kamu sengaja mahu bangkang sama aku?”
- “Tidak saya tak berani, saya kamu apakan kok saya tak punya daya seperti ini..”
- “Saya tidak mengapa -akan kamu, wong saya pegang saja tidak..”
- “Ya tapi tubuh saya linu semua, tubuhku sakit semua…”
- “Kamu ajak ya teman-temanmu keluar…” kataku dengan nada perintah.
- “Aku tak berani… mereka lebih kuat dariku.”
- “Bagaimana kalau kamu ku pinjami kekuatan, apa kamu mahu memaksa yang lain untuk keluar?”
- “Ya aku mahu…”
- Ku tempelkan tangan ke tubuh orang yang dikuasai Jin di depanku dan ku salurkan energi dengan konsentrasi…Terasa guncangan di tubuh orang yang di depanku yang dikuasai jin….
- “Sudah… sudah aku tak sanggup, mereka semua mengeroyokku…” kata sosok Jin macan yang tadi ku ajak bicara.
- “Bukankah sudah ku bantu dengan kekuatan….”
- “Iya tapi mereka mengeroyokku, aku kalah… mereka mencakarku, aku terluka..”
Kerana sudah tak bisa ku harapkan bantuannya. Maka Jin itupun ku keluarkan. Kemudian ganti Jin yang lain, ku lihat gayanya membungkuk…
- “Assalamu'alaikum…” kataku.
- “Wa'alaikum salam…”
- “Saya bicara dengan siapa?”
- “Saya Semar…”
- “Semar? Semar siapa? Apa, Semar yang seperti di pewayangan itu?”
- “Iya benar.”
- “Wah aneh, bagaimana simbah ini bisa di dalam? Apa simbah ini juga dari golongan Jin?”
- “Benar saya dari golongan sosok jJn.., dan saya tinggal di kayangan..”
- “Kayangan itu di mana?”
- “Ya di planet, bukan di bumi ini..”
- “Wah aneh juga, sampean Muslim?”
- “Saya beragama Tauhid..”
- “Sampean umurnya berapa?”
- “Saya sudah ribuan tahun.”
- “Kok sampean ada di tubuh orang ini bagaimana?”
- “Tak tahu… saya tahu-tahunya ada di dalam, seperti ditarik kekuatan sampai saya masuk kedalam.”
- “Jadi tak tahu siapa yang memasukkan?”
- “Ya saya tak tahu..”
- “Di dalam sudah berapa lama?”
- “Sudah lama juga saya juga tidak tahu, saya tahunya diperintah menghancurkan orang ini. Tetapi saya kasihan dengan orang ini, dia kan orang benar, masak saya hancurkan.”
- “Lalu kenapa sampean tak keluar saja dari tubuh orang ini?”
- “Ya, kerana saya tak berdaya pada orang yang mengirim saya, saya kalah..”
- “Kalau saya perintah keluar kamu mahu?”
- “Mahu, tapi saya tidak bisa keluar, tolong saya dikeluarkan Kyai..”
- “Ya, saya keluarkan, kamu tempatnya di bagian mana?”
- “Saya di punggung bagian bawah..” jawabnya sambil menunjukkan tempat keberadannya.
Lalu ku arahkan tenaga ke tempat itu, lumayan susah mengeluarkannya, walau akhirnya keluar juga, setidaknya membuatku keringatan (berpeluh-peluh) juga.
Selanjutnya sosok Jin yang lain pun memunculkan diri. Ada berupa anjing atau ular. Tetapi aku sudah tak tertarik mengorek keterangan dari mereka, yang membuatku hairan adalah kenapa Jin walau tak ku apa-apakan mereka lantas tak berdaya jika di rumah?
Sebab jika mengeluarkan sosok Jin di luar rumahku, sedikit ada melakukan perlawanan. Walau akhirnya juga tak berdaya, yang jelas mereka tak berani memandang wajahku, dan merasa silau.
Tetapi yang membuatku hairan adalah kenapa jika dalam rumahku sosok para Jin itu merasa kesakitan malah ada yang merasa dirantai ketika berhadapan denganku -- walau aku sendiri tak mengapa-apakan. Setelah sekian waktu ku pelajari -- aku mengambil kesimpulan ini mungkin kerana pagaran rumah yang ku tanam, sehingga membuat mereka tak berdaya.
Memang sering kali pengalaman itu terjadi tanpa kita merencanakannya sekalipun -- setidaknya kemudian itu menjadi tambah keyakinan pada Allah Ta'ala kerana mengalami pengalaman yang dijalani. Dan banyak sekali pengalaman dari pengalaman itu didapat dari hal yang tak disangka-sangka sama sekali.
Dan sebenarnya aku sendiri juga tak tahu ketika pengalaman itu terjadi dan ku alami. Bagaimana kok bisa begitu, jadi bukan aku tau. Tetapi pengalaman itu terjadi begitu saja, kemudian ku ambil sebagai pelajaran. Misalnya, pengalaman yang terjadi ketika orang yang chating denganku kemudian banyak yang muntah, ketika di tubuh orang itu ada bercokol sosok Jinnya.
Awalnya setengah tahun yang silam, ada teman facebook yang ingin muntah ketika sedang chat ngobrol di facebook. Aku hairan, apa wajahku menjijikkan? atau ada hal lain, sampai orang itu benar-benar muntah. Aku makin hairan, bagaimana bisa begitu, kerana tidak hanya satu oran --, kenapa yang interaktif denganku kok pada ingin muntah?
Kenapa? Apa ada yang salah? “Iya ini Kyai… saya muntah sampai banyak..”
- “Apa kamu jijik melihatku?” tanyaku hairan.
- “Ya tidak lah Kyai, masak saya jijik, ya tak berani.”
- “Lha, kok muntah?”
- “Tidak tahu ini kenapa.., kenapa tiap chating sama Kyai saya muntah..”
- “Apa chat sama orang lain tidak muntah?”
- “Tidak pernah Kyai… hanya chat sama Kyai saja saya muntah..”
- “Kok aneh ya?” aku terhairan hairan… ya memang juga saya tak tahu sama sekali kenapa kok bisa seperti itu.
- “Apa yang dirasakan lagi?”
- “Kepalaku pening, dada sakit, juga perut sakit sekali..” jawab teman chatku itu.
- “Aneh..” tulisku terhairan-hairan.
- “Hm.. dulu pernah mengamalkan apa?” tanyaku menyelidik.
- “Saya sendiri pengamal thoreqat Kyai, dari jalur Suryalaya..”
- “Kalau jalurnya sama denganku, ya, tidak akan lah muntah-muntah gitu, kalau pengamal thoreqat masak ada Jinnya?”
- “Ya, tak tahu juga Kyai…, tapi di samping saya mengamalkan thoreqat, saya juga banyak mengamalkan Ilmu Hikmah..”
- “Wah kalau itu bisa jadi.., mungkin di tubuhmu ada sosok Jinnya, setelah muntah bagaimana rasanya?”
- “Ya, badan rasa ringan Kyai, sampai rasanya lega, tapi tubuh pada pegal-pegal (sakit-sakit) semua.”
Maka ku ambil kesimpulan kalau orang yang di dalam tubuhnya ada sosok Jinnya jika chat denganku, dia akan muntah -- kerana berkali-kali terjadi. Dan kejadian itu kemudian ku tes dan ku buat mengobati orang yang dalam tubuhnya ada sosok Jinnya.
Dan berulang-ulang ku pakai mengeluarkan sosok Jiin dari tubuh orang lewat jarak jauh dengan lewat chating. Dan ini sama sekali tidak ku pelajari, Allah Ta'ala saja yang memberi anugerah. Dan secara jujur aku sendiri tak tahu kenapa kok terjadi seperti itu, jadi itu pengalaman sahaja, bukan mistik atau ada unsur magik, ghaib, terus terang aku sendiri tidak mempelajari ilmu Jin atau ilmu soal cara mengeluarkan Jin. Apalagi ilmu perdukunan -- bahkan yang terjadi kenapa kok terjadi seperti itu, saya sendiri tak tahu.
Dan pengalaman itu berlanjut-- ingat saya sendiri mengalami pengalaman ini sama sekali bukan tidak ku rencanakan. Dan saya sama sekali tak punya kelebihan apa-apa, tidak ada yang bisa dibuat kebanggaan.
Dan pengalaman ini ku tulis juga bukan untuk menunjukkan kelebihan diri -yang kenyataannya sama sekali saya tidak tahu kok bisa terjadi seperti itu. Jadi jika ada yang menganggap salah, ya silahkan saja, namanya juga pengalaman, bukan pegangan hidup. Siapa saja boleh menulis pengalaman hidupnya, tidak ada yang melarang -- lebih baik menjelek-jelekkan diri sendiri daripada menjelek-jelekkan tetangga atau orang lain.
Mungkin banyak teman facebook yang berteman denganku sudah banyak yang tahu soal ini, yaitu kejadian SIAPA SAJA YANG MEMANDANG FOTO PROFIL FACEBOOKKU JIKA DI DALAM TUBUHNYA ADA SOSOK JINNYA MAKA ORANG ITU AKAN MUNTAH KERANA JIN DALAM TUBUHNYA KEPANASAN DAN INGIN KELUAR.
Aneh? ya saya sendiri merasa aneh. Apalagi orang lain, mungkin orang berprasangka kalau itu kerana aku punya kelebihan, kelebihan apa? Lha, aku sendiri tidak tahu kenapa kok terjadi seperti itu.
Awal kejadian ada beberapa pesan masuk ke inbox ku, yang isinya -- banyak laporan -- banyak orang yang muntah-muntah kerana memandang photo profil facebookku -- terus terang aku sendiri hairan, masak bisa begitu?
Aku sendiri yang punya photo saja tidak tahu kenapa bisa begitu, tapi makin hari makin banyak laporan yang masuk. Bukan hanya laporan di facebook, Tetapi juga laporan dari tetanggaku yang menjadi muridku-- padahal selama ini sudah satu tahun tetanggaku itu juga tidak merasakan apa-apa selama itu menjadi muridku, ya anteng anteng saja (tenang-tenang sahaja) Hehe,😄 kok belakangan ini melihat photo profilku kok jadi pening kepala dan mahu muntah-muntah. Hairan juga aku dibuatnya. [HSZ]
To be Continued.....
Untuk Anda yang belum baca siri ini yang sebelumnya,
Anda boleh baca disini : KISAH SUFI, SANG KYAI
Ilustrasi Image; Doc, Fortuna Media
No comments
Post a Comment