KISAH SUFI, SANG KYAI [53]
Ilustrasi Image: #DragonLord via internet |
KISAH SUFI, SANG KYAI [53]
- Pada kisah siri ke-52, Dikisahkan tentang "Jualan sate pada syaitan"
- “Yang soal jualan sate sama syaitan itu bagaimana?” tanyaku yang penasaran, kerana kok ada cerita seaneh itu.
- “Ceritanya kami tukang ojek (grab motor) pada bicarakan si Hasim salah seorang tukang ojek yang biasa ngojek sama kami, dia beberapa hari tidak berangkat ngojek, dan datang-datang dia, sudah punya motor baru, sudah beli baru dari dealer, dan semua teman pada bertanya, namun dia tak mahu cerita dapat rezeki nomplok dari mana"
- "Nah, sama diriku dia malah mahu jujur, kalau dia mendapat wang dari jualan sate pada syaitan. Menurut Hasim cara jualan sate itu ya, sama macam jualan sate uga. Tetapi yang dibakar sate kalong (kelelawar) dan burung gagak, jualannya di hutan karang Jaten. Di sana bakar sate, seorang bakar sate, seorang lagi yang siap menerima wang, seorang lagi yang siap melarikan wangnya,”
- “Kok, pakai dilarikan segala?” tanyaku.
FORTUNA MEDIA -- “Ya kalau tidak dilarikan kan nanti wangnya
diminta lagi, begitu cerita Hasim, ya Hasim sama kedua temannya dapat wang sekarung.” jelas Furqon.
“Siapa sih. yang lagi ditimpa susah kayak
aku ini kalau tak teringin dapat wang yang
banyak untuk menutupi hutang, bayangkan aku ini
bayar hutang, dengan berhutang lagi, kadang aku
sendiri sampai benci sama penyanyi Rhoma Irama.”
“Memangnya kenapa dengan dia?”
“Ya, dia nyanyikan bayar hutang pakai hutang,
jadinya aku yang mengalami.”
“Terus kelanjutan ceritanya bagaimana?”
“Ya, aku bersama Sanip dan Klewer bareng-bareng (sama-sama) menjual sate untuk syaitan, Klewer yang
kebagian membakar sate, Sanip yang kebagian
menawarkan sate. Dan menerima wang
pembayaran. Jadi Klewer membakar sate, lalu
Sanip yang menawarkan sate dengan
mengatakan, “Ayo…, Ayo… para hantu, para
kuntilanak, para syaitan, genderuwo, jin dedemit, Ayo semua datang, membeli sate….” kata-kata itu
diulang-ulang, sampai para hantu semua pada
datang.
Sementara aku sendiri kebagian
menunggu dengan motor siap jalan, dalam
rencana nanti si Sanip akan menawarkan, dan
berkata,
“ini harga setusuk seharga wang seperti, ini sekarung, sambil menyodorkan wang ratusan
ribu. Nah, hantu nanti akan mengambil wang
sekarung untuk membayar sate yang kami beli.”
cerita Furqon.
“Lalu dedemit pada datang?” tanyaku penasaran
dengan pekerjaan orang yang pada aneh itu.
“Iya…. mereka pada datang, ada yang kuntilanak,
pocong, orang yang hancur wajahnya, pokoknya
menyeramkan sekali, aku yang dari jauh saja
ketakutan setengah mati, apalagi yang dekat, si
Sanip sudah gemeteran menawarkan sate, tapi
hairannya mereka hanya melihat dari jauh, tak
ada yang mendekat.”
“Ya mungkin saja mereka tak punya wang.”
kataku.
“Lha, kok sebelumnya Hasim dapat wang?”
“Ya bisa jadi wangnya sudah habis di ambil Hasim
semua, jadi sudah tak punya sisa sama sekali.”
“Lalu apa benar kemudian tak dapat wang, hanya
dilihati sama hantunya saja?” tanyaku pada Furqon.
“Iya kami akhirnya tak dapat apa-apa, malah
setelah kejadian itu kok kayaknya aku ini mengantuk sangat, kalau sudah mengantuk, Wah, tidak
bisa ditahan, kayak di punggung ada yang minta digendong.”
“Sekarang mengantuk?”
“Sekarang sih tidak, cuma biasanya kadang lagi
membawa penumpang ojek, aku tak sadar
tertidur, bahkan kadang kerana tak tahannya
tak jarang aku jalan, lalu berhenti dulu untuk
tidur, bisa di pos kampling, emperan toko (kaki lima kedai),
bahkan juga di atas motor, jadi motor aku
pinggirkan lalu aku tidur saja, di atasnya.”
“Itu pengaruh kekuatan para syaitan yang
dipanggil itu.”
“Lalu bagaimana solusinya?”
“Ya, nanti ku kasih air, dipakai mandi dan
diminum, semoga saja pengaruh aura hitamnya
segera musnah.”
“Aku ini sebenarnya sudah berpindah-pindah
mengikuti aliran-amalan kepercayaan, dulu di Bogor juga pernah
mengikuti aliran 'Betara Karang.”
“Wadooh, apa lagi itu?”
“Itu aliran yang isinya para penjual makanan
keliling semua, kerana aku ini juga penjual
makanan keliling, maka aku diajak temanku untuk
mengikuti aliran itu.”
“Kayak bagaimana alirannya?”
“Itu aliran ada pemimpinnya, dan pemimpinnya
itu kalau mahu ditanya soal masalah anak buah,
maka dia kerasukan dulu, lalu bisa menjawab
dengan tepat permasalahan semua yang hadir,
misal mahu menempati warung, ini cocok apa
tidak, ke depannya lancar tidak menambah
gerobak dan lain-lain. Dan anehnya kebanyakan
cocok, dan pas jawabannya dengan kenyataan,
misal soal membuat gerobak baru, nanti dijawab
akan ada yang menawari beberapa gerobak, jadi
tak usah membuat yang baru, anehnya kok ada
yang benar-benar menawarkan gerobak baru, Apa tak aneh itu Mas Kyai? Lalu ada juga yang
misal disuruh jualan di satu daerah kerana di
daerah sebelumnya tak laku, maka orang yang
disuruh pun menuruti, anehnya setelah pindah
mengikuti saran itu, maka jualannya jadi laris
sekali.” jelas Furqon bersemangat,
“Gini loh ya mas Furqon, jadi segala sesuatu itu
tak lantas kemudian ini bisa laris, atau itu sesuai
kenyataan, atau apa yang diramalkan menjadi
nyata, atau sesuai dengan kejadian. Jadi kita ini
kembalikan ke asal, kita ini diciptakan di dunia
kan untuk mengabdikan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, itu
pegang kuat-kuat sebagai dasar, sebab itu akan
mempengaruhi bagaimana nantinya penilaian kita
terhadap segala sesuatu. Ini kan sama saja kita
menjadi kaya raya, berhasil usahanya kerana
nyupang (amalan mistik), kerana secara lahirnya tak sama, tapi
secara kenyataannya kan sama, sama-sama kita
meminta kepada Jin- syaitan. Dan jelas itu
membunuh aqidah kita sendiri, maka sampean (kamu) sekarang itu susah, Kenapa? kerana sampean
percaya dengan arahan Jin, kalau sampean
percaya dengan arahan Jin. Maka Allah Ta'ala sudah
sama sekali tak perduli dengan sampean, dan
sampean sudah diserahkan nasibnya pada Jin, lha, Jin sendiri, pertama kan mahunya memperdaya manusia, lha, kalau sampean sudah terperdaya, Ya, mengapain
juga mengurus sampean, mereka mencari orang lain lagi
agar bisa diperdaya, jadi sampean sudah
ditinggalkan.” jelasku
“Kita itu jangan lantas mudah takjub dengan hal-hal yang aneh-aneh, sekarang apa hebatnya hal
yang aneh-aneh. Jika itu kita tukar dengan
selamanya di Neraka, maka tak hebat sama
sekali. Apalagi sekarang kan sudah jelas terlihat,
sampean hidupnya susah, lha, yang jelas hidupnya
enak, kayak orang-orang kaya yang nyupang,
menjalani perjanjian dengan Jin saja tak
menguntungkan sama sekali kerana apa? kerana
ditukar dengan aqidah keimanan kita, lha, dunia ini
kan sementara, lalu kalau kita kemudian mati di Neraka selamanya, bukankah itu amat
merugikan?”
“Iya saya juga tau… tapi kadang kesusahan hidup
lebih menyudutkan saya untuk menjalankan hal-hal yang di luar kendali akal.” jawab Furqon.
“Ya seseorang itu ada masa sulit, ada masa
bahagia, itu kan dunia, wong makan enak aja
harus menguras isi perutnya, tak asal diisi saja,
dan kesusahan manusia itu alami, wajar, yang
penting adalah ketika mengalami kesusahan kita
itu kembali tidak kepada Allah Yang Maha Berkuasa, "Rodadnahu asfala
safilin, illalladzina amanu wa amanussholihati", Manusia itu akan dikembalikan dalam keadaan, susah, payah, derajat rendah, kecuali orang-orang yang berbuat benar, benar menurut agama
dan ajaran Rasulullah, sampean susah, kerana
Allah Ta'ala telah menyerahkan nasib sampean kepada
syaitan, tidak ditolong oleh Allah Ta'ala. Sementara
syaitan sudah lepas tangan dengan sampean,
sebab tujuan syaitan itu menyesatkan, kalau
yang disesatkan sudah sesat, ya, ngapain lagi
diurus, syaitan akan berusaha mencari korban
baru. Sementara sampean sendiri sudah tidak
diurusi Allah Subhanahu Wa Ta'ala, minta-do'a sudah tidak diijabah, ya, ujung-ujungnya sumpek (suntuk). Dan satu kesalahan itu
kalau tidak disadari. Maka akan merambat ke
kesalahan selanjutnya, dan selalu seperti itu.”
“Lalu solusinya bagaimana Mas Kyai…?” tanya Furqon.” [HSZ]
To be Continued.....
Untuk Anda yang belum baca siri ini yang sebelumnya,
Anda boleh baca disini ; KISAH SUFI, SANG KYAI
Ilustrasi Image; Doc, Fortuna Media
#indonesia, #misterinusantara, #KisahKyaiLentik #KyaiLentik, #KisahSangKyai, #KisahSufi, #SangKyai,
Follow me at;⭐
twitter.com/romymantovani
facebook.com/romyschneider
pinterest.com/helmynetwork
No comments
Post a Comment