Hadits Palsu Tentang 'Kisah Pengemis Y4hudi Buta'
Apakah kisah ini benar adanya?
Apakah hadits yang menjadi rujukan kisah ini ada?
Berikut ini sedikit dari kisah palsu tersebut:
Di suatu sudut pasar kota Madinah Al-Munawarah, terdapat seorang pengemis tua yang buta berbangsa Y4hudi, setiap hari apabila ada orang yang menghampirinya, dia selalu berkata, “Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad, dia itu orang gil4, pemb0hong, tukang s1h1r, apabila kamu mendekatinya kamu akan dipengaruhinya.”
Setiap pagi Rasulullah Sallallahu ’aAaihi Wasallam mendatanginya dengan membawa makanan dan tanpa berkata sepatah perkataan pun, Baginda Rasulullah Sallallahu’alaihi Wasallam menyuapkan makanan yang dibawanya kepada pengemis itu walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad. Rasulullah Sallallahu ’Alaihi Wasallam melakukannya sehingga menjelang Baginda wafat.
Ternyata setelah dicari-cari kami TIDAK menemukan kisah itu didalam salah satu kitab Hadits para Imam dan Ulama ahli Hadits yang bisa dipercaya. Dengan itu bermaksud kisah itu adalah cerita fiksi yang bersumber dari hadits PALSU. (Hadits -- berita tentang ucapan dan perbuatan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam)
Memang sepintas lalu kelihatan hadits ini berisikan tentang kisah kemuliaan akhlak Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, tetapi ada misi dan mesej tertentu yang mungkin sengaja ingin disebarkan oleh si pengarang hadits/kisah itu. Yang kita tangkap salah satu misinya adalah agar kita lebih bisa bertoleransi atau bermesra-mesra kepada Ummat Non-Muslim khususnya Y4hudi.(dalam urusan tauhid dan aqidah, bukan bermu'amalah - editor)
Untuk lebih jelasnya kami akan ungkapkan kepalsuan kisah/hadits tersebut.
Kecacatannya Kisah Tersebut
1.Kisah tersebut tidak jelas Sanadnya/jalur datangnya Hadits, sumbernya tidak ada - perawi tidak ada, derajat hadits-nya juga tidak jelas, dan tidak akan kita temukan di kitab-kitab para ahli Hadits.
2. Tertulis di kisah itu bahwa kejadian itu terjadi di Madinah pada masa akhir kehidupan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Padahal kita ketahui bahwa masa itu Kota Madinah telah lama dikuasai oleh Umat Muslim, dan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, sebagai pimpinannya. Jadi tidak mungkin seorang Y4hudi secara terang-terangan menghina Rasulllah Shallallahu 'Alaihi Wasallam di depan orang banyak atau di pasar.
3. Matan (kandungannya) bertentangan dengan firman Allah Ta'ala dalam Al-Qur’an Surah Al-Fath 29: "Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya, . ." (Al-Qur'an, Surah. Al-Fath: 29)
4. Matan (kandungannya) bertentangan dengan firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala di Al-Qur’an Surah Al-Maidah 54: "Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang Mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela."
(Al-Qur'an, Surah. Al-Maidah: 54)
5. Matan (kandungannya) bertentangan dengan hadits yg lebih kuat tentang Ka’ab bin Asyraf, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Siapa yang bersedia membvnuh Ka’ab al-Asyraf untuk saya.” Muhammad bin Maslamah saudara Bani Abdul al-Asyhal berkata, “Saya bersedia melakukannya untuk anda ya Rasulullah, Saya akan membunuhnya.” - Beliau berkata, “Lakukanlah jika engkau mampu.” -
Ia berkata, “Ya Rasulullah, apa yang mesti kita katakan.” - Beliau berkata, “Katakanlah oleh kalian, ‘Apa yang tampak bagi kalian, kalian bebas dalam hal itu.’
(Keterangan : Dikeluarkan al-Bukhari Hadits no.2510, 3031, 3032. dalam Kitab ringkasannya hadis no.4037. Muslim Hadits no.1801 dari Hadits Jabir bin Abdullah Radhiallahu ‘Anhu.
Barangsiapa yang ingin mengetahui lebih jauh tentang kisah Ka’ab bin al-Asyraf dapat merujuk kitab “Al-Bidayah wa al-Nihayah karya Ibnu Katsir, jilid IV/6-10. Fathul Bari (V/169), (VI/184-185) dan (VII/ 390-395). Syarah Muslim an-Nawai (XII/403) dan kitab rujukan lainnya.
6. Matan (kandungannya) bertentangan dengan hadits yang lebih kuat yang Diriwayatkan dari Ibnu 'Abbas Radhiallahu 'Anhu, beliau menuturkan, pernah ada seorang lelaki buta memiliki seorang budak (hamba sahaya) wanita. Dan budak ini mengandung anaknya. Ia sering sekali mencaci Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan mencelanya. Lelaki buta tadi melarangnya. Namun wanita tersebut tidak mahu berhenti; dan dia mencegahnya, namun budak wanita tersebut tidak bisa dicegah. Kemudian pada suatu malam wanita tadi mencela Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan mencacinya. Maka si lelaki buta itu mengambil Mighwal (pedang tipis) dan meletakkannya di atas perut wanita tersebut, lalu menindihnya sehingga dia terbvnuh. Tapi bersamaan dengan kematiannya, bayi yang ia kandung keluar dari kedua selangkangan kakinya. F4raj- kemaluan perempuan itu penuh dengan darah. Esoknya, kejadian itu disampaikan kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Lalu baginda Shallallahu 'Alaihi Wasallam, mengumpulkan para Sahabatnya dan bersabda, "Aku bersumpah kepada Allah untuk mencari lelaki yang telah melakukan apa yang dilakukannya, dan aku berkewajiban untuk menghukumnya, kecuali jika dia memberikan hujjah."
Kemudian seorang lelaki buta datang dan berjalan melewati orang-orang dengan badan gemetar sehingga ia duduk di hadapan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Sejenak dia berkata, "Ya Rasulullah, aku-lah pemilik budak itu. Dia selalu mencaci dan mencelamu. Telah kularang dia, tapi tetap saja dia tidak mahu berhenti. Dan telah kucegah dia, tapi dia tidak dapat dicegah. Aku memiliki dua orang anak dari hubunganku dengannya seperti dua buah permata, dan dia pun sangat sayang padaku. Namun semalam, dia kembali mencaci dan mencelamu. Lalu kuambil pedang dan kuletakkan di atas perutnya. Kemudian kutindih dia sehingga dia m4ti terbvnuh." Mendengar kesaksiannya, maka Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda; "Saksikanlah oleh kalian semua bahwa darahnya tumpah sia-sia."
(Hadits Riwayat. An-Nasa'i dan Abu Dawud)
7. Matan (kandungannya) bertentangan dengan hadits yang lebih kuat: Ibnu 'Abbas berkata, "Seorang wanita dari Kabilah Khathamah, bernama Asma' binti Marwan, mengejek Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam melalui syairnya. Mendengar ejekan tadi, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, berkata kepada para Sahabatnya, "Siapa yang siap menyelesaikan urusan wanita itu untukku?" Seorang lelaki bernama Umair bin Adi bin Al-Khatami berdiri, "Saya" Lalu ia pergi mencari wanita tadi dan lalu membvnuhnya. Setelah menyelesaikan tugasnya, dia langsung kembali dan melaporkan kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
Beliaupun kemudian bersabda, "Kambing betina sudah tidak bisa lagi menanduk." Umair bin Adi bin Al-Khatami lalu menuturkan, "Lalu Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam berpaling kepada para Sahabat yang ada di sekelilingnya, dan kemudian berkata, "Apabila kalian ingin melihat seorang lelaki yang menolong Allah dan Rasul-Nya secara diam-diam dan tidak diketahui orang, maka lihatlah kepada Umair bin Adi bin Al-Khatami."
(Disebutkan oleh Ibnu Taimiyyah dalam Ash-Sharim Al-Maslul, hlm. 95)
8. Selain itu artikel itu di akhir cerita menceritakan bahwa Abu Bakar Ash-shidiq berbohong. Apakah bisa dipercaya orang se-level Abu Bakar Ash-shidiq Radhiallahu 'Anhu berbohong?
Lihat penggalan kisah itu: Abubakar menjawab, "Aku orang yang biasa."
"Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku," bantah si pengemis buta itu dengan ringkas "Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut setelah itu ia berikan padaku." Abu Bakar tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, "Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu. Aku adalah salah seorang dari Sahabatnya. Orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam."
Demikian penjelasan singkatnya, Wallahu'alam bishawab
Catatan:
Fatwa Ulama Malaysia : Kedudukan Hadith: "Rasululah S.A.W. Dan Pengemis Yahudi Buta" http://www.e-fatwa.gov.my/blog/kedudukan-hadith-rasululah-saw-dan-pengemis-yahudi-buta
Ustaz Fariq Gasim Anuz, penulis buku "Abu Bakar Ash-Shiddiq–Kepemimpinan dan Kelembutan Akhlak Pembela Nabi". Beliau mempunyai pendapat yang bahwa hadits tersebut tidak ada asalnya. (disampaikan saat bedah buku Abu Bakar Ash-Shiddiq di Cilegon Banten). Profil : http://www.fariqanuz.com/profil/
Sumber rujukan: https://insan-awam.blogspot.com
Editor: Helmy Zainuddin
No comments
Post a Comment