KISAH RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAM [60]
KISAH RASULULLAH SHALLALLAAHU 'ALAIHI WA SALLAM [60]
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
KISAH RASULULLAHﷺ صل الله عليه و سلم
Bagian-60
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّد
"Allahumma Shalli 'Ala Muhammad"
Dikepung
FORTUNA MEDIA - Abu Bakar Radhiallahu 'Anhu berpesan kepada putranya, Abdullah, agar setiap hari mendengarkan rencana-rencana Quraisy saat mereka tahu Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam telah berangkat hijrah:
"Abdullah, setiap petang pergilah ke Gua Tsur tempat Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan aku bersembunyi. Ajaklah adikmu, Asma. Suruh ia membawa makanan untuk kami."
Abu Bakar juga menugasi pembantunya, Amir bin Fuhaira, agar menggembalakan kambing-kambingnya di dekat Gua Tsur selama Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan Abu Bakar Radhiallahu 'Anhu sembunyi di situ. Amir bertugas memerah susu kambing untuk minum Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan Abu Bakar Radhiallahu 'Anhu , sekaligus memberi peringatan jika orang-orang Quraisy itu mendekat.
Malam pun tiba, Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam telah besiap-siap. Beaginda Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam meminta Ali bin Abu Thalib Karamallahu Wajhah untuk tidur di atas tempat tidur beliau dan menggunakan selimut yang biasa baginda kenakan.
Kemudian, datanglah para pembunuh ke rumah Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Mereka adalah para pemuda kekar yang berasal dari berbagai kabilah. Pembunuh-pembunuh itu bersenjata lengkap dan mengepung rumah Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam dari segala penjuru: depan, belakang, dan samping. Disertai para ketua kabilah, jumlah semuanya hampir seratus orang. Tampaknya tidak ada celah sedikit pun untuk meloloskan diri.
Menurut sebuah riwayat, salah seorang dari mereka mengintai ke dalam rumah Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam dengan memanjat. Konon, setiap kali ia memanjat, terdengarlah suara tangis seorang anak perempuan. Orang itu pun segera turun. Begitulah yang terjadi berkali-kali.
Menurut adat kesopanan kaum Quraisy, terhinalah seorang ksatria yang memasuki rumah orang yang akan dibunuhnya dan hinalah seorang ksatria yang sampai merusak keamanan seorang perempuan. Anak perempuan tadi adalah seorang keluarga Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam yang terbangun dari tidurnya.
Demikianlah, para pembunuh terus berusaha mengintai untuk memastikan apakah Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam masih berada di rumah atau tidak. Ketika melihat Ali bin Abu Thalib yang tidur dengan berselimut, mereka menyangka itu adalah Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Dengan demikian, tenanglah mereka.
Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam Meloloskan Diri
Ketika saatnya tiba, Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam keluar rumah dengan sangat perlahan. Beliau mengambil segenggam pasir dan menaburkannya ke kepala para pengepung sambil membaca doa. Dengan pertolongan Allah, para pengepung itu tidak dapat melihat Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam ke luar rumah. Bahkan semuanya jadi mengantuk dan tertidur. Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam pun pergi.
Tidak lama kemudian, Abu Bakar Radhiallahu 'Anhu datang. Setelah tahu apa yang terjadi, Abu Bakar Radhiallahu 'Anhu segera menyusul Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan berhasil menemui beliau di tengah perjalanan menuju Gua Tsur.
Pagi hampir tiba ketika tiba-tiba muncul seorang lelaki tua yang tidak seorang pun pernah melihatnya. Orang tua itu berseru nyaring untuk membangunkan para pengepung, "Hai orang banyak! Kamu semua di sini sedang menunggu apa? Mengapa kalian tertidur demikian pulas?"
"Kami sedang menunggu Muhammad! Bukankah ia masih tidur di dalam!"
Orang itu menggeleng-geleng,
"Kasihan .... kasihan .... kasihan sekali kalian! Muhammad sudah pergi dari tadi setelah menaburkan pasir di kepala kalian!"
Para pemuda gagah itu bangkit, sambil membersihkan pasir di kepala mereka,
"Aduh, pasir di kepala kita! Sungguh keterlaluan! Keterlaluan!"
Salah seorang dengan gemas menggedor-gedor pintu rumah Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam. "Muhammad! Muhammad! Muhammad!"
Mereka kemudian menyerbu masuk dengan pedang terhunus. Hanya dalam waktu beberapa detik, mereka mengelilingi tempat tidur Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
Dengan kasar, selimut ditarik dan pedang-pedang terangkat siap untuk dihujamkan. Namun, Ali bin Abu Thalib yang tidur di tempat Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam itu segera melompat bangun dan siap menghadapi maut.
Wajah para pemuda itu membeku pucat melihat bukan Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam yang berbaring.
"Mana Muhammad?" hardik mereka kasar.
"Aku tidak tahu!" jawab Ali bin Abu Thalib.
Para pemuda itu kemudian menggiring Ali bin Abu Thalib ke dekat Ka'bah. Di sana mereka memukul, menendang, dan menampar wajah beliau. Namun, Ali lebih baik mati daripada mengatakan di mana Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam berada. Dengan putus asa, mereka pun melepaskan Ali bin Abu Thalib yang telah bertahan demikian berani.
Di Gua Tsur
Saat itu Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan Abu Bakar Radhiallahu 'Anhu tiba di Gua Tsur. Selama berjalan, Abu Bakar sebentar-sebentar melangkah di depan Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam, lalu disamping, kemudian pindah ke belakang. Demikian berulang-ulang.
"Abu Bakar, saya tidak mengerti perbuatanmu ini?" ucap Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
"Ya Rasulullah, saya takut kita diikuti pengintai. Untuk mengelabuhi mereka, saya berpindah-pindah berjalan di dekat Anda."
Saat itu Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam berjalan dengan kaki telanjang. Padahal beliau tidak biasa berjalan tanpa alas kaki. Akibatnya, kaki Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallamdipenuhi luka. Tiba di Gua Tsur, Abu Bakar meminta Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam menunggu sebentar di luar. Abu Bakar Radhiallahu 'Anhu tahu Gua Tsur banyak dihuni binatang-binatang liar, buas, dan berbisa seperti ular dan kalajengking. Tidak seorang manusia pun berani masuk ke dalamnya.
Abu Bakar pun masuk dan membersihkan gua tanpa menghiraukan bahaya yang mengancam. Ia merobek pakaiannya secarik demi secarik untuk menutup semua lubang yang terlihat. Setelah itu, dengan pakaian terkoyak-koyak, ia menyingkirkan batu-batu. Mendadak seekor ular yang bersembunyi di balik bebatuan itu menggigit kakinya dengan keras. Sakit sekali bekas gigitan itu seperti hendak meledakkan kepalanya. Namun, Abu Bakar Radhiallahu 'Anhu menahan rasa sakit itu dan terus bekerja tanpa bersuara.
Setelah selesai, Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam pun masuk. Demikian lelahnya beliau hingga tertidur dengan meletakkan kepala di pangkuan Abu Bakar Radhiallahu 'Anhu. Saat itu, rasa sakit bekas gigitan ular semakin terasa menyengat sampai-sampai air mata Abu Bakar menetes-netes. Setitik air mata itu menetes di muka Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Beliau bangun dengan terkejut.
"Mengapa engkau menangis wahai Abu Bakar?"
"Saya digigit ular, ya Rasulullah."
"Oh, mengapa tidak engkau katakan dari tadi?"
"Saya takut membangunkan engkau."
Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam memeriksa luka Abu Bakar Radhiallahu 'Anhu dan mengusapnya. Seketika itu juga, bengkak dan rasa sakitnya lenyap. Kemudian, Rasulullahﷺ Shallallahu 'Alaihi Wasallam bertanya,
"Kemana pakaianmu?"
Abu Bakar menceritakan semua yang terjadi. Rasulullah terharu. Beliau pun berdoa, "Ya Allah, letakkan Abu Bakar kelak pada hari Kiamat pada derajatku!" [hsz]
Shallu 'alan Nabi...
💐Bersambung ... Semoga Kita Mendapat Barokah Allah 'Azza Wa Jalla.
آمينَ يا رَبَّ الْعلَمِيْنَ ..بَارَكَ اللهُ فِيْك
Editor ; Helmy Network
Ilustrasi Image, Doc, Helmy Network
Follow me at;⭐
twitter.com/romyschneider
facebook.com/romyschneider
linkedin.com/in/helmy-network
pinterest.com/ryanschneider
#kisahrasulullah, #nabimuhammadSAW, #risalahkenabian, #sirahrasulullah,
VIDEO:
No comments
Post a Comment