KISAH RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAM [79]

<img src=https://fazryan87.blogspot.com".jpg" alt="KISAH RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAM [79]">

KISAH RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAM [79]

  • Serangan Umum

  • Bagian 79


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ  وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُ
هُ

KISAH RASULULLAH  ﷺ صل الله عليه و سلم

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّد

"Allahumma Shalli 'Ala Muhammad"

FORTUNA MEDIA -  Perang tanding tersebut merupakan permulaan yang buruk bagi kaum Musyrikin. Mereka kehilangan tiga Pemimpin sekaligus. Maka meluaplah kemarahan mereka, kemudian menyerang kaum Muslimin secara serentak.

Adapun kaum Muslimin setelah meminta pertolongan kepada Rabb mereka, mengikhlaskan niat kepada-Nya dan merendahkan diri kepada-Nya, mereka menerima serangan dari kaum Musyrikin secara bertubi-tubi, dengan sikap bertahan. Tetapi mereka berhasil memberikan banyak kerugian kepada kaum Musyrikin. Mereka meneriakkan kata-kata "Ahad, Ahad."

Rasulullah ﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam memohon pertolongan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala,

Rasulullah ﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam sendiri sekembalinya dari mengatur barisan, beliau memohon kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, pertolongan yang telah dijanjikan-Nya. Beliau berkata : 

"Wahai Allah, tunaikanlah apa yang telah Engkau janjikan kepada Aku. Wahai Allah Sesungguhnya Aku memohon janji-Mu,"


Ketika perang berkecamuk, 
Rasulullah ﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam  berdoa, 

"Ya Allah, kalau pasukan (kaum muslimin) ini sampai binasa hari ini, Engkau tidak akan di sembah lagi (oleh manusia) Wahai Allah, jika Engkau menghendaki, Engkau tidak di sembah lagi setelah ini."

Rasulullah ﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam, bersungguh-sungguh dalam memohon, sehingga kain selendangnya jatuh dari pundaknya. Kain itu kemudian disampirkan kembali oleh Abu Bakar As Siddiq رضي الله عنه  ke pundak beliau seraya berkata, 

"Wahai Rasulullah, cukuplah permohonanmu kepada Rabbmu."

Kemudian Allah wahyukan kepada para Malaikat-nya 

إِذْ يُوحِي رَبُّكَ إِلَى الْمَلَائِكَةِ أَنِّي مَعَكُمْ فَثَبِّتُوا الَّذِينَ آمَنُوا ۚ سَأُلْقِي فِي قُلُوبِ الَّذِينَ كَفَرُوا الرُّعْبَ فَاضْرِبُوا فَوْقَ الْأَعْنَاقِ وَاضْرِبُوا مِنْهُمْ كُلَّ بَنَانٍ

.."(Ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat: Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkan (pendirian) orang-orang yang telah beriman. Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka ".

Al-Qur'an, Surah Al-Anfal (8:12)

Lalu Allah mewahyukan kepada Nabi-Nya, secara silih berganti, tidak sekaligus.

Juma'at 17 Ramadhan

Seorang pemuka kaum Quraisy bernama Utbah bin Rabi'ah tiba-tiba berpendapat bahwa berperang sekarang tidak ada gunanya. Abu Jahal kembali mengamuk. Ia yang menjuluki Utbah sebagai penakut. Pertengkaran itu terlihat dari jauh oleh Rasulullah ﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam, dan pasukannya. Perlahan keyakinan mereka akan pertolongan Allah semakin kuat. 

Pendapat Utbah bin Rabi'ah dibicarakan secara kilat oleh para pemuka Quraisy. Merasa malu jika mundur setelah berhadapan, para pemimpin Quraisy memutuskan untuk maju bertempur. Apalagi saat itu pasukan Quraisy jauh lebih banyak dengan persenjataan yang jauh lebih kuat. 

Seorang penulis sejarah menyebutkan bahwa saat itu, datanglah Iblis yang menyerupai wajah Suraqah bin Malik, pemimpin Bani Mudlij,  bersama puluhan anak buahnya. 

Iblis berkata kepada para pemuka Quraisy, 

"Jangan takut memerangi Muhammad dan para sahabatnya.  Kalau kamu kalah kami akan membantumu dari arah belakang!"

Tiba-tiba Malaikat Jibril turun dan mendatangi Iblis dengan cepat. Seketika itu juga Suraqah gadungan dan anak buahnya melarikan diri. Seorang Quraisy berteriak hairan, 

" Hendak kemana engkau, hai Suraqah? Bukankah engkau tadi hendak membela kami?" 

"Mengapa engkau sekarang hendak pergi dari sini?" 

"Sudahlah,"  jawab iblis gusar, 

"Aku melihat sesuatu yang tidak kau lihat!"

Setelah itu kedua pasukan pun saling berhadapan. Hari itu hari Juma'at tanggal 17 Ramadhan. Rasulullah ﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam, bersabda, 

"Demi Dia yang memegang hidup Muhammad. Setiap orang yang sekarang bertempur dengan tabah, bertahan mati-matian, terus maju dan pantang mundur, lalu ia gugur, dan Allah akan menempatkannya di dalam Syurga."

Semangat pasukan pun melambung kekuatan Iman yang diberikan Allah melebihi kekuatan apa pun. Walaupun demikian, beberapa orang pahlawan Quraisy menunjukkan keberanian mereka. 

Geram akibat tidak mendapatkan air,  kerana sumur-sumur yang ada telah ditutup oleh kaum Muslimin,  seorang pahlawan Quraisy bernama Aswad bin Abdul Asad Al Makhzumi keluar dari barisan seraya berucap,

"Aku bersumpah demi nama Tuhan.  Akan ku rusak kolam-kolam mereka! Jika tidak dapat melakukannya, lebih baik aku mati!" 

Dengan tangkas Aswad berlari ke kolam kaum Muslimin.

Bilal bin Rabah رضي الله عنه

Di dalam pertempuran sengit itu banyak sekali sesama saudara sedarah harus saling berhadapan. Beberapa orang pasukan Muslim menahan pedangnya agar tidak mengenai saudara-saudara mereka dari pihak Quraisy. Namun beberapa pahlawan yang Imannya telah begitu kuat tidak lagi peduli dengan siapa mereka berhadapan. 

Mereka menyadari, apabila mereka baru melepaskan kesempatan untuk merobohkan musuh di hadapannya. Musuh itu bisa membunuh tentara Islam yang lain. Padahal, saudara Muslim itulah yang seharusnya mereka bela melebihi saudara sedarah.

Umar Bin Khattab رضي الله عنه  berhadapan dengan pamannya sendiri dan berhasil membunuhnya.

Ali Bin Abi Thalib رضي الله عنه berhasil membunuh beberapa orang saudaranya.

Abu Ubaidah bin Jarrah رضي الله عنه berhadapan dengan Ayahnya. Abu Ubaidah mencoba mengingatkan agar Ayahnya pergi menjauh, tapi sang Ayah malah berdiri menghadangnya dengan pedang terhunus. Mereka kemudian bertarung dan Abu Ubaidah رضي الله عنه berhasil mengalahkan Ayahnya sendiri.

Bilal bin Rabah رضي الله عنه menemukan bekas majikannya Umayyah bin Khalaf yang dahulu pernah menyiksanya habis-habisan. 

Bilal bin Rabah رضي الله عنه  mendekat dengan cepat. Melihat mata Bilal yang menatapnya dengan sangat tajam, Umayyah bin Khalaf ketakutan. Kemudian, ia meminta perlindungan seorang sahabat Rasulullah ﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam,  Abdurrahman bin Auf رضي الله عنه.

Di Makkah dulu Abdurrahman bin Auf  رضي الله عنه  adalah sahabat baik Umayyah. Abdurrahman bin Auf  رضي الله عنه  pun melindungi Umayyah dan hendak menjadikannya tawanan perang yang sudah menyerah. Namun, Bilal bin Rabah رضي الله عنه  memprotes sambil berteriak, 

"Saudara-saudara Muslim! ini dia Umayyah bin khalaf, si Gembong kekafiran!"

Orang-orang yang dahulu pernah disiksa Umayyah berlari mendekat. Mereka  memprotes tindakan Abdurrahman bin Aufرضي الله عنه  .

"Tidak akan selamat aku jika Umayyah masih hidup! " demikian tekad kuat Bilal bin Rabah رضي الله عنه

Akhirnya, Umayyah menerima tantangan Bilal bin Rabah رضي الله عنه untuk bertarung, Keduanya bertarung dengan pedang terhunus. Bilal bin Rabah رضي الله عنه  berhasil menusukkan pedangnya ke celah baju besi Umayyah dan mengalahkan dia. [hsz]

Shallu 'alan Nabi...

💐Bersambung ... Semoga Kita Mendapat Barokah Allah 'Azza Wa Jalla.

آمينَ يا رَبَّ الْعلَمِيْنَ ..بَارَكَ اللهُ فِيْك
Editor ; Helmy Network
Ilustrasi Image, Doc, Helmy Network

#kisahrasulullah, #nabimuhammadSAW, #risalahkenabian, #sirahrasulullah,

VIDEO : 

WASPADA!! DAKYAH UNIFICATION CHURCH BERSELINDUNG DIBALIK CHARITY WORK CAMPAIGN AND MORE

No comments