KISAH RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAM [130]


<img src=https://fazryan87.blogspot.com".jpg" alt="KISAH RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAM [130]">
Ilustrasi Image by pinterest.com

KISAH RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAM [130]

  • KISAH RASULULLAH ﷺ صل الله عليه و سلم
  • Bagian-130

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ  وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّد  

       Rasulullah صلى الله عليه وسلم  Melarang Hidup Meminta-minta

    FORTUNA MEDIA -- Ketika kaum Muslimin yang hijrah ke Habasyah tiba kembali ke Madinah, sekali lagi Rasulullah صلى الله عليه وسلم melihat beberapa dari mereka biasa hidup senang tanpa bekerja. Maklum selama di Habasyah, mereka hidup dari pemberian-pemberian Raja Najashi yang baik budi. Di Madinah, sebagian mereka bahkan hidup dari zakat. Maka Rasulullah صلى الله عليه وسلم pun menganjurkan agar mereka mahu bekerja.

     "Orang miskin itu bukanlah orang yang tidak mendapatkan satu atau dua suap makanan, akan tetapi orang miskin adalah orang yang tidak mempunyai harta kekayaan dan merasa malu meminta-minta kepada orang lain secara paksa," demikian nasihat Rasulullah صلى الله عليه وسلم kepada orang-orang itu.

     Ajaran yang dibawa Rasulullah صلى الله عليه وسلم adalah ajaran kebesaran jiwa. Tidak boleh ada orang hidup dari jerih payah orang lain, walaupun hidupnya sendiri dihabiskan untuk beribadah di Masjid. Alasannya tidak ada orang yang lebih utama dibandingkan orang lain selain kerana amal dan pekerjaannya.

     Sebaliknya Rasulullah صلى الله عليه وسلم juga melihat ada orang yang menghimpun harta kekayaan dari rampasan perang dengan perasaan khawatir hartanya itu akan habis jika disedekahkan. Maka Rasulullah صلى الله عليه وسلم melarang melakukan penimbunan harta dan mengharuskan mereka bersedekah kepada orang yang miskin dan sengsara.

    "Tidaklah benar-benar beriman kepada Allah Ta'ala orang yang mati dalam keadaan kenyang, sementara itu tetangganya kelaparan," demikian sabda baginda Rasulullah صلى الله عليه وسلم.

     "Barangsiapa yang mempunyai kelebihan belanja maka ia harus menyisihkan bagi orang yang tidak cukup belanjanya. Barang siapa yang mempunyai kelebihan harta maka sisihkanlah kepada orang yang kekurangan. Barangsiapa yang tidak memiliki kepedulian terhadap orang-orang Islam maka ia bukan dari golongan mereka."

     Ajaran ini mengguncangkan hati para hartawan, bahkan ada yang mahu menyerahkan seluruh hartanya. Namun Rasulullah صلى الله عليه وسلم juga mencegah tindakan berlebihan seperti itu dengan bersabda, "Simpanlah sebagian hartamu kerana sebaik-baik sedekah adalah pemberian orang kaya".

     Muru'ah adalah harga diri. Salah satu yang termasuk muru'ah adalah menjaga diri agar jangan memberatkan orang lain, harus belajar cukup dengan apa yang ada, belajar menahan susah dan derita, jangan menggantungkan harapan selain kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Seperti disebut dalam pepatah Arab "anjing kurap yang mencari makan lebih mulia dari singa besar dalam kandang".

      Kekuatan Keyakinan Rasulullah صلى الله عليه وسلم     

    Rintangan demi rintangan terus diatasi Rasulullah 
صلى الله عليه وسلم. Beliau terus berusaha memperbaiki kehidupan Islamik yang sedang dibangun bersama pengikutnya. Salah satu rahasia besar kesuksesan beliau adalah keyakinan yang amat kuat kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَا لَى

     Suatu ketika dalam perang 'Dzatur Riqa' di tengah perjalanan yang begitu melelahkan, pasukan Muslimin menemukan sebuah pohon rindang. Para Sahabat meminta Rasulullah صلى الله عليه وسلم beristirahat di bawah pohon itu. Sementara mereka sendiri berpencar mencari tempat berlindung dari sengatan matahari. Rasulullah صلى الله عليه وسلم  menggantungkan pedangnya di pohon tersebut dan tertidur. Tiba-tiba muncullah seorang musyrik. Dengan cerdik ia berjalan tenang seolah-olah dirinya merupakan bagian dari pasukan Muslimin. Ditujunya tempat Rasulullah صلى الله عليه وسلم berteduh, lalu dengan cepat ia mengambil pedang Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan menodongkannya ke dada beliau.

     "Apakah engkau takut kepadaku?" seringai orang itu.

    "Tidak," jawab Rasulullah صلى الله عليه وسلم tegas dan tenang.

     Orang musyrik itu merasa hairan kerana sudah pasti sesaat lagi ia akan menusukkan pedangnya ke dada Rasulullah صلى الله عليه وسلم,
"Lalu siapa yang bisa menghalangi dari tindakanku?"

     "Allah!"

     Seketika itu juga, orang musyrik itu gemetar, pedangnya terlepas dan tanpa daya ia duduk di hadapan Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Dengan tangkas, beliau segera mengambil kembali pedangnya dan mengacungkannya ke dada orang itu.

    "Sekarang siapa yang bisa menghalangi dari diriku?" tanya Rasulullah صلى الله عليه وسلم

     Orang musyrik itu menjawab, "Jadilah sebaik-baik orang yang menjatuhkan hukuman."

     Beliau bersabda, "Kalau begitu bersaksilah bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Aku adalah Rasulullah."

    "Aku berjanji kepadamu untuk tidak memusuhimu dan tidak akan bergabung bersama orang-orang yang memusuhimu," kata orang musyrik itu.

     Lalu baginda Rasulullah صلى الله عليه وسلم memanggil para Sahabatnya dan menceritakan apa yang telah terjadi. Beliau sama sekali tidak memarahi orang itu. Bahkan beliau melepaskan orang itu yang kemudian pulang dan berkata kepada kaumnya, "Aku baru saja menemui orang yang paling baik."

     Keyakinan Rasulullah صلى الله عليه وسلم berasal dari kekuatan cinta kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Beliau berdoa, "Ya Allah, Aku memohon dan meminta agar Aku selamanya mencintai-Mu, dan mencintai orang yang cinta kepada-Mu serta mencintai pekerjaan yang dapat membawa Aku untuk mencintai-Mu. Ya Allah, jadikanlah cinta kepadaMu itu lebih daripada Aku mencintai diriku dan keluargaku dan lebih dari rinduku pada air yang tawar pada kala panas. [HSZ] 

Shallu 'alan Nabi...

💐Bersambung ... Semoga Kita Mendapat Barokah Allah 'Azza Wa Jalla.

آمينَ يا رَبَّ الْعلَمِيْنَ ..بَارَكَ اللهُ فِيْك

Untuk Anda yang belum baca siri ini yang sebelumnya,

Anda boleh baca disini ; The Story of The Prophet Muhammad SAW

Editor ; Helmy Network
Ilustrasi Image, Doc, Helmy Network



No comments