KISAH RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAM [156]
KISAH RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAM [156]
KISAH RASULULLAH ﷺ صل الله عليه و سلم
- Bagian-156
- السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد
Firasat Perpisahan
FORTUNA MEDIA -- Setelah Dakwah Islamiah sempurna dan Islam menguasai keadaan maka tanda-tanda dan bahasa-bahasa pengucapan selamat tinggal kepada dunia dan kepada manusia mulai nampak di dalam ungkapan-ungkapan dan ucapan-ucapan Rasulullah صلى الله عليه وسلم melalui perkataan dan perbuatannya.
Di dalam bulan Ramadhan tahun ke sepuluh Hijriah, Rasulullah صلى الله عليه وسلم beriktikaf di Masjid selama dua puluh hari, sedang sebelumnya hanya sepuluh hari. Di waktu itu Jibril ملسلا هيلع mendatangi Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam untuk mengulang tadarus Al-Qur'an sebanyak dua kali.
Di dalam Hajji Wada' Rasulullah صلى الله عليه وسلم telah menyebut: "Sebenarnya kemungkinan aku tidak akan bertemu kamu lagi setelah pertemuan kita di tahun ini".
Ketika di Jamrah Aqabah Rasulullah صلى الله عليه وسلم berkata: "Ambillah ibadah haji ini dariku, bisa jadi aku tidak akan mengerjakan haji lagi setelah tahun ini".
Al-Qur'an, Surah Nasr turun di pertengahan hari-hari tasyrik, dari surah tersebut Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam mengetahui bahwa itu adalah ucapan selamat tinggal dan pemberitahuan tentang kematiannya.
"Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat".
(Al-Qur'an, Surah, An-Nasr 110: 1-3)
Di permulaan Safar tahun sebelas (11) Hijriah Rasulullah صلى الله عليه وسلم keluar menuju ke Uhud, Rasulullah صلى الله عليه وسلم sholat untuk para syuhada' sebagai ucapan selamat tinggal kepada semua yang hidup dan yang mati, dari Uhud Rasulullah صلى الله عليه وسلم kembali ke Masjid naik ke atas mimbar dan bersabda:
"Sesungguhnya aku telah berbuat keras kepadamu, sesungguhnya aku adalah melihat kamu semua, demi Allah waktu ini Aku sedang menyaksikan kolam airku (kurnia Rasulullah صلى الله عليه وسلم di hari perkiraan), Aku telah diberi kunci khazanah kekayaan bumi atau kunci-kunci bumi, dan sesungguhnya Aku tidak takut kamu menyekutukan Allah setelah kematianku, tetapi Aku takut kamu berlomba-lomba kerana dunia".
Di suatu malam Rasulullah صلى الله عليه وسلم keluar menuju ke pemakaman Baqi', di sana Rasulullah صلى الله عليه وسلم memohon ampunan untuk penghuni di kubur dengan doanya:
"Assalamulaikum wahai penghuni kubur, tenanglah kamu, pada apa yang terjadi padamu, dengan apa yang terjadi pada orang lain, kini fitnah telah mulai tiba, bagai malam yang gelap pekat, ujungnya menyusul permulaannya, ujungnya lebih buruk dari permulaannya".
Di sini Rasulullah صلى الله عليه وسلم menyampaikan berita gembira kepada mereka, dengan sabdanya: "Sesungguhnya Aku menyusul datang setelah kamu"
Permulaan Sakit
Di hari kedua puluh sembilan (29) bulan Safar tahun kesebelas (11) Hijriah, pada hari Isnin, Rasulullah صلى الله عليه وسلم berkesempatan menghadiri pemakaman jenazah di Baqi'. Di pertengahan jalan sekembalinya dari Baqi', Rasulullah صلى الله عليه وسلم merasa sakit kepala, panasnya terlalu tinggi, orang di sekitar Rasulullah صلى الله عليه وسلم ikut merasakan panasnya, terutama di atas kain balutan di kepala Rasulullah صلى الله عليه وسلم yang mulia itu.
Namun demikian Rasulullah صلى الله عليه وسلم kemudian sholat dengan para kaum Muslimin dalam keadaan Rasulullah صلى الله عليه وسلم mengalami kesakitan untuk selama sebelas hari, sedang keseluruhan hari sakit Rasulullah صلى الله عليه وسلم tiga belas (13) hari.
Pekan (Minggu) Terakhir
Sakit Rasulullah صلى الله عليه وسلم semakin berat, para Isteri-isteri beliau berkata; "giliranku besok? giliranku besok?".
Akhirnya, semuanya memahami keadaan Rasulullah صلى الله عليه وسلم , kerana itu Rasulullah صلى الله عليه وسلم dipersilakan untuk duduk saja.
Kemudian Rasulullah صلى الله عليه وسلم minta berpindah ke rumah Siti Aisyah Radhiallahu 'Anha, Rasulullah صلى الله عليه وسلم berjalan di papah antara Fadlu bin Abbas dan Ali bin Abi Talib Karamallahu Wajhah, sedang kepala Rasulullah صلى الله عليه وسلم masih tertutup dengan kain, menapakkan kakinya selangkah demi selangkah sampai Rasulullah صلى الله عليه وسلم memasuki rumah Siti Aisyah Radhiallahu 'Anha di situ Rasulullah صلى الله عليه وسلم menghabiskan sisa umurnya yang sepekan itu.
Siti Aisyah Radhiallahu 'Anha kemudian membaca surah-surah Muawwizah, dan doa-doa lain yang dia terima dari Rasulullah صلى الله عليه وسلم . Dia meniupkannya ke badan Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan mengusap dengan tangan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam. untuk mendapatkan keberkatan.
Lima hari sebelum wafat
Pada hari Rabu yaitu lima hari sebelum wafat, panas badan Rasulullah صلى الله عليه وسلم semakin meningkat, Rasulullah صلى الله عليه وسلم semakin bertambah sakit dan pening, menyebabkan Rasulullah صلى الله عليه وسلم meminta dengan sabdanya:
"Siramkan kepadaku tujuh gayung air dari berbagai telaga agar aku dapat keluar menemui orang banyak dan aku bisa bertemu dengan mereka".
Sahabat-sahabat yang hadir di situ membiarkan Rasulullah صلى الله عليه وسلم duduk di atas tikar kemudian mereka mencucuri air ke seluruh badan Rasulullah صلى الله عليه وسلم , hingga Rasulullah صلى الله عليه وسلم berkata: "Cukup, cukup".
Pada saat itu Rasulullah صلى الله عليه وسلم merasa sakitnya berkurang, kemudian Rasulullah صلى الله عليه وسلم memasuki Masjid sedang kepalanya masih terbalut dengan kain, lalu Rasulullah صلى الله عليه وسلم duduk di atas mimbar dan menyampaikan kata-kata kepada orang banyak. Ketika itu para Sahabat dan khalayak pun mengerumuni, kemudian Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: "Laknat Allah kepada kaum Yahudi dan Nasrani, kerana mereka menjadikan kubur-kubur Nabi-Nabi mereka sebagai tempat ibadah"
Dalam riwayat yang lain "Allah mengutuk bangsa Yahudi dan Nasrani yang telah menjadikan kubur-kubur Nabi-Nabi mereka sebagai tempat ibadah" dan Sabdanya:
"Jangan sekali-kali kamu menjadikan kuburku sebagai berhala yang disembah"
Tidak lupa Rasulullah صلى الله عليه وسلم menawarkan kepada khalayak untuk menuntut bela kepada dirinya dengan berkata: "Siapa di antara kamu yang telah aku pukul belakangnya, ini belakangku siap untuk menerima balas pemukulan (Qishas, lihat catatan dibawah) dan siapa pun yang telah aku caci maki harga dirinya, Nah, ini dia harga diriku siap, untuk yang menuntut balas".
Kemudian Rasulullah صلى الله عليه وسلم turun dari mimbar dan menunaikan sholat Zuhur dan kembali duduk di atas mimbar mengulangi soal pembalasan dan yang lain-lain hingga salah seorang yang hadir berkata: "Rasulullah صلى الله عليه وسلم telah berhutang dari aku sebanyak tiga dirham yang belum jelas". Maka kata Rasulullah صلى الله عليه وسلم : "Fadhl! Jelaskan kepadanya".
Kemudian Rasulullah صلى الله عليه وسلم mewasiatkan dan berpesan kepada orang-orang Anshor dengan sabdanya:
"Aku berpesan kepada kamu sekalian, bersikap baiklah terhadap Anshor, mereka itu adalah perut dan bekal untukku, mereka telah melaksanakan kewajiban mereka, yang belum terlaksana adalah hak mereka. Untuk itu balaslah kebaikan mereka dan beri maaf kesalahan mereka"
Katanya pula: "Sesungguhnya aku ini seorang hamba Allah yang telah diberi pilihan untuk menerima kemewahan dunia secukupnya atau memilih kedudukan di sisi-Nya, di sini aku telah memilih kedudukan di sisi-Nya"
Kemudian Rasulullah صلى الله عليه وسلم pun berkata pula:
Sesungguhnya orang yang paling selamat dalam bersahabat dan juga merupakan hartaku adalah Abu Bakar, seandainya aku harus mengambil teman selain dari Allah niscaya aku memilih Abu Bakar. tetapi dia adalah saudara, dan mempunyai hubungan dekat di dalam Islam, kerana itu semua pintu rumah ke Masjid harus ditutup kecuali pintu rumah Abu Bakar.
CATATAN!
1) PERTANYAAN :
Apakah kisah sahabat 'Ukasyah yang sering kita dengar dimana ia meminta untuk meng-qishash Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam saat Rasulullah صلى الله عليه وسلم jatuh sakit agak lama menjelang wafatnya Rasulullah صلى الله عليه وسلم yang mulia itu shahih ?
JAWABAN :
[1] Kisah tersebut adalah terdapat didalam hadits yang panjang dengan redaksi yang berbeda akan tetapi terdapat kisah 'Ukasyah tersebut yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir, 3/58, lalu darinya diriwayatkan oleh Abu Nu’aim dalam kitab Hilyatul Aulia, 4/74, melalui jalurnya juga diriwyatkan oleh Ibnu Jauzi dalam kitabnya Al-Maudhu’at, 1/295.
Al-Haitsami berkata setelah menyampaikan hadits ini (8/605), “Diriwayatkan oleh Thabrani, di dalam (sanad)nya terdapat Abdulmunim bin Idris, dia dikenal sebagai pendusta dan pemalsu hadits.”
Ibnu Al-Jauzi berkata dalam kitab Almaudhuat (1/301), “Ini adalah hadits maudhu (palsu) dan teranulir (dibatalkan) semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala membalas dan menistakan orang yang memalsukannya dan merendahkan syariat dengan mencampur-adukkan masalah ini serta pembicaraan yang tidak pantas bagi Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan juga terhadap para Sahabatnya.
Kisah permintaan Ukasyah untuk diqishash dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam, terdapat riwayat yang menyerupainya dari jalur yang shahih, akan tetapi dalam riwayat yang shahih tersebut, bahwa yang meminta qishash adalah Usaid bin Hudhair Radhiallahu 'Anhu, dan tidak ada kaitannya dengan menjelang wafatnya Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam.
Dari Usaid bin Hudhair ia berkata :
Seorang lelaki dari kalangan Anshar mengatakan bahwa ketika ia sedang berbincang dengan sekumpulan orang - kemudian terdapat sesuatu yang lucu- yang membuat mereka tertawa, maka Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam menusukkan kayu pada lambungnya, lalu ia berkata, Apakah aku membalasmu ? Beliau menjawab : “balaslah”. Ia berkata, "Sesungguhnya engkau memakai baju, sedang aku tidak memakai baju. Maka Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam mengangkat bajunya, lalu ia (Usaid) memeluk beliau dan mencium badannya seraya berkata, "Sesungguhnya hanya ini yang aku inginkan wahai Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam.
(Hadits Riwayat, Abu Dawud : 5224, Al-Baihaqi, Al-Kubro 7/102, At-Thabrani Al-Kabir 1/205, Al-Hakim Al-Mustadrak : 3/327, Dishahihkan Syaikh Al-Albani di kitab shahih sunan Abu Dawud) Wallahu a’lam.
✒ Abu Ghozie As-Sundawie
2). Hadits Palsu "Kisah Pengemis Yahudi Buta" (Hoax) dapat dibaca pada link dibawah ini:
http://insan-awam.blogspot.com/2013/07/hadits-palsu-kisah-pengemis-yahudi-buta.html?m=1 [HSZ]
Shallu 'alan Nabi...
💐Bersambung ... Semoga Kita Mendapat Barokah Allah 'Azza Wa Jalla.
آمينَ يا رَبَّ الْعلَمِيْنَ ..بَارَكَ اللهُ فِيْك
Untuk Anda yang belum baca siri ini yang sebelumnya,
Anda boleh baca disini ; The Story of The Prophet Muhammad SAW
Editor ; Helmy Network
Ilustrasi Image, Doc ; Helmy Network
No comments
Post a Comment