Memotret suara kritis Rakyat Indonesia jelang Pilpres 2024

<img src=https://fazryan87.blogspot.com".jpg" alt="Memotret suara kritis Rakyat Indonesia jelang Pilpres 2024">
Ilustrasi Image by faizalassegaf

Memotret suara kritis Rakyat Indonesia jelang Pilpres 2024

  • Majalah perniagaan Amerika Forbes menobatkan Low Tuck Kwong menempati posisi 54 dari daftar 100 orang terkaya di dunia asal Indonesia tahun 2023. Total kekayaannya mencapai 25,5 bilion Dollar AS atau setara Rp 394,4 triliun.
  • Low Tuck Kwong kelahiran Singapura dan jadi warga RI. Dia pengusaha dan pemilik perusahaan batu bara bernama Bayan Resources. Hartanya menjadi bombastis dalam waktu singkat di era regime Jokowi.
  • Begitu pula, Luhut Binsar Panjaitan gonta-ganti jabatan dan bebas bertindak apapun yang dia mahu. Bisnisnya meroket dan dengan cepat pengaruhnya jauh lebih besar dari partai politik manapun di republik ini.
  •  Kedua tokoh adalah fakta dari segelintir orang berpengaruh di lingkaran kekuasaan Negara Indonesia yang mendulang berbagai faedah. Di luar sana jutaan rakyat Indonesia menatap janji palsu Pancasila: "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia". Omong kosong!
  • Mereka menjadi kaya dari sumber potensi alam dan menguasai sentra-sentra strategis negara. Bayangkan, negara dibuat untuk melayani hajat hidup rakyat banyak, berubah menjadi lapak empuk (soft booth) bagi segilintir oligarki (oligarchy) & business mafia.

<img src=https://fazryan87.blogspot.com".jpg" alt="Memotret suara kritis Rakyat Indonesia jelang Pilpres 2024">
Ilustrasi Image by faizalassegaf

FORTUNA MEDIA - KUALA LUMPUR Kekuasaan yang semena-mena adalah investasi kejahatan dalam kelangsungan bernegara. Untuk sementara praktek bobrok itu bebas dilakukan, tapi kelak berujung kemarahan rakyat.

Presiden Soekarno yang sangat dibanggakan sebagai Bapa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, menghakhiri kekuasaan dengan aneka jejak hitam. Begitu pula Presiden Soeharto, dilengserkan oleh arus gerakan reformasi. Kedua peristiwa itu semestinya tidak terulang.

Apa yang kini terjadi di era regime Jokowi, suka atau tidak, telah memantik ingatan rakyat pada culasnya (liciknya) kekuasaan di masa lalu. Masifnya berbagai gerakan perlawanan di ujung kekuasaan Jokowi menegaskan ancaman kemarahan yang serius.

Memotret pada suara kritis Rakyat Indonesia jelang Pilpres(Pemilihan Presiden) 2024, telah memposisikan Jokowi sebagai musuh bersama. Seruan tangkap Jokowi, adili Jokowi dan sebagainya, makin agresif dan tak terbendung.

Bukan hanya Presiden Jokowi, tapi Menteri Penyelaras Hal Ehwal Maritim dan Pelaburan@Luhut Binsar Panjaitan, @Erick Thohir kini tercatat merangkap dua jabatan penting. Selain masih menjadi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick juga menjadi Ketua PSSI (Ketua Persatuan Sepakbola Indonesia) juga bahkan anak-anak presiden Jokowi, menjadi sorotan tajam. Rakyat kian resah dan marah lantaran bertumpuknya ketidakadilan di Negeri ini.

Maraknya kejahatan korupsi, penyingkiran hak rakyat atas ekonomi dan kekayaan alam serta segala rupa kebohongan diporuksi oleh regime Jokowi. Semua itu telah memicu protes yang semakin mendidih.

Ironisnya, Luhut Binsar Panjaitan dengan wajah garang tanpa lelah menyemburkan ocehan (babbling/membebel) yang sangat menyobek hati Rakyat Indonesia. Begitu juga Erick Thohir makin gila berburu kekuasaan, akibatnya sejumlah BUMN menjadi lapak (soft booth) pencuri wang negara.

Tak kalah norak(uncouth), Jokowi dan kedua putranya: Kaesang dan Gibran, asyik mempertontonkan kemegahan dinasti politik di tengah kemiskinan dan penderitaan kehidupan rakyat.

Amanah kekuasaan yang mestinya diperuntukan melayani kepentingan rakyat, berubah menjadi sadis dan arogan. Mereka lupa, empuknya jabatan dan fasilitas negara bukan milik pribadi dan kelompoknya.

Terlalu banyak ketidakadilan yang terjadi. Wajar bila rakyat kian terusik dan gusar menyimpulkan: Luhut, Erick dan Jokowi, kalian sangat kejam! Suara protes itu dari hari ke hari makin membesar menanti rontoknya kesombongan kekuasaan. [HSZ]

Adapted from article by Faizal Assegaf (kritikus)



No comments