KISAH RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAM [59]
KISAH RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAM [59]
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
KISAH RASULULLAHﷺ صل الله عليه و سلم
Bagian-59
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّد
"Allahumma Shalli 'Ala Muhammad"
Umar dan Hamzah Hijrah
FORTUNA MEDIA - Akhirnya berangkatlah kaum Muslimin secara berangsur-angsur.
Yang tinggal di Makkah saat itu hanyalah Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam, Abu Bakar Radhiallahu 'Anhu, Ali bin Abi Thalib Karamallahu Wajhah, Hamzah Radhiallahu 'Anhu, Umar bin Khattab Radhiallahu 'Anhu, dan beberapa segelintir orang yang tidak menemukan cara untuk meloloskan diri. Ketika Abu Bakar Radhiallahu 'Anhu meminta izin untuk berhijrah, Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam menjawab, "Jangan tergesa-gesa, mungkin saja Allah memerintahkan Aku berhijrah dengan disertai seorang kawan."
Akhirnya, Hamzah pun berangkat bersama beberapa orang. Namun, beda dengan saudara-saudara Muslimnya yang berangkat dengan sembunyi-sembunyi. Hamzah bin Abdul Mutthalib Radhiallahu 'Anhu berangkat terang-terangan sambil menyandang pedang. Sorot matanya seolah-olah berkata,
"Siapa pun yang berani mencegahku pergi, akan menghadapi tebasan pedang!"
Melihat sorot mata itu, tidak seorang Quraisy pun yang berani bertanya-tanya.
Setelah itu, Umar bin Khattab Radhiallahu 'Anhu pun menyusul. Ia pergi bersama beberapa orang lemah dan miskin yang tidak mungkin dibiarkan pergi jika dikawal seorang pelindung yang disegani Quraisy.
Sambil menyandang pedang, meletakkan busurnya di pinggang. Umar bin Khattab Radhiallahu 'Anhu pergi melewati Ka'bah. Tangannya menggenggam anak-anak panah. Di hadapan para pembesar Quraisy yang sedang duduk-duduk disitu, ia berkata,
"Siapa di antara kalian yang ingin Ibunya merasakan kematian anaknya, yang ingin anaknya menjadi yatim, dan Istrinya menjadi janda, temuilah aku di belakang lembah ini."
Namun, tidak seorang pun beranjak memenuhi tantangan itu. Melihat tantangannya tidak terjawab, Umar bin Khattab Radhiallahu 'Anhu melompat ke atas kuda dan pergi memimpin rombongan hijrah. Kepergiannya diikuti tatapan penuh rasa takut sekaligus benci orang-orang yang memusuhi Islam.
Kini, tinggallah Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam, Abu Bakar Radhiallahu 'Anhu, dan Ali bin Abu Thalib yang belum berhijrah. Melihat Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam sendirian, para pemuka Quraisy merencanakan sesuatu yang jahat untuk mencelakakan beliau.
Quraisy Mengincar Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam
Pada sebuah pertemuan bernama Darun Nadwah, para pemimpin Quraisy berkumpul untuk menentukan sikap terhadap Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
"Sudah berkali-kali kita membicarakan kepergian Muhammad dan pengikutnya ke Yatsrib, tetapi sampai saat ini tidak ada satu pun tindakan yang bisa kita lakukan!" ujar seseorang.
"Betul, padahal persoalan ini begitu gawat buat kita. Sadarilah oleh kalian, jika Muhammad dan pengikutnya berkumpul di Yatsrib, suatu saat bisa saja mereka datang ke sini untuk menyerang kita!"
"Dan kafilah-kafilah dagang kita!" jerit yang lain. "Kafilah-kafilah dagang kita harus melalui daerah pinggiran Yatsrib untuk bisa sampai ke Negeri Syam! Apa jadinya jika perdagangan kita mereka tutup? Kita akan kelaparan dan menderita! Persis seperti kita mengurung Muhammad dan keluarganya selama beberapa tahun di Syi'ib Abu Thalib!"
Semua orang bergidik ngeri membayangkan kemungkinan itu. Sejenak tidak seorang pun tahu harus berkata apa. Sampai akhirnya, seseorang memecahkan keheningan,
"Kita harus segera bertindak! Kemukakan usul kalian tentang apa yang harus kita lakukan!"
"Masukkan dia dalam kurungan besi dan tutup pintunya rapat-rapat, kemudian kita awasi, biar dia mengalami nasib seperti penyair-penyair semacamnya sebelum dia, seperti Zuhair dan Nabighah!"
Namun pendapat ini tidak mendapat dukungan yang lain.
"Kita usir dia! Buang saja dia keluar Makkah!"
Namun, nanti dia bisa bergabung dengan pengikutnya di Yatsrib!"
Akhirnya mereka menyetujui usul Abu Jahal yang sangat kejam,
"Kita ambil seorang anak muda yang tangguh dan terpandang dari setiap suku. Kemudian suruh mereka menusuk Muhammad secara bersama-sama dengan pedang-pedang yang telah diasah setajam mungkin. Bani Abdu Manaf dan Bani Hasyim tidak akan bisa membalas kematian Muhammad kerana seluruh suku di sini terlibat pembunuhan itu! Paling-paling kita hanya harus membayar ganti rugi yang bisa kita tanggung bersama-sama!"
Persiapan Hijrah Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam
Pada hari dilaksanakannya rapat untuk membunuh Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Malaikat Jibril turun dan menyampaikan firman Allah yang membongkar rencana Quraisy tersebut. Setelah itu, Jibril berkata,
"Ya Rasulullah! Jangan Anda tidur malam ini di atas tempat tidur yang biasa, sesungguhnya Allah menyuruh Anda agar berangkat hijrah ke Yatsrib."
Jibril juga menyampaikan bahwa kawan hijrah Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam adalah Abu Bakar Radhiallahu 'Anhu. Setelah mendengar perintah tersebut, tanpa membuang waktu lagi, Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam pergi ke rumah Abu Bakar Radhiallahu 'Anhu.
Saat itu, tengah hari. Panas matahari terasa membakar kepala. Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam, berjalan sambil menutup muka dan kepala. Begitu tiba di depan rumah Abu Bakar Radhiallahu 'Anhu, beliau segera memanggil-manggil sahabatnya itu.
Abu Bakar Radhiallahu 'Anhu terkejut,
"Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam, sampai memerlukan datang di tengah panas yang amat menyengat begini, pasti ada sesuatu yang penting."
Tergesa-gesa Abu Bakar Radhiallahu 'Anhu keluar menyambut Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan menyilakan beliau masuk. Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam duduk dan berkata,
"Allah telah mengizinkan Aku keluar dan hijrah."
Dengan hati berdebar dan penuh harap, Abu Bakar bertanya,
"Berkawan dengan ..... saya ya Rasulullah?"
Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam tersenyum, " Ya dengan izin Allah."
Saat itu juga, Abu Bakar Radhiallahu 'Anhu menangis kerana begitu bahagia. Sudah berbulan-bulan lamanya ia berharap agar Allah memberinya kehormatan untuk menemani hijrah Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Saat ini, impiannya itu menjadi kenyataan.
Abu Bakar bangkit dan menunjukkan dua ekor unta yang sangat bagus,
"Ya Rasulullah ambillah salah satu dari kedua ekor unta ini untuk kendaraan Tuan."
Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam kemudian memilih seekor unta dan beliau namakan Al-Qushwa. Abu Bakar Radhiallahu 'Anhu segera berkemas. Beliau memerintahkan kedua putrinya, yaitu Aisyah Radhiallahu 'Anha dan Asma Radhiallahu 'Anha, untuk membantu menyiapkan bekal.
Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam cepat-cepat kembali ke rumah dan memanggil Ali bin Abi Thalib Karamallahu Wajhah. Beliau berpesan agar Ali mengembalikan semua barang orang-orang yang sebelumnya dititipkan kepada Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
Pemandu
Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan Abu Bakar Radhiallahu 'Anhu menyewa seorang pemandu atau penunjuk jalan bernama Abdullah bin Uraiqith. Ia termasuk orang Quraisy yang tinggal di luar kota Makkah. Ia hafal benar jalan-jalan dan situasi di daerah itu. Ia masih seorang musyrik, tetapi dapat dipercaya.
Daya Tahan Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam
Hijrah menandai berakhirnya periode Makkah dalam dakwah Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam Selama 13 tahun berdakwah di Makkah, Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam telah menunjukkan daya tahan, kesabaran, dan ketabahan yang luar biasa. Baginda menerima semua perlakuan buruk orang kafir selama bertahun-tahun tanpa amarah, apalagi hingga patah semangat.[hsz]
Shallu 'alan Nabi...
💐Bersambung ... Semoga Kita Mendapat Barokah Allah 'Azza Wa Jalla.
آمينَ يا رَبَّ الْعلَمِيْنَ ..بَارَكَ اللهُ فِيْك
Editor ; Helmy Network
Ilustrasi Image, Doc, Helmy Network
Follow me at;⭐
twitter.com/romyschneider
facebook.com/romyschneider
linkedin.com/in/helmy-network
pinterest.com/ryanschneider
#kisahrasulullah, #nabimuhammadSAW, #risalahkenabian, #sirahrasulullah,
VIDEO:
No comments
Post a Comment