MY HUSBAND IS PARLIN [Part 43]

<img src=https://fazryan87.blogspot.com".jpg" alt="MY HUSBAND IS PARLIN [Part 43]">

MY HUSBAND IS PARLIN [Part 43]

  • Part 43
  • Pelakor memang t4ik kucing kata Niyet..😁

" Biar Suami Jadul, Yang Penting Duit Ngumpul "

FORTUNA MEDIA - Feeling Bang Parlindungan di bidang usaha memang selalu tepat. Tanah yang kami beli untung besar. Abangku yang memang kerja sampingan broker tanah juga dapat untung. Baru dua bulan sudah hampir habis terjual. Keuntungannya bagi dua dengan kami, kami hanya terima beres. 

"Tinggal tiga pertapakan lagi yang belum terjual,"  Kata Abangku, saat itu dia datang ke rumah mengantar wang penjualan. Modal sudah kembali, untung juga sudah ada, tinggal tiga pertapakan kecil ukuran delapan kali sepuluh meter. 

"Oke, Bang, lancar juga ya,"  Kata Suami. 

"Iya, Parlin, yang tiga itu belum laku juga,"

"Begini saja, Bang, kita kan sudah dapat untung, yang tiga itu bagi untuk Abang dan Adik kita itu saja, Bang,"  Jawab Bang Parlindungan. 

Kulihat Bang Parlindungan, ingin melihat keseriusan di matanya, gimana sih tiga pertapakan perumahan mahu dikasihkan? Tiga Saudaraku memang belum punya rumah. Abangku masih tinggal di rumah mertuanya, dua Adikku masih ngontrak. 

"Bayarnya harga modal saja,"  Kata Suami lagi. 

Aku lega, kufikir dia akan berikan gratis. Begitulah akhirnya, ketiga Saudaraku punya tanah juga, mereka juga mahu bangun rumah di situ. Lagi-lagi Aku sangat bersyukur, Suami bawa pengaruh baik untuk keluargaku. 
 
   RELATED POST

FULL PROFILE OF CANDIDATES RI-1 2024: ANIES RASYID BASWEDAN
Capres Pilpres 2024 Anies Baswedan: Selesai Amanah di Jakarta, Kita Berjuang untuk Indonesia
Project IKN Gagal "Presiden Jokowi Ditipu oleh Masayoshi Son, CEO of SoftBank"-Agustinus Edi Kristianto

Kakakku sudah di kampung, dia sekarang Guru Besar Sekolah SD, Adikku Ria juga sudah punya lahan kelapa sawit. Terakhir Abangku yang dulu selalu merendahkan kami kini menjadi mitra bisnis. Dua Adik lelakiku juga kini hidup lumayan. Yang bungsu buka bengkel. Yang nombor dua dari bawah yaitu Suaminya Risda kini sudah bisa bangun rumah. 

Bang Parlin tetap seperti itu, tak banyak yang berubah, berpakaian masih sederhana, suka pakai kaus oblong. Rambutnya juga sudah "gobel "(gondrong belakang) lagi. Kegiatannya juga tak berubah, masih suka bertanam sayur di depan rumah. Satu yang berubah, kini Bang Parlin sudah melek/celik media sosial. Katanya media sosial sangat ampuh menjalin silaturahmi. Teman yang sudah puluhan tahun tak bertemu bisa bertemu di media sosial. 

Sementara itu keinginan Bang Parlin punya anak perempuan tak terkabul juga, satu tahun lebih kini umur si Ucok, Aku belum hamil. Apakah masa suburku sudah lewat? 

"Dek, lihat ini, Dek,"   Kata Suami di suatu petang, saat itu kami lagi duduk berduaan di depan rumah. Si Ucok belum bangun dari tidur siangnya. 

"Apa itu, Bang?"

"Ini, baca ini, ada orang Inggris kayak mahu simpan wangnya di Indonesia, katanya dia pilih Abang kerana percaya sama Abang,"  Kata Suami seraya menunjukkan inbok di handphone-nya. 

"Oh, tidak betul itu, Bang, penipuan itu,"  Kataku tanpa membacanya. 

"Lihat dulu, Dek, katanya Ayahnya dari Indonesia, Ibunya orang Inggris, terus punya warisan, dia nanti mahu tinggal di Indonesia terus mahu kirim wangnya dulu, katanya dia dalam proses perceraian, takut wangnya dikuasai Suaminya,"  Kata Suami lagi. 

"Tidak betul itu, Bang,"

"Coba Adek fikir, dia menipu dengan cara apa? kita kasih rekening kosong,"  Kata Suami lagi. 

"Aduh, Bang, soal hidup, soal agama Abang memang jagoh, tapi kalau soal dunia maya ini, percaya saja sama Adek, Bang,"  Kataku lagi. 

"Kasihan dia, Dek, punya wang banyak tapi takut dikuasai calon mantan Suaminya." 

"Sudah, Bang, kalau tidak percaya, coba saja,"  Kataku akhirnya. 

Akhirnya Suami menuruti kehendak orang tersebut, dia kirim nombor akaunku yang kosong, yang tidak ada wangnya. Dua hari kemudian datang pesan dari orang tersebut lagi. Katanya wang sudah ditransfer, bukti ditunjukkannya. 

"Kan, Dek, betul Abang kan, ini sudah masuk, sepuluh ribu pondsterling."  Kata Suami sambil menunjukkan handphone-nya. 

Aku jadi ragu juga, segera ku ceck ke ATM yang agak jauh dari rumah. Ternyata nihil. Segera kutelepon Suami. 

"Tidak ada, Bang,"  Kataku. 

"Ohw, ya, Dek, ini baru dia kirim pesan lagi, katanya kirim sepuluh juta dulu untuk ongkos kirim dan untuk mengubah mata wangnya,"  Kata Suami. 

Dih, sudah jelas ini penipuan, Aku segera pulang, ketika sampai kulihat Suami sedang menelepon. 

"Ini, Dek, terima dulu, dari Bank Inggris,"  Kata Suami.  

Kuikuti keinginan Suami kali ini, bukan kerana percaya pada penipu itu. Akan tetapi jadi pahlawan sesekali rasanya gimana gitu. Selama ini Suami yang selalu jadi pahlawan, Aku ingin juga sesekali jadi pahlawan. Hehehe.😂 

Lucu juga, masa telepon katanya dari bank Inggris tapi pakai bahasa Indonesia. Dia ngotot- bersikeras minta transfer sepuluh juta biar sepuluh ribu pouns itu masuk. 

"Minta sepuluh juta, Bang,"  Kataku pada Bang Parlin. 

"Ah, tidak benar itu, Abang baru check googel, jam segini di sini, jam sembilan malam di Inggris, masa Bank telepon jam segitu,"  Kata Suami. 

Ah, ternyata Suamiku makin pintar saja. 

"Makanya kubilang itu penipuan, Bang,"  Kataku seraya memblock segala nombor dan akaun Facebook yang menghubungi Suami.

Tadinya Aku ingin membuat wang sepuluh juta pura-pura terkirim, baru Aku muncul sebagai pahlawan mengembalikan wang sepuluh juta itu, ternyata Suami sadar lebih cepat, gagal sudah Aku jadi pahlawan. 

Suami selalu dapat hal-hal baru dari handphone-nya, kali ini dia tunjukkan padaku akaun yang photonya setengah t3lanjang. Akaun tersebut menawarkan VCS dengan imbalan pulsa. 

"VCS itu apa, Dek, lihat ini oven VCS, tarif lima puluh ribu,"   Begitu katanya. 

"Duh, Bang, yang seperti itu cepat block,"  Kataku seraya mengambil handphone-nya dan memblock akaun tersebut. 

Ketika kupegang handphone Bang Parlin ada pesan WhatsApp baru masuk, segera kubaca. 

(Bang Parlin, boleh curhat ni, Aku tahu Abang tahu masalah Agama)  Begitu pesannya. Kulihat photo profilnya, dari seorang wanita, Aku kenal wanita ini, dia kerja sebagai guru di sekolah kami yang di kampung. 

(Silakan)  iseng-iseng kubalas seraya melihat pesannya yang lain. Ternyata dia sudah sering chat Bang Parlin, isinya memang seputar masalah sekolah dan murid. Akan tetapi Suami selalu membalasnya. Huh, curiga juga Aku. 

"Pinjam  ini, sebentar, Bang,"  Kataku pada Suami seraya pergi menjauh. 

(Bagaimana pendapat Abang ni, Aku malu bilangnya) 

(Katakan saja, tidak mengapa)  Balasku kemudian. 

(Aku jatuh cinta sama Suami orang) 

Wah, calon pelakor ini, harus diberi pelajaran ini. 

(Terus)  Balasku lagi. 

(Aku takut, cinta ini betulan, dia sangat baik, pemimpin yang baik, juga ramah,) 

(Oh, terus) 

(Aku tahu dia pasti tak menolak Aku, tapi bagaimana pandangan orang? Apakah jadi wanita kedua bisa mengubah posisiku di sini, jujur, Aku sudah enak kerja di sini,) 

(Kupastikan kau akan dipecat bila coba rebut Suami orang)  Balasku lagi. 

(Oh, gitu ya, Bang, tapi, Bang, aku rela jadi yang kedua, aku tahu dia tak bahagia dengan Istrinya) 

(Heh, tau apa kau bahagia orang?) 

(Tahulah, Bang,) 

(Heh,  kau masih muda, jangan sia-siakan masa mudamu, macam tak ada lelaki lain saja,)   Aku terus berlakon sebagai Bang Parlin. 

(Tapi cinta, Bang) 

(Cinta t4ik kucing, cinta harta, iya) 

(Sumpah, Bang, aku tak lihat hartanya) 

(Alaah, alasan, kalau bukan harta, apa yang kau lihat, rambut gobelnya ya,) 

(Dia tidak berambut gobel, Bang) 

(Banyak cincong kau, heehh, tahu kau, Aku itu setia sama Istri, Istriku cantik, coba dia tahu kau incar Aku, bisa modar kau)  Lakonan ku sebagai Bang Parlin mulai tak betul. Kerana Bang Parlin tak pernah bicara kasar begini. 

(Tapi, Bang, lagian dia tidak kaya) 

(Heehh, kurang kaya apa lagi Aku?) 

(Abang memang kaya, tapi dia tidak) 

Duh,  Aku sudah salah sangka, ternyata bukan Suamiku yang disebut incar. 

"Hahaha,"  Terdengar suara Suami tertawa ngakak.😁 Ternyata dia sudah di belakangku, saking asyiknya chat pura-pura berlakon sebagai Suami tak kusadari kehadirannya.

"Abang, sejak bila Abang berdiri di situ?"  Tanyaku. 

"Sejak  cinta t4ik kucing, hahaha," 😂

"Ini siapa yang dia maksud, Bang?"

"Suaminya Kakakmu," 

"Kok tahu, Abang?" 

"Ya, tahulah, Dek, Adek saja yang ketinggalan berita," 

Duh, kasihan Kakakku, baru mulai mereka hidup lumayan sudah diganggu "pelakor" (perampas laki orang).

Pelakor memang t4ik kucing kata Niyet.. 😁😉 [hsz]

To be Continued...

Untuk Anda yang belum baca siri cerbung yang sebelumnya,
Anda boleh baca disini ; Novel Collection

Ilustrasi Image; Doc, Romy Mantovani 

#indonesia, #Novel, #NovelKomedi, #CeritaBersambung, #Cerbung,  #SuamikuJadul, 

VIDEO : 

Bahana Rasu4h Mantan Majistret Tidak Boleh Sebut Huruf "Alif" Selama Seminggu

No comments