KISAH RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAM [113]
KISAH RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAM [113]
- KISAH RASULULLAH ﷺ صل الله عليه و سلم
- Bagian-113
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّد
- Pada siri ke-112 Diriwayatkankan, Rasulullah ﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam sendiri terjun dalam penggalian parit itu, begitu kerasnya Rasulullah ﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam ikut bekerja, seorang Sahabat bernama Al Barra bin Azib Radhiyallahu 'Anhu berkata: "Pada waktu perang Ahzab, Saya melihat Rasulullah ﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam menggali parit dan mengusung tanah galian sampai saya tidak dapat melihat dada beliau yang berbulu lebat kerana tebalnya tanah yang menempel dan melumurinya".
- Saat menggali parit tersebut Rasulullah ﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengganjal perut baginda dengan 2 buah batu untuk menahan lapar. Para Sahabat yang lain pun melakukan hal yang sama. Melihat ini Jabir bin Abdullah Radhiyallahu 'Anhu meminta izin kepada Rasulullah ﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam untuk pulang sebentar. Sampai di rumah Jabir bin Abdullah Radhiyallahu 'Anhu bertanya kepada Istrinya.
- "Aku tidak akan membiarkan Rasulullah ﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam kelaparan. Apakah kamu mempunyai sesuatu?
- "Ya aku punya gandum dan seekor anak kambing."
- Kemudian Jabir bin Abdullah Radhiyallahu 'Anhu memasak daging kambing dalam periuk dan memasukkan tepung gandum ke dalam pembakaran roti. Setelah itu ia menemui Rasulullah ﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan berkata,
- "Ya Rasulullah aku ada sedikit makanan. Datanglah engkau bersama seorang atau dua orang sahabatmu."
- Rasulullah ﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam bertanya, "berapa banyakkah makanan itu?"
- Jabir bin Abdullah Radhiyallahu 'Anhu menyebutkan jumlah makanannya yang sedikit itu. Rasulullah ﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
- "Itu cukup banyak dan baik. Katakanlah kepada Istrimu jangan diangkat masakan itu dari atas tungku dan jangan mengeluarkan roti dari bahan bakarnya, sebelum aku datang ke sana,"
- Kemudian Rasulullah ﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam memanggil para Sahabat Anshar dan Muhajirin. "Wahai para penggali parit mari kita datang, sesungguhnya Jabir bin Abdullah Radhiyallahu 'Anhu memasak makanan besar.
- Mendengar itu, Jabir bin Abdullah Radhiyallahu 'Anhu sampai mengangakan mulut. Bagaimana makanan sedikit itu cukup buat seluruh orang? Ternyata makanan itu cukup untuk membuat semua orang kenyang, bahkan masih tersisa.
- Pada saat lain, Rasulullah ﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam juga membagikan setangkup kurma kepada begitu banyak orang.
Serangan Gencar
FORTUNA MEDIA -- Dalam penggalian itu orang-orang munafik menunjukkan rasa enggan, mereka sengaja menampakkan diri seperti orang lesu dan tidak memiliki kemampuan. Banyak yang diam-diam melarikan diri ke rumah masing-masing. Sementara setiap Sahabat Muslim pasti meminta izin kepada Rasulullah ﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam jika mempunyai suatu keperluan. Kemudian setelah selesai kembali lagi bekerja pada penggalian.
Parit telah selesai digali, ketika pasukan musyrik datang. Melihat jumlah musuh sebesar itu orang-orang munafik dan mereka yang lemah jiwanya seketika menggigil ketakutan. Mereka langsung berprasangka buruk kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dan Rasulnya sampai mereka berkata dalam hati,
"Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami selain tipu daya."
Pasukan musyrik terkejut sekali ketika melihat ada parit yang terlalu lebar di depannya untuk diseberangi.
Ini perbuatan orang pengecut! Jadi mereka sambil berputar-putar mencari rongga parit yang sempit untuk dilompati, Amarah mereka menggelegak bukan main. Belum pernah dalam sejarah peperangan orang Arab melakukan strategi seaneh ini.
Sambil tersenyum, pasukan Muslimin mewaspadai gerakan musuh. Dengan tangkas mereka menghujani anak panah, lawan yang mencoba mendekati parit.
Kemudian muncul sekelompok penunggang kuda Quraisy yang tangguh. Mereka adalah Amir bin Abdul Wudd, Ikrimah Bin Abu Jahal, Dhirar bin Khattab dan lain-lain. Dengan nekad mereka terjun ke parit dan berhasil sampai ke seberang.
Namun Saidina Ali bin Abi Thalib Karamallahu Wajhah dan beberapa orang Muslimin mengepung tempat itu. Melihat Saidina Ali bin Abi Thalib Karamallahu Wajhah, Amir bin Abdu Wudd yang pemberani, menantang duel (berlawan). Saidina Ali bin Abi Thalib Karamallahu Wajhah pun menghadapinya. Mereka berputar-putar dan suara denting pedang beradu demikian kerasnya, masing-masing memekik nyaring ketika mereka saling menebas dan menangkis.
Saidina Ali bin Abi Thalib Karamallahu Wajhah berhasil merobohkan musuhnya. Kaum Muslimin yang lain berhasil mendesak para prajurit Quraisy ke tepi parit sehingga mereka mundur tunggang langgang.
Ikrimah bin Abu Jahal sampai meninggalkan tombaknya melihat serangan ganas para prajurit Muslimin.
Ketika dalam keadaan segenting seperti itu, lagi-lagi kaum Muslimin dikhianati.
Pengkhianatan Yahudi
Ketika Rasulullah ﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam berhijrah ke Madinah ada tiga kelompok Yahudi di kota itu, mereka adalah:
Bani Qainuqa, Bani Nadhir dan Bani Quraizhah.
Namun, akibat ulahnya sendiri Bani Qainuqa dan Bani Nadhir terusir dari Madinah.
Kepada pemimpin Bani Quraizhah inilah Huyay bin Khattab pemimpin Bani Nadhir datang menghasut.
Ka'ab bin Asad Al Quraizhy pemimpin Bani Quraizhah akhirnya membukakan pintu bentengnya setelah Huyay bin Khattab menggedor berkali-kali.
"Kaab, aku datang bersama Quraisy dan Ghatafan berikut para pemimpin mereka. Semuanya sudah berjanji kepadaku untuk tidak pulang sebelum dapat membinasakan Muhammad dan para pengikutnya."
Mendengar kata-kata Huyay bin Khattab, Ka'ab bin Asad Al Quraizhy menjawab,
"Celakalah engkau Huyya! Tinggalkan aku dari urusanku! Aku tidak melihat diri Muhammad melainkan sosok orang yang jujur dan menepati janji!"
Namun Huyay bin Khattab terus membujuk-membujuk dan membujuk sampai akhirnya Ka'ab bin Asad Al Quraizhy pun setuju untuk mengkhianati kaum Muslimin. Mulailah Bani Quraizhah mengincar benteng tempat kaum wanita dan anak-anak Muslimin berlindung yang dijaga Hasan bin Tsabit Radhiyallahu 'Anhu.
Shaffiyah binti Abdul Muthalib Radhiyallahu 'Anha, Bibi - Rasulullah ﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan Adik perempuan Hamzah Radhiyallahu 'Anhu melihat ada seorang lelaki Yahudi datang mengendap-ngendap mengelilingi benteng, Shafiyyah binti Abdul Muthalib Radhiyallahu 'Anha segera memberi tahu Hasan bin Tsabit Radhiyallahu 'Anhu,
"Wahai Hasan, lihat ada orang Yahudi mengelilingi benteng ini. Demi Allah, aku khawatir ia akan menunjukkan titik lemah benteng ini kepada pasukannya Yahudi padahal Rasulullah ﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan para Sahabat sedang bertempur di garis depan. Hampiri orang itu dan bunuh dia!"
"Engkau tahu sendiri bahwa, aku bukanlah orang yang mahir dalam bunuh membunuh," jawab Hasan bin Tsabit Radhiyallahu 'Anhu,
Shaffiyah binti Abdul Muthalib Radhiyallahu 'Anha yang gagah berani itu mengambil sepotong tiang dan memukul orang Yahudi itu sampai mati. Kerana tindakannya ini, kaum Yahudi tidak berani terang-terangan menyerang benteng yang mereka, kira dijaga dengan kuat.
Apa yang akan dilakukan Rasulullah ﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan para Sahabat Radhiyallahu 'Anhum, ketika mengetahui bahwa Bani Quraizhah berniat menikam dari belakang?
Orang Yahudi adalah pedagang dan ilmuwan yang jauh lebih unggul dari Kaum Anshar yang terdiri atas Aus dan Khazraj. Namun, ketika melihat pemeluk Islam meningkat pesat, orang Yahudi khawatir mereka akan kalah dalam perdagangan dan pengetahuan. Kemudian mereka menolak kerasulan Muhammad ﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan mentertawakan ajaran baginda Rasulullah ﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam.[HSZ]
Shallu 'alan Nabi...
💐Bersambung ... Semoga Kita Mendapat Barokah Allah 'Azza Wa Jalla.
آمينَ يا رَبَّ الْعلَمِيْنَ ..بَارَكَ اللهُ فِيْك
Untuk Anda yang belum baca siri ini yang sebelumnya,
Anda boleh baca disini ; The Story of The Prophet Muhammad SAW
Editor ; Helmy Network
Ilustrasi Image, Doc, Helmy Network
VIDEO,
No comments
Post a Comment