Pentalogi Cerpen: "Tutup Botol Cinta"
Pentalogi Cerpen: "Tutup Botol Cinta"
Bagian 1: "Kecurigaan di Balik Pintu Kamar"
Cerpen bersiri lima bagian
Tokoh utama: Rania Mardhiyah
Suami: Bayu Raditya
Sepupu: Mira Salsabila
Dukun mistik: Ki Samin Dumadi
- Sinopsis--Alur : Rania Mardhiyah mulai curiga dengan Bayu Raditya, Suaminya yang sering pulang larut malam. Mira Salsabila, sepupunya, menyarankan bertemu Ki Samin Dumadi yang dikenal sebagai pakar ilmu "Tutup Botol." Awalnya Rania Mardhiyah menolak, merasa itu prilaku musyrik. Namun setelah menemukan pesan-pesan mesra dari wanita bernama 'Vina', pelayan restoran langganan Bayu Raditya, Rania Mardhiyah mulai goyah. Ia membawa persyaratan untuk ritual. Tetapi ketika berada di tempat Dukun mistik: Ki Samin Dumadi dan mendengar cerita mengerikan dari para wanita lain—tentang botol yang pecah dan Suami jadi 'mandul spiritual'—Rania Mardhiyah memilih pulang--bertaubat. Dan berniat menyerahkan semuanya kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Tapi benarkah segalanya selesai?
FORTUNA MEDIA - Bagian 1: Kecurigaan di Balik Pintu Kamar
Namaku Rania Mardhiyah. Delapan tahun aku menikah dengan Bayu Raditya, seorang pegawai pelayaran swasta. Tampan, ramah, dan... kadang terlalu baik pada perempuan lain.
Hari itu aku sedang lipat-lipat baju ketika handphone Suamiku berdering. Tak ada yang mencurigakan, hanya notifikasi dari aplikasi pesan (messaging app). Tapi saat aku membuka riwayat pesannya—hatiku mencelos (hancur/my heart sank).
“Datang lagi ya, Mas Bayu. Aku rindu lihat senyum Mas.”
“Masakanmu enak, kamu pun lebih enak.”
Dan diakhiri dengan stiker perempuan mengedipkan mata dan cium bibir.
Dadaku sesak.
"Sepertinya Bayu mahu main api, Mir..." ujarku pada sepupuku, Mira Salsabila, malam itu.
Mira hanya mengangkat alis. "Apa katanya?"
Aku menyerahkan handphone Bayu padanya.
Dia membaca dengan wajah datar, lalu berkata perlahan, "Mau ikut aku ketemu Ki Samin Dumadi?"
"Yang ahli guna-guna itu?"
"Iya. 'Ilmu tutup botol'. Bisa buat ‘anu’ Suami kamu tak bisa ‘nganu’ kalau niatnya selingkuh."
Aku tergelak kecil 😇, tapi getir. "Mira, itu dosa."
Mira mendesah. "Dari pada kamu stres, jantungan, bunoeh diri… Kadang manusia perlu sedikit bantuan untuk pertahankan rumah tangga."
Aku tak langsung menjawab. Tapi malam itu aku tak bisa tidur. Fikiranku dikuasai satu nama: 'Vina', perempuan yang entah sejak kapan telah menyusup dalam hidup kami.
**
Dua hari kemudian, Aku menyerah.
Dengan mata sembab dan hati yang koyak, aku datang ke rumah Mira membawa syarat-syarat:
- Photo Bayu Raditya
- Segenggam beras
- Sekepal gula merah
- Sebuah botol parfum kecil
- Mahar satu gram emas
"Yuk, kita ke tempat Ki Samin Dumadi," kata Mira.
"Banyak Ibu-Ibu lain juga di sana. Kamu tak sendiri."
**
Rumah Ki Samin Dumadi seperti rumah biasa, tapi antreannya luar biasa.
Ada Ibu-Ibu tua, wanita muda, bahkan perempuan dengan dandanan menor seperti baru keluar dari salon. Semua dengan tatapan cemas dan penuh harap.
Aku duduk di antara mereka. Percakapan mereka menyeramkan tapi nyata.😱
“Dulu suami saya suka pergi ke panti pijat/rumah urut. Sekarang? Sudah dua tahun, tak bisa ngapa-ngapain tanpa saya.”
“Aku cuma Istri kedua, Kak. Istri tua selalu dia kunjungi. Sekarang? Cuma aku yang disentuhnya.”
“Botol aku pecah bulan lalu. Sekarang Suamiku sekarat di ranjang, tak bisa apa-apa.”
Aku menggigil.😣
Tiba-tiba, seorang wanita 40-an di depan menangis perlahan. Di sampingnya, seorang Ibu berbisik padaku,
"Itu, botolnya jatuh waktu pembantunya bersih-bersih. Sekarang Suaminya tak bisa... apa-apa lagi. Sudah 7 kali dia ke sini."
Aku menelan ludah. Tanganku gemetar.😵
"Bagaimana kalau botol itu pecah? Bagaimana kalau anak-anakku yang temukan? Bagaimana kalau... Allah Ta'ala murka"?
Namaku dipanggil... "Ibu Rania Mardhiyah."
Aku berdiri.
Bukan untuk masuk ke ruang ritual.
Tetapi untuk pulang.
Aku berlari keluar sambil membawa semua perlengkapan dosa itu. Aku menangis sepanjang jalan. Dan saat sampai di rumah. Aku langsung bersujud, memohon ampun kepada Allah Azza Wa Jalla atas kebodohanku.
Aku tak mahu mempertahankan rumah tangga dengan ilmu hitam. Bila Bayu Raditya memang tak setia, maka biarlah dia pergi. Lebih baik kehilangan lelaki, daripada kehilangan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. [HSZ]
To be Continued.....
Disclaimer, Cerpen ini karya penulis [romy mantovani] Jika ada penulis/blogger mahu menulis ulang atau mencetak/membukukan--Mohon izin sang penulis dahulu! Dan tidak akan merobah bait - kalimat cerpen dan menyertakan nama penulis dan website ini fortuna media
Follow me at;⭐
twitter.com/romymantovani
facebook.com/helmyzainuddin
pinterest.com/hsyamz
No comments
Post a Comment