Menantu Dari Desa


Pengantar Redaksi,

Novel atau Cerita Bersambung 
(Cerbung) Ini hasil karya penulis 
Indonesia, 
BintangBatubara
@
BintangKejora

Cheriteranya pada asalnya 
ditulis
dalam bahasa campur antara
Bahasa Indonesia dan bahasa gaul remaja zaman now.


Dan sebagian kalimat masih
saya kekalkan, kalimat dari bahasa asal penulis

Dan di adaptasi versi Malaysia oleh penulis Romy Mantovani 
Selamat Membaca guys. 

<img src=https://fazryan87.blogspot.com".jpg" alt="Menantu Dari Desa">

Novel - Menantu Dari Desa

Part 1

Sinopsis
FORTUNA MEDIA -A story by Bintang Kejora- Setelah sukses dengan cerbung SUAMIKU JADUL yang diadaptasi oleh penulis dengan judul MY HUSBAND IS PARLIN Kini kami tampilkan cerpen baru ini Menantu Dari Desa. Semoga Terhibur guys.

--------
Ditinggal kawin itu sangat menyakitkan, dia pacarku yang sudah tiga tahun kini menikah dengan sahabatku sendiri, sedih memang. Aku hampir depresi. Dalam kegalauan itu, kubuat video tiktok dengan isi yang norak, ya begitu kata teman-temanku. Komen para teman dunia mayaku kebanyakan menghina. Akan tetapi ada satu komentar dari akaun seorang lelaki. 

   BACA JUGA

Novel Collection
Misteri Nusantara

(Cantik,.. mahukah jadi istriku...)  

Kurang ajar memang, belum apa-apa sudah bertanya begitu, tentu saja Aku marah. 

(Woi, ngaca woi...😏)  balasku kemudian. Coba kuperiksa akaun Facebook-nya. Hanya ada satu photo orang, selain itu photo pemandangan, photo sawah, sungai dan rumah berdinding papan di Desa. 

Eh, dia malah inbox, dimulai dengan ucapan salam yang disingkat-singkat. 

(Ass, boleh kenalan..)

(Ass itu p4ntat, ya..😄)  balasku dengan cepat. 

(Wah, maaf, maksudnya Assalamu'alaikum..) 

(Wa'alaikumsalam) 

(Bersediakah Anda jadi istriku..)  pesannya lagi. 

Ya, ampun, ini lelaki dari planet mana, belum apa-apa sudah bertanya begitu. Akan tetapi aku yang lagi galau kerana ditinggal nikah pacarku coba melayani seraya mempermainkan. 

(Baik, namamu siapa, pekerjaan apa...)  

(Torkis, saat ini pengangguran...) 

Ya, ampun, aku dilamar pengangguran. Akan tetapi coba kulihat lagi wajahnya, tampan juga, dia hitam manis, mirip Arya Saloka, ingin kulanjut mempermainkan. 

(Baik, aku ingin mahar seratus juta, dua puluh gram emas...) 

(Oke, bisa saya sediakan...) 

What?  Lelaki Desa ini bisa sediakan? 

(Aku minta panjar dulu...) pesanku lagi. 

(Berapa?...) 

Wah, apa dia serius?  Ingin aku lanjutkan permainan, akan tetapi aku tak tega juga, sepertinya dia masih polos, Lelaki Desa yang baru mengenal media sosial. 

(Aku kasih panjar sepuluh juta...)  pesannya lagi. 

Lhah, aku mulai ragu, apa iya lelaki pengangguran dari Desa bisa kasih panjar (deposit/wang-muka/cangkram) sepuluh juta pada orang yang tidak dia kenal? Tidak kubalas lagi inboxnya, kerana tidak tahu mahu balas apa.

(Bagaimana?...) pesannya lagi. 

(Hei, aku tak kenal kau siapa, Tetapi bukan begitu caranya, kau fikir aku wanita macam apa?...) balasku kemudian. 

(Benar, kamu memang tak kenal aku, tapi aku kenal kamu...) 

Lhah, siapa ini, apakah salah satu temanku yang coba mempermainkan. 

(Oke, transfer panjarnya ke mari...)  balasku seraya memberikan nombor akaun bank, aku ingin melihat sampai di mana keseriusannya. 

(Aku tak pandai transfer, di tempatku tidak ada bank, adanya wang tunai...) 

Ah, ini pasti penipuan, di bagian bumi mana di Indonesia ini yang tidak ada ATM, lelaki seperti apa yang tak pandai transfer.

(Ketara sekali yang mahu menipu itu, kau dari planet mana sampai tidak ada ATM,) 

(Tidak punya ATM...) 

(Oalah, mengaku kaya, tapi tidak punya ATM...) 

(Aku tidak pernah mengaku kaya...) 

(Sudahlah, satu pesan lagi darimu, blokir bertindak...) pesanku kemudian. 

Tidak ada balasan lagi, takut juga dia diblokir dalam hati Aku tertawa. Tiba-tiba handphone-ku bunyi lagi, ada notifikasi WhatsApp, pesan masuk dari Naomi, teman akrabku yang menikungku dari belakang. Dia yang selama ini kuanggap teman ternyata ular berbisa. Dia rebut Doli dariku, Pemuda kaya putera pemilik rumah-kontrakan seratus pintu. 

(Jangan datang ya ke pesta kami, please...) 

Lhah, bukannya dia mengundang malah menyuruh supaya tidak datang. 

(Aku takut kau tak sanggup, nanti pingsan kau di situ, demi kebaikanmu juga...)  pesan dari temanku lagi. 

Pesta pernikahan mereka tinggal seminggu lagi, sungguh berat rasanya, dia teman akrabku merebut Doli, Doli berpaling dariku entah kerana apa. Padahal Aku tak ada salah besar. Tiba-tiba saja dia putuskan Aku, sebulan kemudian sudah tunangan dengan Naomi. 

Aku lempar handphone ke atas tempat tidur, tidak ingin membalas chat dari Naomi tersebut. Akan tetapi benda pipih itu bergetar lagi. Ada pesan masuk, dengan malas Aku buka, ternyata pesan SMS banking, Aku buka, Wah, Aku dapat transferan sepuluh juta. Pengirimnya bernama Nurhaliza, siapa dia? Ataukah si Torkis lelaki Desa itu. Segera ku inbox si Torkis ini. 

(Kau yang transfer?...) 

Tidak ada balasan .... 

(Abang yang transfer sepuluh juta?...)  kucoba lebih lembut, akan tetapi tidak dijawab juga. Atau dari Doli, lelaki yang pernah pacaran denganku tiga tahun tersebut, dia lelaki kaya, ataukah ini sebagai suap untukku kerana sudah dia tinggalkan? Akan tetapi tidak mungkin dia pakai akaun bank orang. Akaunnya hampir tiap Bank ada. 

Ketika Aku buka Facebook, ada komentar dari Torkis. 

(Wang panjar sudah kukirim, pakai BRI-link...)  

Waduh, kenapa malah di kolom komentar? Aku balas lewat inbox. 

(Terima kasih banyak...) 

Akan tetapi dia tetap balas di kolom komentar. 

(Sama-sama, ingat ya, itu panjar, aku datang melamarmu dua hari lagi...) 

Ya, Allah! 

(Inbox saja,)  balasku seraya menghapus pesannya, malu juga dibaca orang. 

(Aku takut diblock...) balasnya kemudian. 

Ya, ampun, ada orang selugu ini? Next ..[HSZ] 

To be Continued...

Ilustrasi Image; Doc, Romy Mantovani 

#indonesia, #Novel, #NovelKomedi, #CeritaBersambung, #Cerbung,  #MenantuDariDesa 

VIDEO ; 


No comments