Mengenal definisi Ho’oponopono, sebuah proses pelepasan energi yang bersifat racun dalam diri manusia - Part-1
Image by pinterest.com/
Mengenal definisi Ho’oponopono, sebuah proses pelepasan energi yang bersifat racun dalam diri manusia - Part-1
- Tentang HO’’OPONOPONO HO. Pada artikel kali ini Saya coba sharing tentang Ho’oponopono. Awalnya Ho’oponopono hanya Saya anggap sebagai alat membantu orang lain yang sedang mengalami masalah emosi. Ternyata Ho’oponopono jauh lebih penting dibanding hanya itu.
- Menyesali diri mengapa hal sepenting ini tidak bisa saya lihat sejak dulu ? Kemudian saya menulis sampai pagi, beberapa bahan saya ambil dari internet, khususnya yang menyangkut nama nama tokoh. Kalau Anda cermati, tulisan ini mungkin yang paling penting dari apa yang saya tulis selama ini. Ini yang akan mampu mengubah Anda selama lamanya, jika Anda mahu melakukannya. Kerana dunia tidak membayar apa yang kita ketahui, dunia membayar apa yang kita lakukan - DoveReinste
- Semoga tulisan ini membantu memperluas pengertian dan fungsi Ho’oponopono. ho’oponopono. Saya juga berterimakasih kepada teman baik di facebook @DoveReinste yang sudi mengirimkan artikel tentang Ho’oponopono ini untuk di publish di blog ini -Terima kasih tak terhingga - Jazakkalahu khair 💓
FORTUNA MEDIA - KUALA LUMPUR - Jika melihat tulisannya atau kalimatnya, Ho’oponopono pasti bukan berasal dari dalam Negeri Nusantara. Walaupun, ada frasa yang mirip di bahasa Etnik Jawa yaitu "ono opo ono opo" (ada apa - ada apa). Tetapi pasti, bukan itulah asal kata Ho’oponopono.
Ho’oponopono berasal dari bahasa Etnik Hawaii. Dan ini adalah teknik - teknik kuno dari Negeri Hawaii yang terletak di gugusan kepulauan di tengah Lautan Pasifik, yang ternyata bisa dibuktikan secara fisika kuantum (quantum physics/fizik kuantum) di zaman moden ini.
Inti dari Ho’oponopono adalah pendapat bahwa kita bertanggung jawab penuh untuk semua hal yang terjadi di dunia ini – penyakit, p3rang, kekerasan, juga hal-hal baik seperti cinta kasih, kemajuan, keputusan yang bijaksana, dan kebahagiaan. Dr Ihaleakala Hew Len (salah satu pengarang buku Zero Limits) mengatakan kita memang bertanggung jawab penuh atas kehidupan. Dan kita dapat menyelesaikan masalah dan menghilangkan emosi negatif dalam kehidupan kita dengan cara memperbaikinya dengan fikiran kita. Ya, menurut
Dr Ihaleakala Hew Len hanya dengan fikiran Anda. Teknik untuk mencapai ini disebut Ho’oponopono dan itu adalah proses Hooponopono – dr.Sigit Setyawadi SpOG
Ilustrasi Image by pinterest.com |
Page -1
Pengampunan, pengulangan, dan perubahan masyarakat Hawaii kuno, digunakan untuk memperbaiki hal-hal yang tidak beres dalam kehidupan seseorang dan juga seisi alam semesta ini. Memang mungkin terdengar tidak masuk akal. Tetapi rupanya tanggung jawab pribadi adalah kenyataan dan itu bisa mengubah keadaan.
Dr Ihaleakala Hew Len mengatakan “Semua yang terjadi di luar sana, semuanya ada sebagai bagian dari fikiran kita sendiri.” Ho’oponopono juga didasarkan kepada pendapat bahwa di dunia kuantum ini, secara fikiran kita terhubung satu sama lain tanpa jarak dan waktu. Menurut Skip Ross, kebanyakan dari kita menderita penyakit yang disebut 'PLOM' atau 'Poor Little on Me' atau merasa diri kita kecil. Kita merasa sebagai korban keadaan, atau disebut victim syndrome. Apapun yang terjadi pada diri kita, kita selalu menyalahkan pihak lain di luar diri kita. Jika dipecat, kita salahkan perusahaan. Ketika bisnis/perdagangan tidak laku, kita salahkan sistem perdagangan, kita salahkan pemerintah. Ketika kita bankrap, melihat ummat seagama miskin, kita salahkan agama lain, kita salahkan sistem. Ketika melihat orang pribumi miskin, kita salahkan etnik lain. Semua kita salahkan kecuali diri kita dan golongan kita sendiri. Menurut Skip Ross PLOM ini penyakit yang sangat menular.
Jadi, Ho’oponopono sangat berkebalikan dengan PLOM. Dalam konsep Ho’oponopono , kita justru mengambil tanggung jawab atas seluruh kejadian di dunia ini. Kita memutuskan bahwa fikiran kita ikut bertanggung jawab atas terjadinya kejadian itu. Atas sakitnya seseorang, atas marahnya seseorang, atas miskinnya seseorang, atas . . . . ., Dan kita bisa membantu merubahnya dengan fikiran kita pula.
Dalam bahasa Hawaii, Ho’o berarti “menyebabkan” dan Ponopono berarti “kesempurnaan”. Singkatnya definisi Ho’oponopono adalah sebuah proses pelepasan energi yang bersifat racun dalam diri Anda untuk mengizinkan munculnya dampak gagasan, kata, perbuatan, dan tindakan Sang Ilahi. Dr. Hew Len menjelaskan, “Secara sederhana arti Ho’oponopono adalah ’membetulkan’ atau ’meralat sebuah kekeliruan’. Menurut orang Hawaii kuno, kekeliruan timbul dari fikiran-fikiran yang dicemari kenangan yang menyakitkan dari masa lalu. Ho’oponopono menawarkan sebuah cara untuk melepaskan energi fikiran yang menyakitkan atau kekeliruan ini, yang mengakibatkan ketidakseimbangan dan penyakit.
” Ho’oponopono pada awalnya banyak dikenal sebagai sebuah seni dalam pemecahan masalah keluarga di Hawaii. Dalam perkembangan selanjutnya, Morrnah Nalamaku Simeona, seorang Khuna Hooponopono – dr.Sigit Setyawadi SpOG
Ilustrasi Image by pinterest.com |
Page - 2
La’au Lapa’au atau penyembuh, memperkenalkan cara penemuan identiti diri melalui Ho’oponopono. Penemuan Identiti Diri melalui Ho’oponopono dilakukan dengan cara mengambil alih sepenuhnya atas apa pun yang terjadi di dalam kehidupan kita.
Apa Pentingnya bagi Kita untuk Mengambil Alih Tanggung Jawab Sepenuhnya?
Bertanggung jawab sepenuhnya atas kehidupan, berarti kita terus menerus melakukan pembersihan memori-memori (ingatan), yaitu data-data buruk yang tersimpan di alam bawah sadar kita. Pembersihan memori yang kita lakukan ini akan membawa kita pada “Titik Nol”. Menurut Morrnah, titik nol adalah sebuah kondisi saat kita menjadi “bersih” Dan di mana segala sesuatunya berjalan dengan sempurna. Ini adalah saat kita merasa sangat dekat dengan Tuhan. Dalam berbagai kisah spiritual, kondisi ini diibaratkan sebagai Syurga, Taman Firdaus, Taman Eden, tempat Adam dan Hawa pada awal mulanya diciptakan dan hidup.
“Titik Nol” (Titik Zero) adalah kondisi saat kita menjadi sempurna dan dapat mendengar suara Tuhan, mendapatkan suatu pencerahan. Sangat sulit bagi sebagian besar orang untuk mencapai kondisi “Titik Nol” ini. Di titik inilah kita memiliki vibrasi dengan energi yang tertinggi yaitu 700 – 1000 atau 10 pangkat 700 (lihat skala vibrasi), dengan emosi yang tak terlukiskan. Apapun yang kita fikirkan dan inginkan akan dengan mudah tercapai. Ibaratnya kita berteriak dengan speaker yang berkekuatan tinggi. Yang dari tempat jauhpun mendengar permintaan kita dan memberikan ke kita. Jika Anda menderita sakit PLOM , atau 'victim syndrome', akan nampak jelas dari pembicaraan Anda yang menyalahkan apa saja. Nampak dari tindakan tindakan Anda di social-media, menyebar berita negatif tentang segala sesuatu. Kira kira Allah Ta'ala mahu apa tidak menitipkan hal hal besar kepada orang yang seperti itu ?, misalnya harta yang banyak dan kebahagiaan yang besar?. Seperti yang beberapa kali saya tulis, sangat erat hubungan antara mereka yang suka menyalah - nyalahkan orang atau pihak lain dengan kondisi ekonomi, kewangan dan kebahagiaannya. Sekarang bayangkan, dengan melakukan Ho’oponopono, Anda mengambil alih tanggung jawab atas semua kejadian di luar Anda itu secara pribadi. Menjadi tanggung jawab Anda. Jangankan kondisi Anda sendiri, kondisi orang lain saja Anda mahu mengambil tanggung jawabnya. Anda mahu Hooponopono – dr.Sigit Setyawadi SpOG
Page - 3
Meminta maaf, Anda mahu merasakan penyesalan atas apa yang terjadi. Kira-kira apa yang akan diberikan oleh kehidupan ini kepada Anda? SEMUA YANG ANDA MAHU, SEMUA YANG ANDA INGINKAN !!. Dengan syarat, Anda harus mencapai “Titik Nol” dulu. Tidak mudah mencapai “Titik Nol”, kerana sejak awal mula penciptaan hingga saat ini, memori alam semesta terus ter-akumulasi (accumulation/penimbunan/pengumpulan) di dunia ini. Dengan demikian, sudah tidak terhitung lagi banyaknya rekaman data di dunia ini. Semakin banyak rekaman yang ter-akumulasi, membuat kita semakin sulit untuk mencapai “Titik Nol”. Kerana rekaman -rekaman ini selalu mengambang dan bergerak-gerak di sekitar kita sehingga membuat pikiran kita terus menerus bereaksi terhadapnya. Inilah yang biasanya menyebabkan kebanyakan orang sangat sulit untuk mencapai “Titik Nol”. Apalagi jika Anda berada di lingkungan yang memihak sesuatu dan membenci yang lain. Semakin sulit untuk mencapai “Titik Nol” . [HSZ]
Bersambung...
Adapted from an article by a good facebook friend, DoveReinste
No comments
Post a Comment