Pentalogi Cerpen: "Tutup Botol Cinta-2"


<img src=https://fazryan87.blogspot.com".jpg" alt="Pentalogi Cerpen: "Tutup Botol Cinta-2"">

Pentalogi Cerpen: "Tutup Botol Cinta-2"

  Bagian - 2: "Bisik Malam dan Bayang Rindu"

  Cerpen bersiri lima bagian 

  Tokoh utama: Rania Mardhiyah

  Suami: Bayu Raditya

  Sepupu: Mira Salsabila

  Dukun mistik: Ki Samin Dumadi

  • Sinopsis: Bagian ini akan menjadi jembatan emosional dan logik kenapa Rania Mardhiyah yang awalnya takut, akhirnya kembali dan memilih membuat botol jampi 

    Cerpen ini lanjutan dari bagian-1 Anda bisa baca disini:
    Pentalogi Cerpen: "Tutup Botol Cinta"

FORTUNA MEDIA - Bagian -2: Bisik Malam dan Bayang Rindu

   Malam itu, setelah menolak niat awal membuat botol jampi, Rania Mardhiyah pulang dengan langkah berat. Desiran angin menampar-nampar wajahnya--seolah mengolok keputusannya. Di dalam bilik, ia termenung lama menatap cermin. Wajahnya tampak asing—pucat dan penuh luka batin yang belum sembuh.

"Aku bodoh... kenapa aku takut?" bisiknya lirih.

Bayangan Bayu Raditya, lelaki yang juga Suaminya diam-diam ia cinta sepenuh jiwa, kembali menyelinap ke benaknya. Senyumnya. Suaranya. Dan wajah perempuan lain -iaitu 'Vina" yang kini menggandeng tangan Bayu Raditya. Rania menggigit bibir. Luka yang ia kira sudah padam, kembali menyala.

   Esok harinya, ia kembali ke kebun tua tempat Ki Samin Dumadi tinggal. Tapi bukan untuk membuat jampi. Ia hanya duduk di beranda, diam. Ki Samin Dumadi  hanya meliriknya tanpa berkata apa-apa. Seakan faham bahwa gejolak dalam dada wanita itu belum usai.

"Kadang-kadang cinta harus dibiar karam, nak," ujar Ki Samin Dumadi tiba-tiba.

"Kalau karamnya bawa mati, apa Ki Samin Dumadi bisa bantu aku hidup lagi?" balas Rania, hampir menangis.

Ki Samin Dumadi terdiam. Lalu perlahan berdiri, membuka pintu belakang rumah yang mengarah ke hutan kecil di belakang sana.

"Kalau kau belum selesai dengan rindu, ikut aku esok malam. Tak ada jampi yang sempurna, tapi ada yang bisa bantu hati yang karam."

Rania tak menjawab. Tapi malam itu, ia tak bisa tidur.

Dan saat fajar menyingsing--ia sudah tahu jawabannya.  [HSZ] 

 To be Continued.....

Disclaimer, Cerpen ini karya penulis [romy mantovani] Jika ada penulis/blogger mahu menulis ulang atau mencetak/membukukan--Mohon izin sang penulis dahulu! Dan tidak akan merobah bait - kalimat cerpen dan menyertakan nama penulis dan website ini fortuna media

Follow me at;
twitter.com/romymantovani
facebook.com/helmyzainuddin
pinterest.com/hsyamz

No comments