Watak Dusta Politikus Regime Era Reformasi Bukan Cermin Rakyat Jawa!

<img src=https://fazryan87.blogspot.com".jpg" alt="Watak Dusta Politikus Regime Era Reformasi Bukan Cermin Rakyat Jawa!">
Ilustrasi Image by DrRamliRizal

Watak Dusta Politikus Regime Era Reformasi Bukan Cermin Rakyat Jawa!

"Gibran, Bobby, Kaesang dan Hikayat Kawanan Tikus di Istana Pasir!"

  • Inilah kisah tentang tiga bocah politisi karbitan (politicy carbide) hasil arisan (regular social gathering) kekuasaan regime Jokowi. Di jalur curang, para buzzer Istana memoles dengan pelbagai pencitraan anak-anak Jokowi @Gibran, Bobby dan Kaesang.

  • Bagi buzzer Istana gombalin (membohongi/mengibuli) rakyat adalah sebuah profesi. Membela anak dan menantu presiden Jokowi sangat empuk. Demi faedah itu, segala rupa kebohongan diproduksi.

  • Di luar sana, sikap kritis rakyat saling bersinergi melawan. Rakyat menuntut perubahan lantaran rezim Jokowi dituding ugal-ugalan dan tipu muslihat.

  • Rakyat terkepung praktek kekuasaan yang berubah jadi sarang pencopet wang negara dan perompakan kekayaan alam. Realiti yang mengerikan.

  • Tapi bagi Jokowi, syahwat dinasti politiknya di tengah keresahan rakyat terkesan jadi priority/keutamaan. Mendulang keberuntungan di atas derita hidup rakyat marhaen Indonesia.

  • Busuknya dinasti politik di berbagai negara selalu berujung petaka dan prahara. Kejahatan itu berhadapan dengan kemarahan rakyat. Sudah banyak diktator digulung dan diseret ke pengadilan. Lantaran buasnya mencuri wang negara, juga menipu dan bertindak semena-mena.

  • Di Indonesia, rakyat intensif soroti tingkah-laku dinasti Jokowi. Ehwal aliran wang haram di pundi-pundi kekuasaan, bagi-bagi jatah projek, hingga banyolan (joke/jenaka) ijazah palsu. Dugaan itu tak terhindar.

    <img src=https://fazryan87.blogspot.com".jpg" alt="Watak Dusta Politikus Regime Era Reformasi Bukan Cermin Rakyat Jawa!">
    Ilustrasi Image by DrRamliRizal

  • Di Kota Solo, Provinsi Jawa Tengah, cabang kekuasaan Jokowi diwakili Gibran dengan label Walikota (Datuk Bandar). Pengaruhnya jauh lebih berkuasa dari kepala daerah manapun. Begitu pula Bobby, beda tipis.

  • Celakanya, Kaesang pun sedang disiapkan demi memperluas kekuasaan. Lucunya, prestasi politik ketiga bocah ini hanya satu: "Anak dan menantu petugas partai". 

  • Asbab itu, hampir semua menteri dan elite Parpol sibuk menjadi panitia. Mulai dari urusan pernikahan hingga lobi-lobi dan dukungan politik. Semua berbaris patuh melayani hajat 'petugas partai'.

  • Mirip hikayat kawanan tikus yang asyik bermain keberuntungan di Istana Pasir. Tikus-tikus itu berakrobat dalam cerita Tom and Jerry. Film cartoon  terkocak di layar TV.

  • Pertunjukan sesaat di arena megahnya Istana Pasir yang sangat rapuh. Waktu semakin dekat dan drama tak elok itu pasti berakhir! InsyaAllah!

<img src=https://fazryan87.blogspot.com".jpg" alt="Watak Dusta Politikus Regime Era Reformasi Bukan Cermin Rakyat Jawa!">
Ilustrasi Image by faizalassegaf

FORTUNA MEDIA - KUALA LUMPUR - Kesadaran rakyat di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur mulai tergerak oleh dentuman perubahan yang disuarakan jejaring oposisi dan Calon Presiden (Capres2024) Anies Baswedan.

Di kedua wilayah itu, isu perubahan berpotensi memicu kebangkitan identiti dan nilai-nilai budaya yang selama ini dimanipulasi oleh praktek demokrasi yang tidak berkeadilan.

  Baca juga;

Memotret suara kritis Rakyat Indonesia jelang Pilpres 2024

Rakyat Jawa telah lama diposisikan sebagai penonton terbesar atas perompakkan kekayaan alam dan penindasan sosial-ekonomi di republik ini.

Merosotnya sumber daya Jawa dalam realiti Negara-Bangsa adalah daya rusak terhadap masa depan seluruh keragaman etnik dalam kehidupan nasional.

Sebaliknya, kebangkitan rakyat Jawa dengan berbagai potensi yang tersedia sangat dinantikan oleh rakyat di Indonesia Timur dan Indonesia Barat.

Jawa dengan populasi etnik terbesar merupakan lokomotif terdepan dalam bernegara. Tapi faktanya telah lama ditidurkan di tengah arus kemajuan zaman.

Kemiskinan masif dan tekanan ekonomi yang semakin mengerikan di Pulau Jawa harus dihentikan. Perlunya tranformasi perubahan yang revolusioner dan konstruktif.

Desakan 'people power' yang belum lama ini muncul di Kota Solo, yang dimotori kelompok perubahan adalah pemberontakan politik moral untuk menyadarkan seluruh bangsa Indonesia.

Gerakan tersebut suka atau tidak, telah bergulir menghentak kesadaran di akar rumput rakyat Jawa dan menyedot perhatian serius rakyat di luar Jawa. Tekat yang kuat melawan perilaku kebohongan regime Jokowi.

Di waktu yang sama, Anies Baswedan menegaskan bahwa praktek bernegara telah berubah menjadi mafia di berbagai sendi kehidupan. Suara Pak Anies Baswedan mewakili sikap kritis rakyat yang makin resah dan gusar.

Sebelumnya Susi Pujiastuti mantan Menteri Kelautan, membongkar setiap tahun negara dirugikan 300 triliun dari potensi laut. Mahfud MD membongkar skandal Kemenkeu (Kementrian Kewangan) 349 triliun dan sejumlah pakar ekonomi menghitung kerugian pajak/cukai dan tambang hampir seribu triliun.

Realiti itu menegaskan apa yang disuarakan Anies Baswedan adalah fakta yang tak terbantahkan. Namun Ganjar dan Prabowo masih saja sibuk berburu restu dari regime Jokowi.

Prabowo dan Ganjar bernafsu mempertahankan parade kemiskinan dan ketidakadilan dengan membela dan memuji Jokowi yang semakin bobrok. Aneka kejahatan bernegara tak dipedulikan.

Kedua boneka Istana tersebut (Prabowo & Ganjar) asyik menikmati empuknya daging kekuasaan. Membiarkan rakyat bertahan hidup dengan sisa-sisa tulang pembangunan nasional yang tidak adil.

Wajar bila rakyat Jawa yang kehilangan hak sosial-ekonominya mulai tersadarkan. Melihat kekayaan alam dan potensi ekonomi saudaranya di luar Jawa terus diromp4k demi memperkaya segelintir orang.

Prilaku kobohongan regime Jokowi adalah asbab semua kekacauan bernegara terjadi. Watak bohong/dusta itu jelas bukan tabiat rakyat/etnik Jawa yang telah terbukti sangat anti kolonialisme.

Sudah saatnya rakyat Jawa bersama seluruh keberadaan rakyat dari berbagai etnis di Indonesia bangkit melawan kebohongan. Angin perubahan telah dihembuskan, saatnya bersatu lawan ketidakadilan!  [HSZ]

Adapted from article by Faizal Assegaf (kritikus)

Editor Helmy Network BeritaPolitik,  PoliticsNews, Indonesia, Jokowi, AniesBaswedan,

Follow me at;

twitter.com/romymantovani
facebook.com/romyschneider

linkedin.com/in/RyanSchneider

pinterest.com/helmynetwork


No comments