Sejarah dan Kej4mnya Tragedi PKI pada 18 Oktober 1965 di Cemetuk Banyuwangi

<img src=https://fazryan87.blogspot.com".jpg" alt="Sejarah dan Kej4mnya Tragedi PKI pada 18 Oktober 1965 di Cemetuk Banyuwangi">
Monumen Pancasila Jaya Lubang Buaya Cemetuk Banyuwangi (Foto: Anggara Cahya /TIMESIndonesia)

Sejarah dan Kej4mnya Tragedi PKI pada 18 Oktober 1965 di Desa Cemetuk Banyuwangi

  • Sinopsis: Tragedi pembantaian yang dilakukan oleh gerombolan PKI (Partai Komunis Indonesia) terhadap 62 pemuda Banyuwangi yang tergabung dalam Ormas(Organisasi Masyarakat/NGO) Anshor sangat keji. Mereka dibvnuh dengan cara diracun, kemudian jenazahnya dimasukkan dalam lubang sumur.

  • Sekretaris MWC NU-Nahdatul Ulama. Kecamatan Cluring Iskandar menceritakan pembvnuhan masal terhadap 62 pemuda Anshor ini terjadi pada 18 Oktober 1965 silam. Tragedi berdarah ini bermula saat rombongan Pemuda Anshor dari Kecamatan Muncar hendak bepergian ke Kecamatan Kalibaru.

  • Namun saat berada di Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran mereka dihadang oleh Gerwani (Gerakan Wanita Indonesia-Gerwani adalah gerombolan Wanita sayap PKI) yang menyamar sebagai fatayat NU.

  • "Jadi saat tiba di Karangasem, sekarang namanya Yosomulyo, rombongan Pemuda Anshor ini dicegat oleh Gerwani yang menyamar sebagai fatayat. Mereka berpura-pura mempersilahkan rombongan pemuda Anshor untuk istirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan" kata Iskandar kepada wartawan, Khamis (30/9/2021).

<img src=https://fazryan87.blogspot.com".jpg" alt="Sejarah dan Kej4mnya Tragedi PKI pada 18 Oktober 1965 di Cemetuk Banyuwangi">
Monumen Lubang Buaya Banyuwangi (Photo: Ardian Fanani/detik.com)

FORTUNA MEDIA --JEBAKAN PENGAJIAN MAUT PKI - Saat itu tanggal 18 Oktober 1965. Warga Dusun Krajan Desa Cemetuk Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur, berbondong-bondong menuju rumah Pak Lurah (Ketua Kampung). Mereka mendapat undangan pengajian yang mengatas-namakan NGO- NU (Nahdhatul Ulama). Padahal aslinya undangan tersebut dari gerombolan PKI, tapi mereka menyamar sebagai Organisasi Pemuda Banser dan Organisasi Wanita Fatayat.

Pak Lurah Desa Cemetuk yaitu Matulus adalah seorang dedengkot PKI disana. Dia sengaja menjebak warga Desa, terutama para aktivis Banser dan Anshor dalam acara pengajian itu.

<img src=https://fazryan87.blogspot.com".jpg" alt="Sejarah dan Kej4mnya Tragedi PKI pada 18 Oktober 1965 di Cemetuk Banyuwangi">

Para anggota Gerwani (Gerakan Wanita Indonesia-Gerwani adalah gerombolan Wanita sayap PKI) turut serta dibagian konsumsi (penyediaan makanan). Mereka mengenakan kerudung-tudung dan seragam warna hijau khas Fatayat NU. Mereka juga ikut menyenandungkan sholawat. Jadi sebagian Gerwani bertugas sholawatan di panggung, sebagian lagi mengurusi konsumsi.

Tak ada kecurigaan sama sekali dari pengajian penuh petaka itu. Warga Desa ikut berdendang sholawat dan diakhiri dengan acara makan-makan besar. Mereka bergembira sebagaimana dalam suasana pengajian pada umumnya.

<img src=https://fazryan87.blogspot.com".jpg" alt="Sejarah dan Kej4mnya Tragedi PKI pada 18 Oktober 1965 di Cemetuk Banyuwangi">

Tetapi, tidak beberapa lama kemudian, para tetamu undangan terlihat memegang perut dan leher seraya kejang-kejang. Mereka terlihat sangat kesakitan kelojotan di rumah Lurah Matulus. Ternyata racun makanan yang ditaruh oleh para Gerwani sudah bekerja dengan baik. Bisa membunuh para anggota Anshor dan Banser Banyuwangi.

Terlihat para Gerwani tertawa gembira melihat para anggota Banser dan Anshor sekarat. Mereka tidak lagi berpura-pura menjadi anggota Fatayat yang mendendangkan sholawat lagi. Tetapi berubah menjadi Gerwani yang mendendangkan lagu genjer-genjer. Mereka tertawa-tawa melihat peserta pengajian bertumbangan satu persatu. Tak ada perlawanan berarti. Cukup dengan racun makanan maka musuh pun tumbang bersamaan.

<img src=https://fazryan87.blogspot.com".jpg" alt="Sejarah dan Kej4mnya Tragedi PKI pada 18 Oktober 1965 di Cemetuk Banyuwangi">
Ilustrasi Image by youtube

Di saat anggota Banser dan Anshor peserta pengajian sedang sekarat, mereka digelandang ke rumah Mangun Lehar. Seorang tokoh utama PKI Desa Cemetuk. Dan di rumah Mangun Lehar inilah pembantaian terjadi.

Sebanyak 62 pemuda anggota Banser dan Anshor dibantai tiada ampun. Mereka diiris, dicacah, dimutilasi oleh saudara sebangsanya sendiri. Rumah Mangun Lehar banjir darah. Dinding, lantai, dan perabot rumahnya berubah warnanya menjadi merah darah.

Perempuan durjana Gerwani turut serta dalam peristiwa pembantaian itu. Mereka menari dan menyanyi genjer-genjer tiada henti. Seakan menikmati tarian darah tumbal manusia. Entahlah mengapa hati mereka begitu buas. Pesta penjagalan manusia seolah pesta biasa saja.

Setelah selesai pesta penjagalan (pembantaian) keji itu, jenazah anggota Banser & Anshor dikuburkan dalam 3 lubang besar yang sudah dipersiapkan jauh hari sebelumnya. Lubang pertama berisi 10 mayat. Lubang kedua berisi 10 mayat. Dan lubang ketiga berisi 42 mayat. Sampai saat ini ketiga lubang mayat itu masih ada di Desa Cemetuk Banyuwangi.

Untuk mengingat peristiwa kekejian PKI di Desa Cemetuk Banyuwangi ini, telah dibangun monumen Pancasila Jaya. Monumen berupa burung Garuda besar (photo diatas). Berisi daftar nama 62 orang yang dibantai. Juga relief pembunuhan keji. Juga 3 lubang kuburan massal yang dinamakan lubang buaya.

Sebuah pengingat nyata bagi kita semua. Bahwa gerombolan PKI tak pernah memiliki belas kasih terhadap sesama. Tidak pernah memiliki hati nurani bersih. Yang ada hanyalah pertumpahan darah sesama Anak -Bangsa. [HSZ]

Sumber:  times.co.id/news/ 

#indonesia, Banyuwangi,  g30spki, Jasmerah, partai komunis indonesia, anshorcemetuk, kisah pki banyuwangi, Gerwani, gerakan wanita indonesia

#IndonesiaAmanTanpaSyiahdanKomunis

#GanyangPKI/Komunis

#GebukKomunis/PKI

 SYUKRAN. Barakallahu' fiikum.

Follow me at;
twitter.com/romymantovani
facebook.com/romyschneider

linkedin.com/in/RyanSchneider

pinterest.com/helmynetwork


No comments