Strategy Oligarki Cukong: Mereka yang Menentukan Siapa Presiden Indonesia
Strategy Oligarki Cukong: Mereka yang Menentukan Siapa Presiden Indonesia
" Dengan penghasilan 500Trillion pertahun, sangat mudah bagi mereka membiayai pemenangan Capres2024 (CalonPresiden2024) sebesar 50Trillion "
FORTUNA MEDIA - KUALA LUMPUR- Pemerhati Ekonomi (Economic Observer) Senior University Indonesia, Faisal Basrie, menilai gerakan politik di Indonesia saat ini erat kaitannya dengan pergerakan di dunia ekonomi.
Dalam hal ini, Faisal Basrie memberi contoh terkait kebijakan larangan eksport batu bara yang kembali dilonggarkan. Padahal kebijakan tersebut telah dibuat pemerintah hingga akhir Januari 2022.
"Kemarin PLN kekurangan batu bara, kemudian eksport dilarang selama sebulan. Baru seminggu, sudah dibolehkan lagi dan diumumkan oleh Luhut Binsar Pandjaitan. Kalau diganggu, langsung mereka (kelompok elite) beraksi," kata Faisal Basrie dalam sebuah seminar yang dipantau secara daring, Selasa (11/1/2022).
Lebih lanjut, Faisal menjelaskan hubungan antara politik dan ekonomi menjadi erat lantaran keduanya sama-sama dikuasai oleh kelompok Elite politik & Mafi4-Mafi4 Oligarki Cukong Cina
Dalam persoalan batu bara misalnya, kata pemerhati ekonomi senior ini, para kelompok elit yang memiliki bisnis usaha dapat leluasa menyisihkan sebagian pendapatannya untuk menggerakan kepentingannya di dunia politik.
"Ekspor batu bara tahun lalu, itu kira-kira 500 triliun pendapatan mereka tahun lalu, mereka (kelompok elite) kasih buat menggerakan roda politiknya 10 persen saja, 50 triliun jadi. Merekalah yang menentukan siapa presiden, merekalah yang menentukan siapa gubernur," jelasnya.
Link; www.kompas.tv/.../respons-ekonom-faisal-basri...
READ MORE;
Praktik Kotor Buzzer Ahoker pada Pilkada Jakarta pada 2017 Silam Terungkap
NANIK S DEYANG: Mereka yang Menentukan Siapa Gubernur & Presidennya
Semalam saya (Naniek D Deyang) tak bisa tidur ada kemarahan yang membuncah, ingin menulis tapi malas ngetiknya akibatnya saya tidak bisa tidur tenang .
Saya susah, penat mikir tentang kartel sawit ( CPO) yng barakibat harga minyak goreng (minyak masak) dalam negeri tinggi, dan pemerintah seperti tidak berdaya. Sudah seminggu lebih pemerintah mengumumkan akan menggrojok (suplay)1,2 miliar liter, tapi sampai sekarang penetrasi itu belum dirasakan rakyat.
Saya makin senewen-giller dan seperti hilang harapan saat pemerhati ekonomi dari University Indonesia, Faisal Basrie mengatakan, bahwa para pengusaha batu bara yang mengeruk dari perut bumi pertiwi itu pendapatannya tiap tahun 500 Triliun!!!! Atau seperempat APBN (state budget) Indonesia. Dan buat mereka (mafia oligarki cukong) sangat kecil kalau hanya mengeluarkan 50 Triliun untuk memenangkan Calon Presiden2024 dan Wakil Presiden yang mereka inginkan.
Hati saya ngilu sengilu -ngilunya, betapa kayanya sebetulnya Indonesia ini. Dari batu bara saja setahun bisa menghasilkan 500 Triliun, tapi hasil bumi dari perut bumi itu tidak dinikmati rakyat Indonesia, kerana yang punya hanya segelintir Konglomerat Cukong Cina. Coba masuk Kas Negara (Wang Perbendaharaan Negara) 10 tahun saja, Indonesia sudah tidak punya hutang Luar Negeri (LN).
Berkali -kali saya memukul kepala saya, kenapa kekayaan alam yang luar biasa itu kok tidak dikelola saja BUMN (Badan Usaha Milik Negara/GLC), biar hasilnya masuk kas negara. Seperti Negara Iran (saya tidak ngomong Syiahnya tapi saya ngomong bagaimana dia mengelola kekayaan alamnya). Di Iran semua kekayaan alam dikelola BUMN .
Tak hairan di tahun 1990-an, Iran meski di embargo sama Amerika dan beberapa sekutu AS, cuek bebek aja,😛 kerana semua kekayaan alamnya dikelola BUMN sehingga kas negaranya gemuk, bahkan hutang luar negerinya 0 (nol/zero).
Bayangkan Iran yang luasnya seuprit dan praktis hanya punya minyak saja sebagai kekayaan alamnya, justri bisa tak punya hutang LN, dan rakyatnya makmur, kerana kekayaan alamnya semua dikelola BUMN.
Lha, Indonesia punya wilayah yang begitu luas, dengan kekayaan alam yang luar biasa melimpah ruah, tiap tahun menghasilkan ribuan triliun cuan(duit) tapi tidak masuk ke perbendaharaan negara, tapi masuk kantong Cina konglomerat m4fia oligarki bisnis.
Dan setelah masuk ke kantong konglomerat cukong, maka sebagian duit itu untik membiayai politik, membiayai Capres2024(Calon Presiden) dan Cawapres(CalonWakilPresiden) yamg mereka kehendaki, membeli parti politik, dan sebaliknya "membunuh" parti yang membahayakan akan jadi dominan. Membiayai pengamat/pemerhati, media, lembagai survei , buzzer dan berbagai lembagai pemerintahan untuk menyokong senario politik mereka dll. Dan begitu terus bertahun-tahun, hingga sebetulnya demokrasi di Indonesia itu sebetulnya tinggal jargon (istilah/slogan) sahaja lagi.
Kembali ke laptop soal batu bara, PLN (Perusahaan Letrik Negara) megap-megap alias tercungap-cungap mahu mati kerana kekurangan batu bara, sementara konglomerat pesta-pora mengekspor batu bara yang sekarang harga nasionalnya memang tinggi.
Kebijakan Presiden Jokowi sebetulnya luar biasa, dengan menyetop kran import (paip import/imported faucet) selama 1 bulan, mungkin Jokowi mahu uji coba reaksi pengusaha, dan benar saja 'Minister All Portfolio' & Political Elite @ Luhut Binsar Pandjaitan yang juga salah satu pemain bisnis batu bara atas nama pemerintah sebagai Meninves (Menteri Investasi) seminggu kemudian membuka kembali kran impot batu bara.
Sebenarnya masih ada cerita yang mengusik hati yaitu soal m4fia-mafi4 perempuan berdarah Cina yang beroperasi di wilayah Kalimantan yang kemarin saat rapat -meeting Menteri ESDM dengan Komisi VII DPR diungkap oleh anggota DPR RI. Mereka bisa menangguk duit trilyun tanpa punya tambang, berarti ini ada pertambangan ilegal. Ahh, entahlah...semalam saya diingatkan oleh teman ..."Dey mereka itu backingnya orang2 kuat nggak tersentuh, gak usah lu tulis deh"....😈
Ah capek dengan negeri ini, m4fia oligarki bisnis mengangkangi, mafia dibacking alat negara (militer),So, sesungguhnya rakyat Indonesia itu dapat apa? Dapat banjirnya, dapat jalan yg rusak, dapat miskinnya, dapat asapnya, dapat bencananya, dapat susahnya mencari kehidupan kerana perekonomiannya bukan makin moncer tapi amblek....Dan rakyat itu, saya dan majority dari 280 juta jiwa penduduk Indonesia.😰
Maka saya bawa kegundahan hati menuju gunung Sumbing, air mata rasanya makin sulit diajak kompromi saat saya menyeruput Chinamon , namun tiba-tiba saya mendengar keluhan petani kol/kubis bahwa harganya jatuh hanya 2000 rupiah/Kg, dan buncis hanya 3000 rupiah/kg.
Pahit bangetttt menjadi rakyat di Indonesia ini ya...yang besar mengeruk ratusan trilyun dengan mengendalikan politik, tetapi petani selalu dapat jebloknya. Coba kalau kubis cuman 2000/kg, buncis 3000/ kg, terus harga minyak goreng 20 ribu/liter, ayam 40/kg, gula 14 ribu/kg, Jadi rakyat makan apa dari yang dihasilkan? Makan angin ðŸ˜ðŸ˜
Padahal harga pupuk/baja non subsidi naik 100 persen, kerana lagi-lagi pemain pupuk non subsidi kakaknya menteri, yang juga pemain batu bara terbesar kedua di Indonesia.
Akhirnya Chinamon yang jadi andalan cafe Janji Hati Nepal van Java, saya biarkan dingin , sedingin hati saya yg merasakan luar biasa kesedihan. Quo vadis Indonesia?
READ MORE:
Strategy China Dan Singapura, Untuk Menguasai Politik Dan Ekonomi Indonesia
Article adaptation by Nanik S Deyang (eks wartawan senior)
Editor ; Helmy Network
Ilustrasi Image, Doc, Helmy Network
#articlereview, #featured, #buzzer, #indonesianpolitics, #analysis, #newspolitics, #conspiracyarchive,
VIDEO :
No comments
Post a Comment