KISAH RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAM [155]
KISAH RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAM [155]
KISAH RASULULLAH ﷺ صل الله عليه و سلم
- Bagian-155
- السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد
Khotbah di Hari Nahr
FORTUNA MEDIA -- Di hari penyembelihan yaitu hari kesepuluh Zulhijjah, setelah waktu Dhuha Rasulullah صلى الله عليه وسلم menyampaikan khotbah dari atas kendaraannya, "Syahba" (jelaskan) sedang Ali bin Abi Talib Karamallahu Wajhah menyuarakan dengan lantang kepada orang banyak. Sidang hadirin ada yang duduk dan ada yang berdiri.
Di dalam khutbahnya Rasulullah صلى الله عليه وسلم mengulangi beberapa hal yang telah disampaikan kemarin.
Syaikhan (dua orang Syeikh Hadits: Bukhari dan Muslim) telah meriwayatkan dari Abi Bakarah dengan katanya:
Bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم telah menyampaikan kepada kami di hari Nahr (penyembelihan) dengan sabdanya:
"Sesungguhnya peredaran waktu sudah berjalan pada sumbunya yang asal dan menepati putaran sesuai pada hari penciptaan langit dan bumi. Setahun dua belas bulan, empat darinya adalah bulan haram, tiga bulan berturut-turut yaitu Zulkaedah, Zulhijjah dan Muharam. sedang sebulan lagi ialah bulan Rajab, yang ada di antara Jamadil Akhir dan Sya'aban "
Sabdanyanya lagi: Ini bulan apa ?
Jawab hadirin: "Allah dan Rasulnya lebih mengetahui," Rasulullah صلى الله عليه وسلم pun diam sesaat, sampai kami mengira Rasulullah صلى الله عليه وسلم akan menamakannya dengan satu nama lain. "Tidaklah, ini bulan Zulhijjah?"
Jawab kami: "Benar."
Tanya Rasulullah صلى الله عليه وسلم lagi: "Negeri ini, negeri apa?"
Jawab kami: "Allah dan Rasulnya lebih mengetahui."
Sabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم: "Tidakkah, negeri ini dikenali sebagai "Baldah" ?
Kata kami semua: "Benar.
Tanya Rasulullah صلى الله عليه وسلم lagi. "Kita ini di hari apa?"
Kata kami; "Allah dan Rasulnya lebih mengetahui."
Rasulullah صلى الله عليه وسلم berdiam sejenak hingga kami menyangka Rasulullah صلى الله عليه وسلم akan menukar dengan nama baru. Kemudian sabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم: "Tidakkah hari ini hari Nahr hari sembelihan qurban?."
Jawab kami: Benar"
Selanjutnya Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: "Sesungguhnya darahmu, hartamu dan harga dirimu adalah haram di atas kamu sekalian, sama seperti haramnya harimu ini, di bumimu ini dan di bulanmu ini." "Dan kamu akan menemui Tuhanmu dan Tuhanmu akan bertanya kepadamu mengenai amal-amalmu, ingatlah agar jangan sekali-kali kamu menjadi sesat setelah kepergianku nanti di seuntukan (dalam semua) kamu saling bunuh sendiri kepada sesama"
Tidakkah telah aku sampaikan?
Jawab mereka: Ya!.
Kata Rasulullah صلى الله عليه وسلم "Ya Allah Ya Tuhanku saksikanlah, akankah yang hadir di antara kamu ini akan menyampaikan kepada yang tidak hadir. Kerana bisa jadi yang menyampaikan itu lebih memahami dari pada yang mendengar"
Rasulullah صلى الله عليه وسل tinggal di Mina selama hari-hari Tasyrik, mengerjakan ibadah dan mengajarkan hukum-hukum syariat, memberikan tazkirah, membetulkan ajaran-ajaran hidayah dari ajaran Ibrahim, menghapuskan syirik dan kesan-kesannya. Rasulullah صلى الله عليه وسلم juga menyampaikannya di tengah hari-hari Tasyrik,
Dari Abu Daud dengan sanad hadits hasan, riwayat Sarra' binti Nubhan telah berkata: "Rasulullah صلى الله عليه وسلم telah menyampaikan sabdanya di hari tasyrik itu dengan: "Tidakkah hari ini, hari tengah di antara hari-hari tasyrik".
Sabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم itu seperti sabdanya di hari "Nahr" sabda ini disampaikan setelah diturunkan Al-Qur'an, surah An-Nasr.
"Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.
(Al-Qur;an, surah An-Nasr 110: 1-3)
Di hari Nafar Thani yaitu hari ketiga belas Zulhijjah, Rasulullah صلى الله عليه وسلم keluar dari Mina bergerak menuju ke dataran tinggi Bani Kinanah di suatu kawasan tanah lapang. Rasulullah صلى الله عليه وسلم menghabiskan sisa-baki hari di situ hingga ke malamnya, Rasulullah صلى الله عليه وسلم ﷺ telah menunaikan sholat Zuhur, Asar, Maghrib dan Isya'. Setelah itu Rasulullah صلى الله عليه وسلم berbaring, kemudian berdiri dan berjalan menuju ke Ka’bah, di sana Rasulullah صلى الله عليه وسلم melakukan Thawaf Wada'.
Setelah selesai mengerjakan ibadah hajinya, Rasulullah صلى الله عليه وسلم ﷺ dengan tergesa menaiki untanya dan pulang ke Madinah Mutahharah. Ini dilakukan kerana akan memberi kesempatan kepada mereka untuk beristirahat, kerana akan meneruskan kembali berjuang di jalan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Unit terakhir Pengiriman
Sikap keangkuhan kerajaan Rom yang tidak mahu menerima kehadiran Islam di negaranya inilah yang membawa Rom membunuh rakyatnya yang memeluk agama Islam, sebagaimana tindakannya kepada Farwah bin Juzami Gubernur yang dilantik oleh Rom untuk daerah Maan, dibvnuh kerana memeluk Islam.
Rasulullah صلى الله عليه وسلم melihat peristiwa ini dengan sungguh-sungguh, sikap Rom yang sombong dan keras kepala itu membuat Rasulullah صلى الله عليه وسلم segera mempersiapkan satu angkatan yang besar pada bulan Safar tahun kesebelas (11) Hijriah.
Usamah bin Zaid Radhiallahu 'Anhu telah diberi tanggungjawab untuk memimpin angkatan ini. Rasulullah صلى الله عليه وسلم ﷺ memerintah agar Usamah bin Zaid Radhiallahu 'Anhu memasuki perbatasan Balqa' dan Darom di bumi Palestine dengan tujuan untuk menggertak Rom dan mengembalikan kepercayaan bangsa Arab yang berbatasan dengan Rom, agar mereka mengetahui bahwa kebiadapan Rom itu tidak bisa dibiarkan terjadi begitu saja, di samping untuk menghapus sindrom, yang konon katanya memeluk Islam hanya akan membawa kematian.
Masyarakat menyebut-nyebut tentang Usamah bin Zaid Radhiallahu 'Anhu kerana dia merupakan pemimpin tentara Islam yang masih muda, bahkan mereka mengharapkan agar ditunda keberangkatannya.
Di sini Rasulullah صلى الله عليه وسلم mengulas dengan sabdanya yang bermaksud:
"Sekiranya kamu mempersoalkan kepimpinannya berarti kamu mempersoalkan kepimpinan bapaknya yang terdahulu, demi Allah, meskipun kepimpinannya dipertikaikan namun dia adalah layak untuk tugas, bapaknya yang terdahulu adalah orang kesayanganku, dan dia juga di antara orang kesayanganku setelah bapaknya yang terdahulu".
Oleh sebab itu, masyarakat pun mulai berkumpul di sekeliling Usamah bin Zaid Radhiallahu 'Anhu yang sedang menyertai barisan tentaranya, akhirnya mereka semua bergerak hingga sampai di persinggahan Jaraf satu Farsakh jaraknya ke Madinah.
Ketika tentara Islam ada di sana, mereka menerima berita tentang Rasulullah صلى الله عليه وسلم ﷺ jatuh sakit, berita ini telah membuat mereka ragu untuk meneruskan perjalanan ke Rom, agar mereka dapat mengetahui ketetapan Allah Subhanahu Wa Ta'ala itu.
Dengan izin dan takdir Allah Subhanahu Wa Ta'ala, tentara pimpinan Usamah bin Zaid Radhiallahu 'Anhu ini merupakan pengiriman pasukan pertama kemudian, pada masa pemerintahan Abu Bakar Siddiq Radhiallahu 'Anhu. [HSZ]
Shallu 'alan Nabi...
💐Bersambung ... Semoga Kita Mendapat Barokah Allah 'Azza Wa Jalla.
آمينَ يا رَبَّ الْعلَمِيْنَ ..بَارَكَ اللهُ فِيْك
Untuk Anda yang belum baca siri ini yang sebelumnya,
Anda boleh baca disini ; The Story of The Prophet Muhammad SAW
Editor ; Helmy Network
Ilustrasi Image, Doc ; Helmy Network
No comments
Post a Comment