Kisah Inspiratif, "Allah Ta'ala telah memberiku kesempatan tunaikan haji tanpa harus membayar apapun"

<img src=https://fazryan87.blogspot.com".jpg" alt="Kisah Inspiratif, "Allah Ta'ala telah memberiku kesempatan tunaikan haji tanpa harus membayar apapun"">
Ilustrasi Image; Ka'abah Masjidil Al-Haram & Zam-Zam Clock Tower, Makkah, Arab Saudi

Kisah Inspiratif, "Allah Ta'ala telah memberiku kesempatan tunaikan haji tanpa harus membayar apapun"

“Hajj Mabrur, Wahai Haji Sa’id. Engkau telah menunaikan haji di langit sebelum berhaji di bumi" 

Di ruang tunggu King Abdul Aziz Internasional Airport Jeddah, Arab Saudi.

Sosok Haji Sa’id sedang duduk menunggu. Di sampingnya ada seorang jama’ah haji lainnya. 

Dari sinilah obrolan/perbualan mereka bermula.

“Aku bekerja sebagai kontraktor dan Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah memberikan aku kenikmatan yaitu dengan memberiku kesempatan berhaji ini. Ini adalah hajiku yang ke sepuluh kali.”

Mendengar basa-basi teman duduknya itu,

 Haji Sa’id kemudian menimpali: “Semoga haji diterima dan dosa-dosa pun terampuni.”

Lelaki itu kemudian bertanya kepada Haji Sa’id:

“Dan Tuan Haji sendiri, apakah pernah haji sebelumnya.”?

Haji Sa’id menjawab:

“Demi Allah, akhi, hajiku ini memiliki kisah tersendiri dan aku tidak ingin membuatmu berlelah-lelah mendengar kisah tersebut.”

Lelaki itu tertawa, lalu berkata: “Demi Allah, ceritakanlah akhi. Seperti yang Tuan Haji lihat, kita sedang menunggu.”

Haji Sa’id tersenyum dan memulai kisah singkatnya.

“Iya benar, menunggu. Dan dari menunggulah kisahku bermula. Aku telah lama menunggu bertahun-tahun. Setelah bekerja selama 30 tahun di sebuah hospital swasta, barulah aku bisa mengumpulkan dana haji".

Di hari yang sama saat aku akan mengambil wang di akaunku di hospital,  seorang ummahat - yang anaknya kutangani kerana lumpuh - tiba-tiba terjatuh di hadapanku. 

Mukanya terlihat begitu sedih dan berkata kepadaku:

“Kutitipkan engkau kepada Allah wahai akhi Sa’id. Ini adalah ziarah terakhir kami di hospital ini.”

Aku merasa aneh dengan ucapannya dan sepertinya ia tidak redha dengan cara dan metodeku dalam menangani anaknya dan ia sepertinya berfikir untuk memindahkan anaknya ke hospital lain.

Dia kembali berkata kepadaku:

“Tidak akhi Sa’id. Allah sebagai saksi bahwa engkau lebih perhatian terhadap anakku dibanding seorang ayah. Pengobatanmu telah banyak membantunya padahal kami sebelumnya telah pupus harapan.”

Lelaki yang mendengar kisah Haji Sa’id ini berkata:

“Aneh ya. Jika Ibu itu memang redha dengan pelayananmu dan anaknya pun semakin membaik, lantas kenapa begitu saja ia ingin keluar dari hospital padahal masa pengobatan belum usai?.”

Haji Sa’id menjawab:

“Inilah yang aku fikirkan. Aku lantas menuju salah satu unit tertentu di hospital dan bertanya. Nampaklah bahwa Ayah si anak kehilangan pekerjaan dan tidak mampu  membayar biaya pengobatan yang telah menunggak".

Aku lantas menemui direktur hospital dan memintanya agar pihak hospital tetap melanjutkan proses therapy untuk anaknya namun direktur menolak dengan keras sambil berkata:

“Ini adalah hospital dan bukan yayasan sosial.” 

Aku keluar dari ruangan direktur dalam keadaan sedih sekali. 

Kumasukkan tanganku ke kantong yang di dalamnya terdapat dana haji.

Kuangkat tanganku dan kepalaku menengadah ke langit sambil berujar kepada Rabbku:

“Rabbanaa, Engkau Maha Mengetahui keadaanku dan Engkau pun mengetahui bahwa tidak ada yang lebih dicintai jiwaku selain berkunjung menjadi tetamu agung-Mu di rumah-Mu dan menziarahi Masjid Nabi-Mu. Itu semua telah kupendam bertahun-tahun, namun seorang Ibu miskin itu dan anaknya membuat hatiku bersedih maka janganlah engkau haramkan aku untuk meraih segala keutamaan-Mu..”

Aku lalu pergi ke bagian kaunter cashier/juruwang dan mengeluarkan semua yang ada di kantongku guna membayar semua biaya pengobatan selama 6 bulan. 

Aku segera menghubungi sang Ibu dan mengabarkannya bahwa pihak hospital memberikan pertimbangan dan keringanan sehingga pengobatan bisa dilanjutkan tanpa berbayar.

Lelaki yang mendengar Haji Sa’id berkisah merasa terharu dan air matanya berlinang tak ia sadari lalu berkata kepada Haji Sa’id:

“Semoga Allah memberkahimu dan orang-orang sepertimu. Oya, jika wangmu terpakai untuk itu, lantas bagaimana engkau bisa tunaikan haji?”

Haji Sa’id menjawab:

“Hari itu aku kembali ke rumah dalam keadaan amat sedih sebab hilangnya kesempatan emas untuk tunaikan haji. Namun hatiku dipenuhi dengan kebahagiaan sebab telah membantu Ibu dan anaknya itu keluar dari kesempitan".

Malam itu aku tertidur dalam keadaan air mata terkuras. 

Dalam mimpi, aku melihat diriku sendiri thawaf mengelilingi Ka’bah dan dan orang-orang memandangku dan mengajakku bersalaman sambil berkata:

“Hajj mabrur wahai Haji Sa’id. Engkau telah menunaikan haji di langit sebelum berhaji di bumi. Doakan lah kami wahai Haji Sa’id.”

Aku terbangun dari tidur dan aku merasakan kebahagiaan tiada tara yang luar biasa. 

Aku lalu memuji Allah Subhanahu Wa Ta'la dan redha dengan segala ketentuan-Nya. 

Tiba-tiba handphoneku berbunyi ternyata ada pangiilan dari direktur hospital. 

Beliau berkata:

“Bantulah saya. Pemilik hospital akan berangkat haji tahun ini dan beliau tidak bisa berangkat tanpa ditemani perawat/doktor pribadinya. Sayangnya, Istri doktor pribadinya sedang hamil dan ia sendiri tidak bisa meninggalkan Istrinya.”

Aku bersujud syukur kepada Allah Azza Wa Jalla. 

Dengan kesempatan inilah aku bisa berangkat haji sebagaimana engkau lihat.  

Allah Ta'ala telah memberiku kesempatan tunaikan haji tanpa harus membayar apapun. 

Saat berhaji, aku ceritakan kisahku kepada pemilik hospital tentang keprihatinan Ibu dan anaknya yang kutangani di hospitalt lalu beliau memerintahkan agar anak tersebut tetap mendapat pengobatan dengan biaya dari beliau. 

Beliau juga berpesan agar di hospital ada pengumpulan dana untuk biaya pengobatan bagi orang miskin.

Beliau juga memberikan lapangan kerja kepada Suami -Ibu tersebut di tempat lain dan beliau juga mengembalikan semua wang yang kugunakan untuk membiayai pengobatan anak dari Ibu tadi.

Adakah engkau melihat keutamaan yang lebih agung dan luas dari keutaaman Rabb kita?

Orang yang mendengar kisah Haji Sa’id berkata:

“Masya Allah. Pahala hajimu berkali lipat dari hajiku. Aku sekarang memahami bahwa aku berhaji menuju Baitullah sementara engkau, Allah lah yang memanggilmu menuju rumah-Nya.”
__

** Ya Rabbanaa, permudahkan kaum Muslimin melaksanakan ibadah di Masjidil Haram,Makkah Al-Mukarramah. Masjid Nabawi. Madinah Al-Munawarah dan Masjid al-Aqsha, Palestine. [HSZ] 
Shallu 'alan Nabi...

Sumber: Marina Ma’dan

Alih bahasa: Yani Fahriansyah (2018)

Editor ; Helmy Network

Ilustrasi Image; pinterest.com

 #kisahinspiratif, #kisahhaji, #Featured, #IslamicDigest, 

Follow me at;
twitter.com/romymantovani
facebook.com/romyschneider

linkedin.com/in/RyanSchneider

pinterest.com/helmynetwork


No comments