Cerpen - 'Kilauan Kerlipan Bintang' [Part-7]
Ilustrasi Image by pinterest.com |
Cerpen - 'Kilauan Kerlipan Bintang' [Part-7]
Cerpen ini lanjutan dari episode yang sebelumnya: FORTUNA MEDIA -- Kilauan Kerlipan Bintang - #7 Malam itu, di sebuah desa kecil yang damai, Ranga dan Puteri Dhira duduk berdampingan di tepi danau, di bawah langit yang dipenuhi bintang-bintang yang berkilauan. Sejak kecil, mereka selalu mendengar kisah dari Ibu-Bapa mereka tentang betapa bintang-bintang bisa membawa pesan dan harapan bagi mereka yang mahu mendengarkan.
Ranga memandang ke langit sambil menggenggam tangan Puteri Dhira. "Puteri Dhira, ingatkah kamu saat kita pertama kali bertemu di sini? Malam berbintang seperti ini," katanya dengan suara lembut.
Puteri Dhira tersenyum, mengangguk pelan. "Aku ingat, Ranga. Kita berdua selalu datang ke sini untuk melihat bintang dan berbagi mimpi."
Malam itu, mereka tidak hanya berbicara tentang masa lalu, tetapi juga tentang masa depan. Ranga baru saja menyelesaikan pendidikannya di kota dan kembali ke desa dengan harapan bisa membawa perubahan positif. Puteri Dhira, di sisi lain, selalu bermimpi untuk bisa membantu anak-anak Desa mendapatkan pendidikan yang lebih baik.
"Rama, apa yang kamu rencanakan selanjutnya?" tanya Puteri Dhira, matanya berbinar dengan antusias.
Rama menghela nafas, matanya menatap bintang-bintang seolah mencari petunjuk. "Aku ingin membangun sekolah di Desa ini, Puteri Dhira. Anak-anak di sini perlu pendidikan yang layak, dan aku ingin mereka punya kesempatan untuk bermimpi besar seperti kita."
Puteri Dhira merasa hatinya hangat mendengar kata-kata Ranga. "Aku akan mendukungmu, Ranga. Aku juga ingin menjadi bagian dari perubahan itu."
Beberapa bulan kemudian, Ranga dan Puteri Dhira mulai bekerja sama. Mereka mengumpulkan dukungan dari penduduk Desa dan mencari bantuan dari luar. Perlahan tapi pasti, mereka berhasil membangun sebuah sekolah kecil. Setiap malam, setelah bekerja keras seharian, mereka kembali ke tepi danau, menatap bintang-bintang yang selalu menjadi saksi impian mereka.
Satu malam, setelah sekolah pertama mereka resmi dibuka, Ranga dan Puteri Dhira kembali duduk di tepi danau. Angin malam bertiup lembut, membawa aroma bunga-bunga liar yang tumbuh di sekitar.
"Ranga, aku tidak percaya kita berhasil melakukannya," kata Puteri Dhira dengan penuh kebahagiaan. "Sekarang anak-anak di Desa ini punya tempat untuk belajar dan tumbuh-membesar."
Ranga mengangguk, senyum puas menghiasi wajahnya. "Ini baru permulaan, Puteri Dhira. Masih banyak yang harus kita lakukan. Tapi aku tahu, selama kita bersama, kita bisa mengatasi segalanya."
Malam itu, saat mereka menatap bintang jatuh, Ranga dan Puteri Dhira membuat permohonan yang sama. Mereka berharap agar cinta dan kerja keras mereka selalu memberi manfaat bagi orang lain dan bahwa bintang-bintang akan selalu membimbing mereka dalam setiap langkah hidup mereka.
Tahun demi tahun berlalu, sekolah yang dibangun oleh Ranga dan Puteri Dhira tumbuh menjadi pusat pembelajaran yang dihormati. Anak-anak dari berbagai Desa datang untuk belajar, membawa harapan dan mimpi yang semakin besar. Ranga dan Puteri Dhira tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan, tetapi juga nilai-nilai keberanian, kerja keras, dan kepedulian terhadap sesama.
Di bawah kilauan bintang yang sama, Ranga dan Puteri Dhira terus bekerja tanpa lelah, memastikan bahwa setiap anak memiliki kesempatan untuk meraih bintang mereka sendiri. Kilauan kerlipan bintang di langit malam menjadi simbol harapan dan inspirasi yang abadi, menerangi jalan bagi mereka dan generasi yang akan datang.
Kilauan Kerlipan Bintang - #8
Di Desa kecil yang dikelilingi oleh hutan lebat dan danau yang tenang, tinggal sepasang suami - istri bernama Ranga dan Puteri Dhira. Mereka dikenal oleh penduduk Desa sebagai pasangan yang penuh kasih dan selalu bersama dalam suka mahupun duka. Setiap malam, mereka akan duduk di tepi danau, menatap langit berbintang dan berbagi mimpi-mimpi mereka.
Suatu malam, ketika mereka duduk di bawah pohon besar di tepi danau, Puteri Dhira melihat sebuah bintang jatuh melintas di langit. "Lihat, Ranga! Bintang jatuh. Cepat buat permohonan," seru Puteri Dhira dengan penuh semangat.
Ranga tersenyum dan menutup matanya sejenak, membuat permohonan dalam hati. Ia berharap agar kebahagiaan dan cinta mereka selalu abadi, seperti kilauan kerlipan bintang yang tak pernah padam.
Seiring berjalannya waktu, Ranga dan Puteri Dhira semakin sering berbicara tentang impian mereka di bawah langit malam. Mereka berbagi harapan untuk masa depan, keinginan untuk membangun keluarga yang bahagia, dan cita-cita untuk menjalani kehidupan yang bermakna.
Suatu hari, Ranga mendengar tentang seorang astronomi tua yang tinggal di Desa tetangga. Astronomi itu dikenal memiliki pengetahuan luas tentang bintang dan sering membantu orang-orang memahami arti kehidupan melalui konstelasi/buruj bintang. Ranga merasa bahwa ini adalah kesempatan yang baik untuk memperdalam pemahaman mereka tentang bintang-bintang yang selalu mereka kagumi.
Ranga dan Puteri Dhira pun pergi mengunjungi astronomy tua tersebut. Dengan senyuman ramah, lelaki tua itu menyambut mereka dan mulai berbicara tentang bintang dan maknanya. Ia menjelaskan bagaimana setiap bintang memiliki cerita, bagaimana buruj dapat menjadi peta kehidupan, dan bagaimana bintang-bintang bisa menjadi panduan bagi mereka yang mahu mendengarkan.
"Apa yang kalian harapkan dari bintang-bintang?" tanya astronomy itu.
Ranga menjawab dengan penuh keyakinan, "Kami ingin memahami arti dari setiap kilauan kerlipan bintang. Kami ingin tahu bagaimana mereka bisa membimbing kami dalam kehidupan ini."
Astronomy itu tersenyum bijaksana. "Bintang-bintang adalah simbol harapan dan mimpi. Mereka selalu ada di sana untuk mengingatkan kita bahwa kita tidak pernah sendirian. Ketika kalian merasa tersesat, lihatlah bintang-bintang dan biarkan mereka sebagai simbolik membimbing kalian."
Setelah pertemuan itu, Ranga dan Puteri Dhira semakin sering merenungkan makna kehidupan di bawah langit malam. Mereka mulai melihat bintang-bintang bukan hanya sebagai cahaya di langit, tetapi juga sebagai pemandu dalam perjalanan hidup mereka.
Pada suatu malam, saat mereka kembali duduk di tepi danau, Puteri Dhira memegang tangan Ranga erat-erat. "Ranga, aku merasa bahwa bintang-bintang selalu ada untuk kita. Mereka memberi kita kekuatan dan harapan."
Ranga mengangguk setuju. "Benar, Puteri Dhira. Kilauan kerlipan bintang-bintang adalah cermin dari cinta kita. Selama kita bersama, kita akan selalu menemukan jalan."
Kehidupan mereka pun berjalan dengan penuh cinta dan kebahagiaan. Setiap tantangan yang datang, mereka hadapi dengan keberanian dan keyakinan, selalu ingat akan pesan yang disampaikan oleh astronomy tua itu. Bintang-bintang menjadi simbol harapan mereka, menerangi jalan dan menjaga cinta mereka tetap hidup.
Kilauan kerlipan bintang yang pernah mereka pandangi dengan penuh harap kini telah menjadi cahaya yang membimbing mereka dalam setiap langkah kehidupan. Ranga dan Puteri Dhira tahu bahwa selamanya, bintang-bintang akan menjadi teman setia mereka, menunjukkan jalan dalam setiap perjalanan mereka bersama.
Catatan: Maaf, yang pasti menuntun-membimbing kita terhindar dari kesesatan dan memberi petunjuk kepada jalan hidayah-Nya adalah hanya Allah Subhanahu Wa Ta'ala, InsyaAllah- penulis) [HZ/CG]
To be Continued..
Disclaimer,
Cerpen ini karya penulis (romymantovani) Jika ada penulis/blogger mahu menulis ulang atau mencetak/membukukan dipersilahkan ! Asalkan tidak merobah bait - kalimat cerpen dan menyertakan nama penulis dan website ini fortuna media
Catatan: Maaf, yang pasti menuntun-membimbing kita terhindar dari kesesatan dan memberi petunjuk kepada jalan hidayah-Nya adalah hanya Allah Subhanahu Wa Ta'ala, InsyaAllah- penulis) [HZ/CG]
No comments
Post a Comment